Bukan Hanya Orang Sakti yang Bisa

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu demikian maju sehingga orang-orang yang percaya bahwa ada orang yang sakti bisa berada di dua tempat pada waktu yang bersamaan.

Jumat, 11 Desember 2020 | 06:07 WIB
0
333
Bukan Hanya Orang Sakti yang Bisa
Melisa Sidabutar (Foto: tribunnews.com)

Pada hari Rabu, 9 Desember 2020, dini hari ada berita, salah satu peserta Indonesian Idol 2021, Melisha Pricilla Sidabutar (19) meninggal dunia. Saya tidak mengenalnya secara pribadi, tetapi berita tentang kepergiannya membuat saya merasa ikut kehilangan.

Saya merasa dekat karena mengikuti kemunculannya di RCTI, mulai dari Audisi, Eliminasi I, Eliminasi II hingga Eliminasi III. Dan, Selasa, 8 Desember 2020, menjelang tengah malam, ketika ia dinyatakan tidak lolos, saya ikut bersedih.

Tapi juri tentunya punya pertimbangan tersendiri. Dua jam sesudahnya, ketika saya membuka Youtube, saya terkejut dan sedih ketika membaca bahwa Melisha meninggal dunia, dan berdoa yang terbaik baginya.

Ternyata, acara Selasa malam itu merupakan rekaman yang diputar ulang, mengingat Melisha meninggal dunia Selasa sore.

Itulah kehebatan televisi.

Televisi memungkinkan seseorang pada waktu yang sama bisa berada di banyak tempat. Jadi pada saat peserta Indonesian Idol 2021 bernyanyi di studio, termasuk Melisha, pada waktu yang sama, para peserta itu hadir di tiap-tiap tempat di mana orang menonton acara itu. Walaupun kita tidak berinteraksi langsung dengan mereka, tetapi kita dapat larut atau terhanyut dengan ketegangan, kecemasan, kesedihan dan kegembiraan yang mereka rasakan lewat layar kaca di depan kita.

Televisi memindahkan apa yang tadinya berada di ranah budi, ke ranah akal. Di masa lalu, banyak yang percaya bahwa ada orang-orang sakti, yang pada waktu yang bersamaan bisa berada di dua tempat yang berbeda. Atau, tidak sedikit juga yang percaya bahwa seseorang tubuhnya tetap berada di satu tempat, sementara rohnya bisa leluasa pergi ke tempat lain. Namun, itu adalah hal-hal dipercaya oleh budi, dan bukan oleh akal.

Hal-hal yang dipercaya oleh budi, tidak memerlukan pembuktian, dan tidak ada juga yang mempermasalahkannya. Pokoknya, percaya, titik. Berbeda dengan hal-hal yang dipercaya oleh akal. Akal hanya percaya pada hal-hal yang bisa didekati dengan panca indera, antara lain bisa dilihat, didengar, disentuh, dan dirasakan.

Lewat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan oleh akal, ditemukanlah televisi, yang dapat membuat pada waktu yang sama seseorang bisa berada di banyak tempat.

Dengan kata lain, mengenai kehadiran seseorang di dua tempat pada saat yang bersamaan, yang tadinya hanya merupakan kepercayaan saja, akhirnya bisa diwujudkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bukan itu saja, televisi juga bisa memindahkan suatu pertandingan sepakbola Piala Dunia yang berlangsung di suatu negara tertentu, ke tiap-tiap rumah jutaan orang yang menonton pertandingan itu di seluruh dunia.

Walaupun melalui siaran televisi orang tidak bisa berinteraksi dengan orang dilihatnya di pesawat televisi, tetapi penonton televisi bisa merasakan emosi dari orang yang disaksikannya di televisi. Itu berbeda dengan percaya bahwa orang-orang yang sakti bisa berada di dua tempat pada waktu yang bersamaan, tidak ada emosi yang terlibat.

Kini, dengan kehadiran Zoom, atau program-program sejenis, pada saat yang bersamaan, seseorang bukan hanya bisa berada di banyak tempat, tetapi juga dapat melihat aktivitas dan berbicara dengan orang-orang di tempat yang berbeda-beda.

Dengan kata lain, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu demikian maju sehingga orang-orang yang percaya bahwa ada orang yang sakti bisa berada di dua tempat pada waktu yang bersamaan, mungkin tidak pernah membayangkan bahwa kini orang bukan hanya berada di banyak tempat pada waktu yang bersamaan, melainkan juga dapat melihat aktivitas dan berbicara satu sama lain. Semua yang tergabung dalam Zoom dapat saling melihat dan berbicara walaupun tempatnya berbeda-beda.

Orang tidak perlu menjadi orang sakti untuk bisa berada di banyak tempat pada waktu yang bersamaan. Termasuk juga, juga untuk berinteraksi dengan orang-orang yang berada di tempat, atau negara yang berbeda-beda.

***