Lesson learned: Berbuat baik kepada sesama boleh-boleh saja tapi tetap berhati-hati dan jangan terlalu percaya kepada orang asing.
Don't be so innocent
London adalah kota kedua di Eropa yang aku kunjungi setelah Paris, ketika aku mengunjungi London saat itu aku masih sangat belia, saking lugu nya aku menggangap semua orang itu baik so saat pertama kali landing di Heathrow airport rasanya campur aduk antara senang dan tak tahan untuk memulai adventure
Berangkat dari Jakarta menggunakan maskapai favourite aku transit di Dubai dan tiba di Heathrow siang hari. Antrian imigrasi lumayan panjang membuat aku memperhatikan sekeliling, di depan aku berdiri pria dari berkulit hitam sepertinya dari Nigeria yang awalnya tidak menjadi perhatian aku sampai akhirnya dia bertingkah agak sedikit aneh, dia berdiri dengan tangan dan kaki gerak-gerak seperti orang kebelet pipis,
Lalu aku tanya ke dia “ is everything alright with you”?
Dia bilang mau ke toilet tapi dia galau karena dia tidak mau kembali ngantri dari awal sekembalinya dari toilet, lalu dia bilang “ bolehkah dia titip tas nya sampai dia kembali dari toilet” lalu aku bilang “ sure, no worries, take your time”
Karena sudah di kasih amanat aku pegang terus tas tersebut yang berupa tas koper ukuran sedang, sampai lah aku di immigration desk, tiba-tiba disamping aku ada seekor anjing besar hitam yang mengigit-gigit tas pria tersebut, saat itu aku belum mengerti, sampai akhirnya ada dua Police officer yang minta aku untuk ikut mereka ke salah satu ruangan.
Selama aku di interogasi didalam ruangan tersebut ada 6 orang lebih dan mereka bulak balik keluar masuk, aku masih belum mengerti apa-apa, ditanya macam-macam termasuk tas yang aku pegang itu, pertanyaan tentang tas di ulang berkali-kali dan jawaban aku tetap sama, tas itu milik pria Nigeria yang berdiri di depan aku dan saat ini dia lagi ke toilet. Aku diperiksa hampir 4 jam , saat di interogasi mereka sih cukup ramah dan sopan bahkan aku ditawarin minum, tapi tetap saja 4 jam di tanya macam-macam membuat aku pusing kepala juga
Tak lama kemudian one of the policeman asked me “ do you know what is inside the bag?”, I said “ No”,
Si Pak Polisi bilang tas tersebut isi nya full heroin, ketika mendengar informasi itu reaksi aku biasa saja, aku juga bingung kenapa ko biasa saja harusnya kan panik ya, mungkin karena aku tidak familiar dengan segala macam narkotika dan aku yakin tidak salah.
Salah satu dari Pak Polisi itu bahkan tertawa melihat reaksi aku yang “biasa banget”, one an officer explained why they had decided to finally release me, dia bilang setelah mereka investigate dari beberapa kamera mereka yakin dan percaya bahwa tas tersebut memang bukan punya aku.
Pak Polisi itu bilang bilang be careful and next time don’t be so naïve, life is not as simple as you seems.
Sejak itu beberapa kali aku mengalami kejadian yang hampir serupa di Colombia dan di Cuba saat mereka meminta tolong untuk titip tas aku langsung pergi jauh-jauh dari mereka.
Setiap kali aku traveling aku memang senang menolong sesama karena mereka pun sering menolong aku, pengalaman ini adalah satu dari sekian banyak pengalaman aku menolong orang saat traveling yang nyaris membawa aku ke penjara, untungnya ada silent witness kamera.
When I was traveling I feel like I have a responsibility to help those around me and I hope others to do the same and I know I’ve done something right
Lesson learned: Berbuat baik kepada sesama boleh-boleh saja tapi tetap berhati-hati dan jangan terlalu percaya kepada orang asing.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews