ARV memperlambat penggandaan diri virus HIV dan harus diminum oleh pengidap selama hidupnya secara disiplin dan konsisten.
Banyak orang yang takut dengan HIV, atau Human Immunodeficiency Virus, karena virus ini membuat imun tubuh menjadi lemah terhadap infeksi atau penyakit. AIDS sendiri adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, kondisi seseorang dengan HIV sudah berada dalam tahap infeksi terakhir. Tubuh orang dengan AIDS tidak lagi mempunyai kemampuan melawan infeksi sehingga sangat mengancam nyawa penderitanya.
Selain dari gejala, penting juga untuk mengenali penyebab dan pengobatan penyakit HIV agar Anda dapat mengambil langkah pencegahan sejak dini. Berikut adalah penjelasannya.
Baca Juga: Kenali 5 Ciri-ciri Penyakit HIV atau AIDS di Area Kulit
Penyebab HIV
Penularan virus HIV terjadi ketika cairan tubuh pengidap masuk ke tubuh orang lain. Cairan tersebut melingkupi darah, sperma, atau cairan dari vagina. Penularan virus dapat terjadi melalui:
Donor Darah dari Pengidap HIV
HIV/AIDS dapat ditularkan melalui transfusi darah jika pendonor darah mengidap HIV. meskipun demikian, penyebab ini sangat rendah kemungkinannya karena tiap pendonor darah perlu melewati skrining HIV dan jenis infeksi lainnya sebelum disetujui donornya.
Jarum Suntik Bekas
Jarum suntik haya dapat dipakai sekali per penerima suntikan. Dengan demikian, penularan berbagai jenis penyakit seperti hepatitis C, Hepatitis B, dan HIV/AIDS dapat dihindari. Penggunaan jarum suntik yang tidak etikal dapat memindahkan virus HIV dari pengidap ke individu lainnya.
Hubungan Seks Bebas/Tanpa Pelindung
Hubungan seks yang kerap berganti pasangan dan tidak menggunakan alat pelindung kondom sangat rentan terhadap penularan HIV karena, seperti yang telah disebutkan, virus HIV dapat menular dari cairan kelamin.
Keturunan Biologis
Jika seorang wanita mengidap HIV, penyakit ini juga dapat tertular pada janin yang sedang dikandung.
Baca Juga: Ketahui Gejala, Pengobatan, dan Penyebab Penyakit HIV AIDS
Dengan mengetahui penyebab penyakit HIV/AIDS serta gejalanya, kini Anda dapat menghindari faktor penyebab dan menurunkan risiko tertular penyakit ini.
Gejala HIV
HIV melewati sejumlah tahapan sebelum menjadi AIDS. Berikut adalah gejala di masing-masing tahapannya.
Stadium 1
Orang yang terjangkit HIV jarang mengalami gejala parah dalam beberapa tahun pertama infeksi. Salah satu gejala awalnya adalah kondisi flu selama beberapa minggu. Kondisi ini akan diikuti dengan demam, timbul ruam, sakit tenggorokan, kelelahan, diare, nyeri sendi dan otot, serta pembengkakan pada kelenjar getah bening. Pengidap pada tahapan ini masih terlihat sehat dan normal namun telah dapat menularkan virus ke orang lain.
Stadium 2
Saat HIV bersemayam selama bertahun-tahun dalam tubuh, virus ini sedang menyebar dan merusak sistem daya tahan tubuh. Kondisi ini bisa bertahan sampai 10 tahun atau lebih, dan saat ini pengidap juga dapat menginfeksi orang lain. Gejalanya meliputi:
Stadium 3
Pada fase ini mulai timbul gejala-gejala infeksi primer yang khas sehingga dapat mengindikasikan diagnosis infeksi HIV/AIDS. Pada tahap ini, pengidap akan mengalami:
Stadium 4
Tahapan ini merupakan stadium akhir AIDS, umum ditandai dengan pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh. Penderita dapat merasakan beberapa gejala infeksi oportunistik yang merupakan infeksi pada sistem kekebalan tubuh yang lemah. Gejalanya meliputi:
Pengobatan HIV
HIV sangat ditakuti karena hingga saat ini belum ada obat atau terapi yang dapat menyembuhkan pengidap dari virus ini. Meskipun demikian, terdapat obat yang dapat memperlambat pertumbuhan virus, yakni antiretroviral (ARV).
ARV memperlambat penggandaan diri virus HIV dan harus diminum oleh pengidap selama hidupnya secara disiplin dan konsisten. Selain itu, pengidap juga harus rutin melakukan pemeriksaan ke dokter dalam rentang 3-4 bulan.
Pencegahan HIV
Sebagai tindak pencegahan, Anda dapat melakukan hal-hal berikut:
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews