Chak-chak, Penganan Khas Kazan

Resep "chak-chak" dipercaya berasal dari wilayah Volga Bulgaria, di mana wilayah itu kini masuk ke wilayah Rusia di bagian Eropa.

Kamis, 17 Maret 2022 | 11:41 WIB
0
186
Chak-chak, Penganan Khas Kazan
Chak-chak makanan khas Kazan (Foto: Pepih Nugraha)

Sebagai orang Sunda yang sedang melancong di daratan Rusia, saya agak berpikir sekian kali ketika hendak dibawa teman untuk menikmati makanan khas Tatar. Nama makanan itu chak-chak.

Sungguh, bunyi makanan itu mirip dengan "cakcak" yang dalam bahasa Sunda berarti "cicak". Itu loh cicak-cicak di dinding yang diam-diam merayap. Hah, makan "cakcak"? batin saya, bukankah di Rusia daging rusa kutub yang lezat pun masih berlimpah, kenapa harus makan cicak? (mohon Anda pastikan retorika saya barusan ini asli lebay).

Jujur, sebelumnya saya memang belum pernah mendengar nama makanan khas Tatar ini. Maka ketika saya diajak ke sebuah tempat legendaris pembuatan chak-chak, ya saya mau dong...

Konon tempat pembuatan chak-chak ini sebuah museum di Kazan, sebuah republik di Rusia, tetapi bagi saya itu sebuah "etalase" belaka untuk kepentingan wisata sebagai daya tarik wisatawan asing. Semacam "sugar coated" di dunia travel, begitulah. Apa yang dibuat di dini -maksud saya chak-chak itu- asli diorkestrasi untuk kepentingan bisnis wisata.

Jadi, saya membayangkan di Tasikmalaya, kampung halaman kelahiran saya, demi menarik wisata serupa nanti ada semacam museum pembuatan "peuyeum" atau "tutug oncom" (nasi TO), plus proses pembuatan "lahang", yaitu minuman segar dari cairan enau.

Nah, di "museum" pembuatan chak-chak ini saya bisa mengenal dan paham secara instan bagaimana penganan yang rasanya manis dominan (karena ada unsur madu asli di dalamnya, bukan madu yang bikin sewot isteri pertama), diperagakan oleh gadis belia Tatar yang meski muslimah, tetaplah dia berideologi komunis. Jadi, jangan pernah berpikir untuk menikahinya (lagian emang dia mau, gitu?).

Mungkin di Indonesia namanya "tengteng", ketan atau beras yang disangray hingga mengembang, lalu direkatkan menggunakan gula.

Bedanya chak-chak terbuat dari potongan adonan renyah yang disatukan dalam sirup madu manis. Itulah cicak, eh... chak-chak. Tetapi jenis makanan tradisional penutup inilah yang justeru jadi "makanan nasional" Tatar.

Dalam bahasa setempat "chak-chak" berarti "sedikit" atau "kecil", bisa jadi berkorelasi dengan potongan adonannya yang berukuran kecil. Tetapi nona muda yang mendemonstrasikan bagaimana cara chak-chak dibuat menjelaskan, sebagian orang Tatar percaya bahwa nama "chak-chak" diambil dari bunyi yang menyerupai suara pisau ketika memotong adonan yang telah digoreng. Asli utak-atik gathuk, tari kecak di Bali juga berbunyi "chak-chak chak-chak...."

Namun sejarah permakanan (gastronomi) mencatat, resep "chak-chak" dipercaya berasal dari wilayah Volga Bulgaria, di mana wilayah itu kini masuk ke wilayah Rusia di bagian Eropa. Ada lagi cerita, penguasa atau pemimpin militer yang disebut "Khan" yang berkuasa di wilayah itu meminta para koki untuk membuat makanan penutup baru untuk pernikahan putranya. Ingat ya, "makanan penutup baru", yang bermaknan sebelumnya jenis makanan ini belum ada. 

Syaratnya, hidangan manis itu harus dapat disimpan untuk waktu yang lama, renyah, bergizi dan mudah dibuat oleh siapa saja, tetapi pada saat yang bersama harus terlihat menarik perhatian para tamu. Konon si Khan ini (dipastikan bukan Shahruk Khan) mencicipi banyak makanan penutup, tetapi pilihan jatuh pada chak-chak. Mungkin si Khan ini teringat lagu "Bimbi" dari Band The Rollies, "Bimbi nama seorang gadis, sederhana tapi manis".  

Demikianlah cerita lawatan saya Moskow-Kazan pulang-pergi, khususnya tentang makanan bernama chak-chak.

Anda pasti ingin segera membaca kesan saya mengenai gadis Rusia, bukan?

***