Pepnews - Masalah sampah masih menjadi pembicaraan yang tidak hanya terjadi di kota besar, namun juga sampai ke tingkat pedesaan dan perkampungan.
Hal tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran warga tentang bagaimana mengelola sampah yang baik.
Namun demikian, di beberapa daerah di Indonesia sudah mulai ada inisiatif pengelolaan sampah yang lebih baik. Sehingga mengurangi dampak yang merugikan.
Adapun sampah mempunyai dampak buruk bila tidak dikelola dengan baik, seperti menimbulkan banjir, sumber penyakit, lingkungan menjadi tidak sehat, dan masih banyak lagi.
Salah satu perusahaan yang fokus terhadap pengelolaan sampah berkelanjutan yaitu INGRAM (PT Inovasi Gerakan Masyarakat. Sesuai namanya, perusahaan ini mengembangkan teknologi sekaligus menggerakkan partisipasi aktif masyarakat dalam menangani masalah sampah.
Founder & CEO dari INGRAM, Fei mengatakan INGRAM hadir untuk mempermudah masyarakat dalam mengelola sampah saat ini. Fei sendiri sudah terjun dalam pengelolaan sampai sejak tahun 2019.
“Cukup pilah tiga jenis—organik, anorganik, dan residu. Selebihnya kami yang kelola. Kami juga memberikan reward atas sampah terpilah, insentif ekonomi untuk perubahan perilaku,” ujar Fei kepada wartawan, Sabtu (5/7/2025).
Fei mengungkapkan dirinya terjun pertama kali di bidang pengelolaan sampah melalui program bank sampah. Seperti, mengedukasi dari desa ke desa, sekolah ke sekolah, dan lain-lain.
“Tapi saya sadar bahwa mengubah kebiasaan masyarakat ternyata tidak semudah itu. Banyak yang ingin memilah sampah, tapi bingung mulai dari mana. Perusahaan juga begitu, berniat baik tapi kesulitan saat harus memilah sampah sesuai standar bank sampah,” tuturnya.
“Nah, tahun 2022 saya mendirikan INGRAM untuk menjawab permasalahan ini,” sambungnya.
Menurutnya, pihaknya mendapatkan tantangan yaitu merubah budaya masyarakat terkait sampah, seperti lebih peduli dalam penanganannya.
“Budaya NIMBY (Not In My Backyard)—masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah, tidak mau tahu ke mana sampahnya dibawa dan bagaimana sampahnya diolah. Kami ubah pendekatannya menjadi PIMBY (Please In My Backyard): ayo tangani sampahmu sendiri, pilah dengan benar di rumah. Yang tidak bisa kamu selesaikan, baru kami bantu di "halaman" INGRAM,” jelasnya panjang lebar.
Meski begitu, Fei tidak menyerah. Ia hanya ingin menjadi manusia yang bermanfaat di tengah masyarakat. Hal itu disebabkan karena dari sampah, banyak kebaikan bisa disebarkan.
“Saya ingin perempuan-perempuan terinspirasi, lebih berdaya, dan saya ingin meninggalkan legacy yang baik untuk generasi mendatang,” ujarnya.
Masih dari penuturannya, saat ini pihaknya terus edukasi masyarakat soal sampah. Setiap masyarakat atau pengguna jasa wajib memilah minimal tiga jenis sampah di lingkungannya masing-masing.
“Organik: dijadikan pakan ternak dan pupuk organik melalui 10+ peternakan mitra (maggot, ayam, ikan, bebek). Biogas: kami kembangkan hingga tahap konversi methan menjadi CNG dan bahkan hydrogen,” paparnya.
“Anorganik: masuk ke industri daur ulang. Residu: dimusnahkan dengan incinerator; abunya diproses jadi paving block. Tidak ada yang tersisa,” tambahnya.
Untuk diketahui, INGRAM telah beroperasi di Kota dan Kabupaten Bandung, kawasan wisata seperti Danau Toba dan Labuan Bajo, Kabupaten Tangerang, hingga Pulau Doom sebuah pulau kecil di Sorong, Papua.
Sebagai seorang pimpinan, Fei pun berharap INGRAM hadir di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia, khususnya kota besar dan daerah wisata.
“Tapi teknologi secanggih apapun tidak akan cukup kalau masyarakat tidak mau berubah. Maka kami akan terus kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi krisis sampah nasional bersama,” ungkapnya.
Nah, bagi kamu yang ingin mengetahui aktivitas Fei bersama timnya dalam mengelola sampah, kamu bisa mengunjungi akun Instagram resminya @feifebri.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews