Kisah Empat Kamera

Dari berbagai referensi yang saya dapatkan, Seagull total sudah menjual 21 juta buah kamera sejak 1958 dari kota Shanghai.

Sabtu, 3 Oktober 2020 | 19:16 WIB
0
327
Kisah Empat Kamera
Salah satu kamera koleksiku (Foto: Arbain Rambey)

Di era kamera digital sekarang, hampir semua kamera (DSLR, mirrorless dan prosumer) yang kita kenal adalah buatan Jepang. Yang bukan buatan Jepang hanyalah Samsung (Korea), Agfa dan Leica (Jerman), dan (baru muncul dan baru satu merek) XiaoMi (RRC). Kodak sudah beberapa tahun meninggalkan pembuatan kamera, dan konon akan membuat lagi setelah diakuisisi sebuah perusahaan di luar AS.

Dulu, di era kamera film (analog), sebenarnya negara-negara besar seperti Rusia dan RRC juga membuat kamera dan kameranya mendunia. Tetapi kamera-kamera dari Rusia dan RRC masuk ke Indonesia hanya dalam jumlah sedikit karena agen resminya tidak ada di sini. Bahkan Belanda pun membuat sebuah kamera dan sempat masuk beberapa ke Indonesia pada tahun 1950-an.

Salah satu kamera Rusia yang mendunia dan sampai beberapa tahun lalu masih menjadi oleh-oleh kalau seseorang selesai melakukan ibadah haji atau umroh adalah kamera Zenit. Di Mekkah, banyak sekali jemaah asal negara pecahan Uni Sovyet seperti Kazakhstan, Azerbaijan dan sebagainya yang membawa barang dagangan kamera Zenit.

Saya pernah dua kali mendapat oleh-oleh kamera Zenit tipe Photosniper yang berbentuk senapan dari Saudi Arabia, seperti ada pada foto di halaman ini.

Ini adalah kamera yang dirancang untuk militer Uni Sovyet di masa lalu. Seorang tentara yang terbiasa membidik dengan senapan, diusahakan tetap membidik dengan cara sama saat memotret. Photosniper ini adalah kamera yang sangat disukai salah satu petinggi Uni Sovyet Nikita Khrushchev.

Kamera lain dari Rusia yang juga sangat mendunia adalah Elikon. Dia unik karena memasang merek tetap dalam huruf Rusia. Elikon berproduksi dengan maksimal pada era tahun 80-an, dan umumnya hanya kamera saku yang awalnya meniru desain kamera saku Olympus.

Kamera dari Belanda

Sedangkan kamera yang dari Belanda, dan saat ini di seluruh dunia menjadi bahan koleksi karena sangat langka, adalah kamera Tahbes. Merek ini adalah kependekan dari "Technisch en Algemeen Handelsbureau Brokmeier en Steegers", nama perusahaan pembuatnya yang didirikan oleh J. B. Brokmeier Steegers pada tahun 1945.

Perusahaan kamera ini ada di Willhelminalaan, Voorburg, dekat The Hague (Denhaag), dan hanya bertahan sampai tahun 1957. Kamera yang dibuatnya berbentuk unik, berwarna chrome, maka jadi incaran kolektor kamera.

Sedangkan kamera dari RRC yang mendunia tapi lalu tenggelam saat memasuki era digital adalah kamera Seagull yang kadang masih memasang merek dengan huruf kanji di badan kameranya. Kamera ini juga mudah ditemukan di Indonesia walau tidak ada agen resminya karena dulu dipasok oleh aneka pemasok alat tulis juga. Pada era 1990-an saya mudah mendapatkan kamera Seagull baru berbagai tipe di Pasar Pagi dan Mangga Dua.

Dari berbagai referensi yang saya dapatkan, Seagull total sudah menjual 21 juta buah kamera sejak 1958 dari kota Shanghai.

****