Sebagai female single traveller aku selalu menyadari resiko yang besar dalam setiap perjalanan aku, jadi jika aku sedang berada pada situasi yang tidak menyenangkan aku harus punya cara dan ide untuk ber-improvisasi.
My Morocco trip, the surreal experience (episode – 1, Casablanca ), June-July 2021
Mengendarai onta di tengah sahara gurun pasir sambil menunggu sunset tiba merupakan impian aku sejak 5 tahun yang lalu dan akhir nya baru bulan kemarin terwujud. Kenapa harus sampai menunggu 5 tahun lamanya karena untuk traveling dalam waktu lama membutuhkan 2 hal yaitu: waktu dan dana yang tersedia dalam waktu bersamaan, dan hal ini cukup sulit di laksanakan apalagi di saat Pandemi sekarang ini.
Ada 4 alasan utama kenapa aku memaksakan diri untuk traveling dimasa pandemic
1. Karena untuk mengobati luka hati aku akibat di PHK secara mendadak oleh perusahaan tempat saya bekerja tanpa di kasih tahu apa alasannya
2. Maroko merupakan satu-satu nya negara yang bebas visa 90 hari untuk warga negara Indonesia yang tidak mengharuskan traveller untuk melakukan karantin (aku berangkat sebelum tgl 15 June, masih tidak diberlakukan karantina)
3. Maroko sudah masuk my bucket list sejak 5 tahun yang lalu
4. Maroko terkenal dengan culture dan diversity nya, juga makanan nya yang super yummy dan kaya dengan wisata religi nya. Bahasa utama dan official orang Maroko di bagian selatan dan bagian Tengah adalah Arabic dan Barbar, Bahasa Perancis merupakan bahasa kedua yang mereka pakai (unofficial) sedangkan dibagian utara rata-rata mereka menggunakan bahasa Spanyol sebagai bahasa kedua mereka (unofficial)
Karena saat itu satu-satu nya airport yang di buka dari Jakarta ke Maroko hanya Casablanka airport, jadi tidak ada pilihan. Berangkat dengan bekal hasil negatif PCR tiba di Casablanca airport semua penumpang di SWAP ulang tanpa di pungut biaya, 20 menit kemudian nama aku di panggil arti nya hasil SWAP negatif dan bisa memasuki Casablanka, Horeee.
Dari airport aku naik kereta dan stop di Casa Oasis station untuk stay di salah satu hostel di dekat station. 25 menit kemudian aku tiba di Casa Oasis station karena lokasi hostel kurang 2 kilometer dari station, aku putuskan untuk jalan kaki.
Keluar dari station aku langsung diserbu oleh para supir-2 taxi yang menawarkan jasa nya, aku bilang ke mereka "no syukron"
Dengan menggendong backpackaku pun langsung menuju arah ke Hostel, sambil jalan santai dan rasa sok tahu lokasi, seolah-olah aku orang lokal aku berjalan di bahu kiri jalan, hmmm damai rasanya bisa menikmati kota Casablanka di sore hari dengan angin sepoi2, tiba2 aku dikaget kan oleh seseorang yang berusaha mengambil tas backpack aku dengan paksa, terjadilah sedikit pertarungan yang kurang seimbang antara aku yang berbadan mungil dengan si bapak yang menggunakan Rompi “ Parking” yang aku kira tukang parkir beneran.
Entah berapa lama aku berusaha mempertahankan tas backpack aku, tiba2 ada pak polisi lewat dengan motor trail nya berhenti lalu melerai kami dan memarahi si tukang parkir tersebut dan si tukang parkir di minta pergi oleh pak polisi, si pak polisi yang baik hati bilang “ dia bukan tukang parkir beneraan tapi orang gila yang pakai rompi “ parking”
Lalu si pak polisi tanya aku mau kemana dan aku tunjukan alamat hostel, dan dengan baik hati si pak polisi dengan motor trail nya mengantarkan aku ke tempat tujuan, terima kasih pak polisi yang baik hati.
Hostel tempat aku tinggal sangat nyaman dengan 10 tempat tidur dormitory di basement dengan harga sangat terjangkau dengan dompet backpacker seperti aku.
Karena mencari hostel murah dan bagus lumayan susah dan tidak ada dorm room for female only jadi kali ini aku tidak punya pilihan selain memilih mix dorm room.
Pada saat check in aku sempat bertanya ke receptionist, Abu namanya dia orang dari Senegal, apa ada cewek lain yang stay di dorm room selain aku, dia bilang “ ya ada 2 cewe Amerika” mereka lagi keluar, alhamdulilah, aman berarti bukan aku satu2 nya cewe yang tinggal di kamar tsb
Jam 11 malem aku kelaparan lalu ke pantry masak Indomie, selain aku ada cowo Rusia yang juga masak untuk makan malem.
Sedang asik2 nya menikmati Indomie rasa soto, tiba2 si cowo Rusia bilang : “ Is this seat taken”? aku jawab “ no “ hmm aneh juga padahal ada banyak banget kursi kosong di sekitar situ kenapa bela-belain duduk di dekat aku.
Lalu terjadi nya obrolan basi-basi antara aku dengan di cowo Rusia itu, nama nya Sasha (nick nama dari Alexander) dia sudah 4 bulan di Maroko, dan punya bisnis Handy craft di Kirillov home town nya di Rusia, jadi dia ke Maroko dalam rangka beli barang-barang antic khas Maroko lalu di jual di Rusia.
Aku pun cerita tentang Indonesia ke dia, tak disangka tanggapan dia terhadap Indonesia sangat bagus, dia bilang Indonesia terutama Bali saat ini sangat terkenal di Rusia dan jadi top destination buat orang2 Rusia, dia bilang jika ada orang Rusia yang kembali dari Indonesia maka derajat mereka akan naik dan dianggap sudah hebat, wah bangga euy denger nya
Tak terasa sudah lewat jam 1 pagi, dan si Sasha sudah mulai teler, aku liat sudah lebih dari 10 gelas sloki dia habiskan minum vodka.
Sasha mulai ngomong ngaco, dia bilang jika 2 cewe amerika tersebut tidak balik maka malam ini hanya kamu dan aku di kamar, kita bisa bikin sesuatu yang seru ni. Waduh aku uda mulai kalut dengernya, tak lama kemudian “Abu “ si receptionist ke pantry dan masak sesuatu, lalu aku tanya lagi ke dia, apakah 2 bule amerika tersebut akan pulang malem ini, dengan kesal di bilang: I don’t know and I don’t care” hahaha of course
Lanjut ngobrol dengan si Sasha yang uda teler berat, yang ngomong nya engga jauh-jauh seputar itu, aku berfikir the worst case aku tidur di lobby hostel di atas ni, tiba2 aja muncul ide brilliant, lalu aku bertanya ke Abu 2 amerika tersebut cakep ga?, Abu bilang cakep dan langsing hahah, wah jadi pengen buru2 liat ni penasaran, si Shasa menimpali kenapa kamu penasaran dengan santai aku bilang “ I’m a lesbian” (asli nya aku normal looh) aku bilang ke Sasha seperti kamu aku pun juga pencinta cewe cakep dan langsing, tak butuh waktu lama si Sasha lansung masuk ke kamar tanpa basa basi dantanpa pamit ke aku, hore malam itu aku selamat, selalu ada ada cara untuk cari selamat, alhamdulilah.
Sebagai female single traveller aku selalu menyadari resiko yang besar dalam setiap perjalanan aku, jadi jika aku sedang berada pada situasi yang tidak menyenangkan aku harus punya cara dan ide untuk ber-improvisasi agar tetap selamat dan aman selama dalam perjalanan.
(berlanjut ke episode-2 Marrakech)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews