Oh, London

Lesson learned: Berbuat baik kepada sesama boleh-boleh saja tapi tetap berhati-hati dan jangan terlalu percaya kepada orang asing.

Rabu, 25 September 2019 | 20:54 WIB
0
556
Oh, London
The red telephone box, London

Don't be so innocent

London adalah kota kedua di Eropa yang aku kunjungi setelah Paris,  ketika aku mengunjungi London saat itu aku masih sangat belia, saking lugu nya aku menggangap semua orang itu baik so saat pertama kali landing di Heathrow airport rasanya campur aduk antara senang dan tak tahan untuk  memulai adventure

Berangkat dari Jakarta menggunakan maskapai favourite aku transit di Dubai  dan tiba di Heathrow siang hari. Antrian imigrasi  lumayan panjang membuat aku memperhatikan sekeliling, di depan aku berdiri pria dari berkulit hitam  sepertinya dari Nigeria yang awalnya tidak menjadi perhatian aku sampai akhirnya dia bertingkah agak sedikit aneh, dia berdiri dengan tangan dan kaki gerak-gerak seperti orang kebelet pipis,

Lalu aku tanya ke dia “ is everything alright with you”?

Dia bilang mau ke toilet tapi  dia galau karena dia tidak mau kembali ngantri dari awal sekembalinya dari toilet, lalu dia bilang “ bolehkah dia titip tas nya  sampai dia kembali dari toilet” lalu aku bilang “ sure, no worries, take your time”

Karena sudah di kasih amanat aku pegang terus tas tersebut yang berupa tas koper ukuran sedang, sampai lah aku di immigration desk, tiba-tiba disamping aku ada seekor anjing besar hitam yang mengigit-gigit tas pria tersebut, saat itu aku belum mengerti, sampai akhirnya ada dua Police  officer yang minta aku untuk ikut mereka ke salah satu ruangan.

Selama aku di interogasi didalam ruangan tersebut ada  6 orang lebih  dan mereka bulak balik keluar masuk, aku masih belum mengerti apa-apa, ditanya macam-macam termasuk tas yang aku pegang itu, pertanyaan tentang tas di ulang berkali-kali dan jawaban aku tetap sama, tas itu milik pria Nigeria yang berdiri di depan aku dan saat ini dia lagi ke toilet. Aku diperiksa hampir 4 jam , saat di interogasi mereka sih cukup ramah dan sopan  bahkan aku ditawarin minum, tapi tetap saja 4 jam di tanya macam-macam membuat aku pusing kepala juga

Tak lama kemudian  one of the policeman asked me “ do you know what is inside the bag?”, I said “ No”,

Si Pak Polisi bilang tas tersebut isi nya full heroin,  ketika mendengar informasi itu reaksi aku  biasa saja, aku juga bingung kenapa ko biasa saja harusnya kan panik ya, mungkin karena aku tidak familiar dengan segala macam  narkotika dan aku yakin tidak salah.

Salah satu dari Pak Polisi itu bahkan tertawa melihat reaksi aku yang “biasa banget”, one an officer explained why they had decided to finally release me, dia bilang setelah mereka investigate dari beberapa kamera mereka yakin dan percaya bahwa tas tersebut memang bukan punya aku.

Pak Polisi itu bilang bilang be careful and next time don’t be so naïve, life is not as simple as you seems.

Sejak itu beberapa kali aku mengalami kejadian yang hampir serupa di Colombia dan di Cuba  saat mereka meminta tolong untuk titip tas aku langsung pergi jauh-jauh dari mereka.

Setiap kali aku traveling aku memang senang menolong sesama karena mereka pun sering menolong aku, pengalaman ini adalah satu dari sekian banyak pengalaman aku menolong orang saat traveling yang nyaris membawa aku ke penjara, untungnya ada silent witness kamera.

When I was traveling I feel like I have a responsibility to help those around me and I hope others to do the same and I know I’ve done something right

Lesson learned: Berbuat baik kepada sesama boleh-boleh saja tapi tetap berhati-hati dan jangan terlalu percaya kepada orang asing.

***