Meski Tempat Ibadah, Biarkan Borobudur Jadi Tempat Wisata Juga

Semua manusia di dunia boleh mendatangi, mengagumi dan menikmati Borobudur, baik dia masih berfungsi sebagai tempat ibadah ataupun tidak lagi.

Kamis, 9 Juni 2022 | 16:49 WIB
0
195
Meski Tempat Ibadah, Biarkan Borobudur Jadi Tempat Wisata Juga
Umat Budha di Borobudur (Foto: Okezone com)

Gara-gara harga tiket menaiki candi Borobudur mau dinaikkan, muncul banyak polemik soal status candi Borobudur. Salah satu yang mengemuka adalah apakah candi Borobudur tempat ibadah atau tempat wisata.

Lalu ada wacana agar candi Borobudur dikembalikan kepada umat Buddha sebagai tempat ibadah dan tidak dijadikan tempat wisata lagi.

Ini pemikiran yang picik menurut saya!

Kita lihat saja beberapa contoh tempat ibadah yang menjadi tempat wisata lintas agama.

Yang pertama adalah gereja Saint Peter di Vatikan. Gereja katolik sebagai kedudukan Paus masih berfungsi sebagai gereja, tapi puluhan juta wisatawan dari semua agama setiap tahunnya memasuki gereja ini untuk mengagumi arsitekturnya yang megah. For free alias gratis.

Yang kedua adalah masjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki. Masjid ini dulunya adalah gereja dan waktu kesultanan Ottoman menguasai Konstantinopel (nama lama dari Istanbul) pada thn 1453, gereja ini diubah menjadi masjid. Tahun 1935 dia dijadikan museum. Tapi tahun 2020, dia dijadikan masjid lagi. Artinya dia menjadi tempat ibadah umat Islam.

Namun sekalipun berstatus tempat ibadah, dia tidak dihapus sebagai tempat wisata.

Semua wisatawan dari agama apapun boleh memasuki masjid yang menakjubkan arsitekturnya. For free alias gratis juga.

Demikian pula Blue Mosque di Turki yang dibangun tahun 1609-1616 terbuka bagi semua wisatawan tanpa membedakan agamanya. Dan banyak lagi masjid di dunia yang boleh dikunjungi oleh turis lintas agama.

Jadi, membicarakan candi Borobudur ini tidak ada kaitannya dengan agama. Apalagi candi Borobudur sudah mendapat status world heritage oleh Unesco.

Baca Juga: Kembalikan Borobudur pada Nilai Edukasi dan Kesucian

Artinya, semua manusia di dunia boleh mendatangi, mengagumi dan menikmatinya. Baik dia masih berfungsi sebagai tempat ibadah ataupun tidak lagi.

Soal harga tiket mahal atau murah itu sangat relatif. Banyak tempat wisata yang menarik beaya ratusan ribu, tapi banyak pula yg gratis atau sangat minimal ongkosnya.

***