Merosotnya elektabilitas partai tua Golkar memang tak dapat dipungkiri. Masyarakat tentu punya penilaian masing-masing terhadap keputusan untuk kembali memilih atau tidak partai yang dibawah mantan Ketua Umum Setya Novanto babak belur dihajar kasus dugaan korupsi KTP Elektronik.
Sejak Novanto ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, kekisruhan semakin memuncak. Kali ini, jabatan kosong partai Golkar menjadi pertaruhan sengit antara anggota di dalamnya. Posisi itu tentu diincar banyak kalangan. Tercatat, ada beberapa nama yang kemudian meluncur bebas untuk menduduki posisi Ketua Umum yakni Airlangga Hartarto, Idrus Marham, Titiek Soeharto, dan lainnya.
[irp posts="5893" name="Airlangga Hartarto, Ketua Umum Baru Partai Golkar!"]
Apakah nama-nama ini kemudian nanti akan menjawab kekhawatiran akar rumput akan integritas Golkar? Atau, apakah akan bakalan terjadi drama yang lebih menakutkan di tubuh Golkar kedepan? Kita tidak tahu. Sebab, posisi Ketua Umum sebagaiman diputuskan dalam rapat pleno beberapa waktu lalu yang menunjuk Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum bisa saja berubah saat Musyawarah Luar Biasa (Munaslub)
Atas kekisruhan itu pula, partai Golkar yang awalnya mendapat pemilih luar biasa banyak harus puas disalip Partai asuhan Prabowo Subianto, Gerindra. Hal itu terbukti dari hasil survei yang dilaksanakan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 1-14 November 2017.
Hasilnya, Golkar berada pada posisi kedua dengan perolehan suara 11,2 persen disalip Gerindra yang mendapatkan suara 13,0 persen atau pada posisi pertama. "Pertama kalinya dalam sejarah, Golkar terancam terlempar ke urutan ketiga," kata peneliti LSI Ardian Sopa, seperti dikutip Kompas.com di Jakarta, Kamis 14 Desember 2017 kemarin.
Ardian mengatakan, hasil survei yang membuat Golkar berada pada posisi kedua itu jelas sebuah ancaman. Sebab, kata dia, partai Golkar itu selalu berada pada peringkat pertama atau kedua dalam pemilu. Ia mencontohkan, misalnya pada pemilu 2014 lalu, Golkar masih menduduki peringkat kedua dengan perolehan suara yang didapat 14,75 persen. "Kalau tak ada perubahan, Golkar bisa terus merosot ke urutan ke-4 atau ke-5," kata dia.
Menanggapi naiknya elektabilitas Gerindra mengalahkan Golkar, Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid mengatakan hal tersebut adalah kewajaran. Menurutnya, naiknya elektabilitas partainya tersebut adalah akibat dari efek elektoral akibat kisruh internal Partai Golkar.
"Kami turut prihatin dengan apa yang terjadi di Golkar dan kami percaya Golkar akan segera menyelesaikannya. Bahwa dengan peristiwa di Golkar tersebut partai-partai di luar Golkar seperti Gerindra mendapatkan advantage ya suatu hal yang wajar," kata Sodik pada media yang sama, Jumat 15 Desember 2017.
[irp posts="2765" name="Gerindra-PKS Berjodoh di Jabar, Prabowo Ingin Ulang Sukses Pilkada DKI"]
Namun, kata Wakil Ketua Komisi VIII itu, naiknya elektabilitas Gerindra juga karena ada beberapa faktor lain. Salah satunya disebabkan kecerdasan dan kedewasaan masyarakat dalam melihat kinerja partai.
Disamping itu, ada pula dukungan teknologi informasi yang memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan akses secara luas baik dalam menerima informasi dan menyampaikannya. "Kinerja Gerindra yang dinilai sebagai partai yang komit terhadap harapan dan aspirasi rakyat," kata dia.
Oleh karena itu, tambahnya, Gerindra saat ini telah menyusun sejumlah strategi guna mempertahankan kepercayaan masyarakat. Apalagi hasil tersebut juga pernah diraih oleh partainya dalam lembaga survei lainnya.
Untuk itu pula, Sodik menegaskan bahwa Gerindra akan terus melakukan konsolidasi dan menjaganya kader serta partainya agar tak terjerat hukum, salah satunya adalah kasus korupsi dan memperjuangkan aspirasi masyarakat. "Serta terus bersilahturahmi dan berkomununikasi secara optimum dengan rakyat," kata dia.
Hal senada juga diungkap Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon. Dia mengatakan dengan hasil tersebut, tentu partainya akan terus bekerja keras guna mencapai target pada pemilu.
"Terutama di daerah-daerah yang kami merasa masih lemah, akan kami perbaiki. Di daerah yang kuat akan kami pertahankan," tutur Fadli.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews