Sebagai langkah pengamanan, remote engine start tidak akan berfungsi jika tuas persneling tidak berada pada posisi N (Netral) pada mobil persneling manual, atau pada posisi P (Parking) pada mobil persneling otomatik.
Adalah jenius Honda melengkapi fitur remote engine start pada produk-produk andalannya, mengingat sebagian besar pemilik mobil Honda mengendarai sendiri mobilnya. Fitur itu memungkinkan pengendara untuk menyalakan mesin dari kejauhan dengan remote control. Jika tidak ada obyek yang menghalangi, mesin mobil dapat dinyalakan dari jarak hingga 30 meter.
Selain dapat menghidupkan mesin mobil, remote engine start juga dapat menghidupkan AC. Dengan demikian, pengendara dapat mendinginkan kabin mobil sekitar 10-15 menit sebelum ia memasuki mobil. Ini sangat berguna apabila mobil diparkir di areal parkir yang terbuka di bawah terik sinar matahari.
Remote engine start bukanlah fitur yang benar-benar baru. Tahun 1990-an, lebih dari 30 tahun yang lalu, sesungguhnya teknologi itu sudah ada. Akan tetapi, pada saat itu, fitur menghidupkan mesin dari jarak 30 meter itu merupakan salah satu tambahan fitur alarm.
Namun, pada saat itu, remote engine start hanya dapat menghidupkan mesin dari jauh, tapi tidak dapat menghidupkan AC. Itu sebabnya, jika ingin menghidupkan AC dari jauh dan dapat mendinginkan kabin mobil sebelum masuk ke dalam mobil, maka pada saat mesin dimatikan, AC tetap dalam posisi on (menyala). Dengan demikian, pada saat mesin dihidupkan dari jauh, maka AC akan langsung bekerja. Berbeda dengan saat ini, remote engine start dapat menghidupkan AC yang dalam posisi off (mati).
Sebagai langkah pengamanan, remote engine start tidak akan berfungsi jika tuas persneling tidak berada pada posisi N (Netral) pada mobil yang menggunakan persneling manual, atau pada posisi P (Parking) pada mobil yang menggunakan persneling otomatik.
Pada tahun 1990-an, banyak mobil yang rem tangannya tidak berfungsi dengan baik sehingga banyak pengendara yang merasa lebih aman jika memarkir kendaraan dengan menempatkan tuas persneling pada posisi gigi 1, terutama di tanjakan atau turunan. Jika mobil diparkir dengan tuas persneling berada pada posisi gigi 1, maka ketika tombol di remote engine start ditekan, tidak ada reaksi apa-apa. Mesin tidak dapat dinyalakan dari jauh.
Masih kalah
Saya ingat percakapan saya pada suatu siang di tahun 1990-an dengan Redaktur Pelaksana Harian Kompas August Parengkuan di teras lantai 3 kantor Redaksi Harian Kompas di gedung unit II, Palmerah Selatan 26-28. Saya pada saat itu akan meliput ke Kementerian Luar Negeri.
Sekitar 15 menit sebelum berangkat, saya ke teras lantai 3 untuk menghidupkan mesin mobil saya dengan remote control dari jauh. AC saya tinggalkan dalam posisi menyala sehingga begitu mesin menyala, AC langsung bekerja.
August Parengkuan melihat saya di teras, dan bertanya, ”Kamu ngapain?” Saya dengan bangga menjawab, ”Lagi menghidupkan mesin mobil dari sini, biar nanti kalau berangkat mobilnya sudah dingin.”Saya katakan dengan bangga karena pada waktu itu belum banyak mobil yang punya fitur itu. August berkata, ”Wah kamu masih kalah dengan saya.” Ia lalu berteriak kepada sopirnya di bawah, ”Tolong dinginkan mobil, saya berangkat 15 menit lagi, jemput saya di lobi nanti.”
Lalu ia menengok ke arah saya dan berkata, ”Mobil kamu bisa enggak jemput kamu di lobi?” ”Enggak bisa kan? Mobil saya bisa,” tambahnya sambil tertawa. Dan, saya pun hanya bisa tertawa, hahaha…
Dalam soal mobil, di Harian Kompas, August Parengkuan memang “seng ada lawan”, di masa rekan-rekannya masih menggunakan sepeda motor atau skuter, ia sudah menggunakan mobil sport Jaguar berwarna merah darah…
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews