Konstelasi politik lokal Jakarta beberapa waktu lalu sebelum berlangsungnya Pilkada begitu menyedot perhatian khalayak, bukan sekadar penduduk Jakarta, tetapi seantero Nusantara. Tidak saja sebatas di Jakarta, berbagai isu dan perang kata-kata bermunculan dari daerah lainya menanggapi berbagai permasalahan yang berkembang, terutama gulat argumentasi antarkubu, baik pendukung maupun kandidat untuk mencuri hati pemilih.
Menjelang pencoblosan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, perang pun makin massif terjadi di berbagai sudut kota Jakarta. Situasi tak terkendali begitu terasa antardua kubu apalagi setelah Pilkada DKI Jakarta putara kedua, yang pada waktu itu hanya tersisa dua kandidat kuat Basuki Tjahaja Purnama-Saiful Djarot versus Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Adalah Fahira Idris, senator yang lahir di Jakarta pada 20 Maret 1968 itu dengan kekhawatiran yang mendalam terkait adanya kecurangan pada saat pencoblosan putaran kedua, membentuk sebuah organisasi kemasyarakatan alias ormas bernama Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) dan dikukuhkan pada Minggu, 13 Agustus 2017 dalam sebuah seremoni.
Menurut Fahira, keberadan Bang Japar tak lain untuk mewakili masyarakat Betawi dan memberikan pengawalan pada prosesn Pilkada putaran kedua DKI Jakarta. Dari sini terlihat semangat "kesukuan" (Betawi) di saat Jakarta telah menjadi melting pot budaya dari beragam ras.
"Dulu 'kan putaran pertama saya lihat banyak keganjilan, jadi saya pikir perlu dikawal prosesnya. Oleh siapa? Sama jawara saja biar orang enggak berani macam-macam," kata Ketua Umum Bang Japar Fahira Idris seperti ditulis Kompas.com.
Fahira mengatakan, hingga saat ini terdapat 5.000 anggota Bang Japar. Setelah Pilkada usai, kelompok masyarakat itu urung dibubarkan. Namun, kata Fahira, Bang Japar akan diberikan tugas untuk mengawal Anies-Sandi dan memberikan berbagai pelatihan kepada anggotanya, serta menjadi duta bagi kebudayan Betawi.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam sebuah media mengatakan, pembentukan dan pengukuhan Bang Japar bertujuan untuk memajukan Jakarta dan memberikan kebahagiaan bagi penduduknya. "Kalau masih ada yang ngomongin pilkada suruh ganti kalender," kata Anies saat pengukuhan pengurus ormas Bang Japar yang dilaksanakan di Universitas Trilogi, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu 13 Agustus 2017.
Meskipun begitu, Anies berharap kepada semua pihak agar tidak mengaitkan pengukuhan Bang Japar dengan proses Pilkada sebelumnya.
PepNews.com melacak berbagai pendapat yang kemudian bergulir dalam komentar para warganet, misalnya komentar terkait belum apa-apa, Ketua Bang Japar Fahira Idris minta ‘meja’ di Balai Kota.
Salah satu tanggapan dari warganet, Nur Buat, yang di siarkan Kompas.com mengatakan, satu persatu pendukung Anies-Sandi mulai meminta jatah dan menangih janji, seperti yang dilakukan ketua Bang Japar, Fahira Idris kepada Wakil Gubernur terpilih Sandiaga Uno dengan mengajukan permintaan membuka “warung hukum” bagi ormas Bang Japar.
“Satu persatu pendukung mulai meminta jatah dan menagih janji, barisan sakit hati yang selama Ahok memimpin bersembunyi kini mulai keluar dari got dan meminta jatah kue yang terhidang di atas meja. Selamat bertugas Mas Anies dan Bang Saandi... pasti nanti ada tanggapan,” kata dia.
Tak sampai di situ, Fahira juga meminta kepada Sandiaga Uno agar ormas Bang Japar dimasukkan dalam setiap program pemerintah DKI Jakarta. Program yang dimaksud adalah program OKE OCE. "Kami mohon dukungan Pak Wagub lewat program OK OCE, mudah-mudahan 'Bang Japar' bisa dapat programnya,” Kata dia.
Komentar lain juga datang dari warganet. Akun Four Man dengan lugas dan kesal menulis, “Pemerintah dikuasi ormas. Gw kagak rela bayar pajak!!!” atau tanggapan yang bernada satire dari Al Ifan, “Harus dikasih, kan pendukung setia. Dikasih gaji, mobil dan rumah dinas bila perlu,” tulisnya.
Meskipun tujuan awal pembentukan ormas Bang Japar dengan maksud diperbantukan untuk mengawal pemungutan suara (TPS) guna tak terjadi aksi premanisme saat pencoblosan seperti kasus viralnya Iwan Bopenk, tetap saja sebenarnya tindakan dukungan kepada ormas Bang Japar tidak seharusnya berlebihan.
Sebab, jika hari ini minta ‘meja’ berhasil terkabul, eh ke depannya jangan-jangan posisi yang lebih dari sekadar 'meja' pun diminta lagi. Wah, jangan-jangan urusan moral warga Jakarta seperti judi, narkoba, sampai keamanan diserahkan pula kepada Bang Japar.
Negara gak bisa dimain-mainin gitu, Coy!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews