Redefinisi Frasa "Destinasi Wisata"

Inilah yang perlu dicermati, sehingga anggaran pariwisata pemerintah dan daerah terkait juga mencakup peningkatan kualitas dan kemampuan penduduk lokal selama proses wisata.

Sabtu, 25 April 2020 | 08:28 WIB
0
333
Redefinisi Frasa "Destinasi Wisata"
Photo by Hobi industri on Unsplash

Di usia 57 tahun ini saya melihat banyak kata dan frasa yang perlu di definisi uang. Termasuk frasa "destinasi wisata" yang mungkin selama ini diartikan sebatas obyek wisata atau tujuan wisata.

Contohnya kalau kita ingin ke Pantai Carita atau ke Pulau Batam atau ke pemandian alam Ciater atau ke Danau Toba maka destinasi wisatanya adalah nama-nama daerah tujuan ditambah obyek wisata yang ada disekitar area tersebut. Tentu pengertian ini sangat terbatas dan membatasi.

TIdak dapat dipungkiri salah satu dampak positif dari pariwisata adalah dampak ekonomi masyarakat dan pendapatan daerah sekitar. Peningkatan ekonomi harusnya diikuti oleh perbaikan kualitas hidup penduduk lokal dalam jangka panjang yang pada akhirnya akan membuat sebuah destinasi wisata menjadi sustainable.

Juga kualitas lingkungan secara umum akan meningkat sehingga sepanjang perjalanan, dalam proses menuju destinasi wisata tertentu para turis benar-benar dapat menikmati dan merasa nyaman dan aman.

Sehingga bukan saja destinasi wisatanya yang berkesan namun proses wisatanya juga berkesan. Jangan lupa para turis pasti membandingkan (alam bawah sadar) antara satu kota dengan kota lain, satu negara dengan negara lain. Jangan lupa juga para turis perlu diupayakan agar "selalu ingin kembali" ke daerah tersebut. Seperti kita, mungkin, ingin kembali ke Singapura, Tokyo atau Bali.

Data www.worldatlas.com menunjukkan kita belum bisa bersaing bahkan dengan Thailand dalam jumlah kunjungan turis padahal luas negara kita dan destinasi wisata kita pasti lebih banyak. Nah disini letak tantangannya.

China - 63 million visitors.
Italy - 62 million visitors. ...
Turkey - 46 million visitors. ...
Mexico - 41 million visitors. ...
Germany - 39 million visitors. ...
Thailand - 38 million visitors. ...
United Kingdom - 36 million visitors. ...

Sebagai konsultan dan trainer manajemen dan analisa bisnis, saya merasa kita perlu mencari akar persoalan secara case-by-case per destinasi wisata misalnya dengan menggunakan massive survey dan Diagram Pareto dan Diagram Ishikawa maupun metode lainnya yang lebih canggih termasuk data analytic

Namun kita juga harus berani meredefinisi frasa "destinasi wisata" menjadi lebih luas dan mencakup "persepsi dan perasaan sepanjang proses wisata" mulai dari saat mendarat di bandara, menunggu taksi, memesan makan, belanja, membeli suvenir, berkomunikasi dengan penduduk lokal, proses imigrasi, kebersihan, memerlukan informasi, saat darurat, sampai saat kembali ke negara / kota asal.

Inilah yang perlu dicermati. Sehingga anggaran pariwisata pemerintah dan daerah terkait juga mencakup peningkatan kualitas dan kemampuan penduduk lokal selama proses wisata berlangsung.

Nah semoga tulisan saya tidak terlalu panjang dan lebih baik dilanjutkan pada tulisan lain.

Serpong, 25/4/2020

***

Dana Persada