Waspada! 4 Jenis Penyakit Non-Infeksi Balita dan Cara Penanganannya

Rabu, 19 April 2023 | 08:38 WIB
0
132
Waspada! 4 Jenis Penyakit Non-Infeksi Balita dan Cara Penanganannya
Waspada! 4 Jenis Penyakit Non-Infeksi Balita dan Cara Penanganannya

Bayi belum memiliki daya tahan yang kuat, sehingga sangat mudah bagi mereka untuk menderita berbagai jenis penyakit. Salah satu bagian yang rentan terkena penyakit dari tubuh bayi adalah kulit karena kulit adalah lapisan terluar tubuh dan kulit bayi yang belum terlalu sempurna perkembangannya rentan terhadap berbagai jenis risiko.

Penyebab penyakit kulit ada yang terbagi menjadi sementara, non infeksi dan infeksi. Seperti namanya, penyakit non-infeksi adalah penyakit yang tidak menular dan bukan disebabkan oleh virus atau bakteri. Meskipun demikian, Jenis Penyakit Non-Infeksi pada Anak Balita dan Penanganannya ini tetap harus Anda pelajari. 

Apa itu Penyakit Non-Infeksi?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia kemukakan, penyakit non-infeksi merupakan penyakit yang tidak akan menular dan umumnya disebabkan oleh faktor eksternal seperti gaya hidup, lingkungan, malnutrisi, atau adanya mutasi gen. 

Penyakit ini umumnya dicegah dengan membiasakan gaya hidup yang sehat dan konsumsi makanan yang bernutrisi baik. Meskipun demikian, ada juga beberapa penyakit yang tidak bisa dicegah. Umumnya penyakit non-infeksi tersebut berasal dari gen atau pengaruh usia sehingga harus ditangani secara konsisten dan terus menerus. 

Penyakit Non-Infeksi pada Anak Balita dan Penanganannya

Balita belum memiliki sistem imunitas yang sempurna sehingga orang tua perlu lebih waspada terhadap risiko penyakit non-infeksi anak. Berikut adalah 4 jenis penyakit non-infeksi yang paling umum ditemukan dan cara penanganannya.

1. Cradle Cap atau Kulit Kepala Kering
Disebut juga sebagai cradle cap, kulit kepala yang kering sering terjadi pada bayi baru lahir hingga usia tiga tahun. Penyakit non-infeksi ini ditandai oleh kulit kering berwarna putih atau kuning di kulit kepala, ketiak, kelopak mata, dan bagian lipatan tubuh si Bayi.

Untuk mengurangi penumpukan kulit ini, Anda dapat membersihkannya secara perlahan menggunakan jari tangan. Usap bagian penyakit kulit secara halus hingga kulit kering terlepas, kemudian basuh kepala anak menggunakan sampo khusus.

Pembersihan rutin telah cukup menangani kondisi ini dalam waktu yang cukup singkat. Jika tidak terjadi perubahan apapun, segera kunjungi layanan kesehatan yang lebih profesional.

2. Biang Keringat
Biang keringat, miliaria, dan heat rash merujuk pada kondisi ruam merah yang muncul pada permukaan kulit. Kondisi ini muncul karena keringat yang terperangkap di bawah kulit. Biang keringat sering dialami oleh bayi dan anak-anak karena kelenjar keringat mereka belum berkembang sempurna.

Biang keringat dapat ditemukan di dahi, leher, punggung atau badannya. Kondisi ini menyebabkan rasa gatal berlebih pada anak dan dapat dipicu oleh:

  • Panas berlebih
  • Iklim tropis
  • Kelenjar keringat yang belum berkembang sempurna
  • Berbaring dalam kurun waktu lama
  • Obesitas
  • Melakukan aktivitas tertentu yang memicu keringat berlebih

Umumnya, biang keringat dapat menghilang dengan sendirinya setelah beberapa hari. Meskipun demikian, terdapat perawatan untuk mengurangi rasa gatal serta mempercepat proses penyembuhan biang keringat. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  • Mengompres area biang keringat selama 15-20 menit dengan es.
  • Menjaga kebersihan tubuh dengan baik.
  • Gunakan lotion calamine dengan  zinc oxide untuk meredakan gatal.

3. Ruam Popok
Bayi yang masih mengenakan popok dapat saja terkena kondisi diaper rash atau ruam popok. Kondisi ini merujuk pada iritasi dan peradangan kulit bayi akibat penggunaan popok pada kulit bayi di daerah bokong, lipat paha, dan kelamin. 

Umumnya terjadi akibat kelembaban dari tumpukkan urine dan tinja dalam popok. Meskipun demikian, ruam popok juga dapat terjadi akibat popok yang terlalu ketat, infeksi bakteri, dan penyakit kulit lainnya.

Anda dapat menangani sendiri kondisi ini dengan:

  • Pastikan popok tetap kering
  • Langsung mengganti popok ketika popok basah atau lembab
  • Memastikan sirkulasi udara di area pemakaian popok baik dengan memakaikan popok yang tidak terlalu ketat

Jika ruam tidak mengalami penyembuhan sama sekali  setelah 2 hari atau justru bertambah parah, segera periksakan bayi ke dokter. Anda juga perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut ruam popok disertai gejala berikut:

  • Ruam berdarah
  • Terdapat cairan dari ruam
  • Demam

4. Eksim
Eksim adalah kondisi gangguan yang berupa pembengkakan pada kulit. Gangguan ini disebut juga dengan dermatitis atopik dan ditandai dengan ruam di kulit kepala dan pipi, ruam yang menggelembung sebelum mengeluarkan cairan, dan rasa gatal berlebih yang mengganggu tidurnya bayi.

Penyebab penyakit ini belum dapat diketahui dengan pasti, namun eksim juga dapat muncul pada bayi karena imunitas mereka yang jauh lebih dibandingkan orang dewasa. Eksim dapat menghilang seiring waktu, namun Anda juga dapat menanganinya dengan cara-cara berikut:

  • Mandikan bayi dengan air hangat selama 10-15 menit agar kulit tidak menjeadi terlalu kering.
  • Gunakan pelembab seperti petroleum jelly, agar kulitnya tidak kering.
  • Gunakan pakaian berbahan katun yang lembut dan dapat menyerap keringat.
  • Pastikan bayi tidak kepanasan atau kedinginan, seperti dengan menggunakan pelembab udara atau humidifier di dalam kamar, khususnya di ruangan ber-AC.
  • Cegah bayi menggaruk area yang terkena kondisi eksim

Setelah mengetahui penyebab dan penanganan 4 jenis penyakit non-infeksi di atas, kini Anda lebih siap untuk mengantisipasi faktor-faktor pemicunya. Upayakan agar lingkungan bayi selalu bersih dan higienis untuk mencegah penumpukkan bakteri, dan Anda juga dapat memberikan Asupan Gizi Anak Balita dengan Vitamin yang Tepat untuk meningkatkan imunitasnya.