Laporan yang hendak-hendak menjelek-jelekkan Quraish Shihab tentu tidak akan “mempan” mempengaruhi Syaikhil Azhar yang ”open minded” ini.
Sabtu yang lalu (4/6), bersama Mbak Admin Ienas Tsuroiya menikmati kesempatan berharga “sowan” ke rumah Pak Quraish Shihab. Pisowanan ini selain untuk tujuan “badan” (kunjungan pada saat lebaran), juga untuk mengikuti rapat dengan teman-teman yang sedang menyiapkan terjemahan tafsir Al-Misbah karya Pak Quraish ke dalam bahasa Inggris. Salah satu santri online Ihya’, yaitu Mbak Nurul Agustina, hadir dalam rapat ini.
Ada banyak hal yang kami obrolkan dengan Pak Quraish di luar tema pokok terjemahan Qur’an. Saya paling bersembangat jika Pak Quraish berkisah tentang masa lalu ketima belajar di al-Azhar Mesir.
Saya memang sengaja agak sedikit “investigatif” begitu Pak Quraish menyinggung soal al-Azhar. Salah satunya adalah kisah berikut ini. Saya sudah mendapatkan izin dari beliau untuk mengisahkan kembali cerita ini untuk sidang pembaca di sini.
Kisah ini terjadi pada saat ketika Pak Qurasih naik pesawat bersama Dr. Ahmad al-Thayyib, Shaikhul Azhar saat ini. Antara kedua tokoh besar ini ada persahabatan yang amat erat.
Di tengah-tengah obrolan ini, tiba-tiba Dr. Al-Thayyib berbisik-bisik ke Pak Quraish tentang laporan yang masuk ke kantornya. Entah siapa yang melaporkan info ini, tetapi yang jelas info itu berisi “black campaign” yang bertujuan mendiskreditkan Pak Quraish.
Kepada Syaikhul Azhar dilaporan bahwa Pak Quraish pengikut Syiah, dan bahwa dia menganggap jilbab tidak wajib; bahkan putrinya sendiri tidak memakai jilbab, dsb., dsb.
Pak Quraish kemudian tak sabar bertanya kepada Dr. Al-Thayyib: “Yang bikin saya penasaran, apa reaksi Anda atas laporan itu, wahai Syaikh?”
Kata Dr. Ahmad Al-Thayyib: “Saya katakan kepada dia, Anda ndak usah bahyak bicara soal Quraish Shihab. Saya jauh lebih tahu tentang dia daripada kamu.”
Dr. Ahmad Al-Thayyib adalah Grand Shaikh yang sangat terbuka pikirannya. Dia meraih gelar doktor dari Universitas Sorbonne di Paris. Dia berasal dari keluarga tarekat yang mengikuti tarekat Khalwatiyah. Dia sendiri adalah seorang sufi dan sekaligus seorang yang alim dalam bidang fikih.
Dia banyak terlibat dalam aktivitas dialog antar-agama dan mengajak para ulama dan pemikir muslim untuk terlibat dalam usaha “tajdid al-fikr al-dini” (pembaharuan pemikiran agama). Dia adalah sosok yang mendekat profil kiai-kiai di Indonesia: rendah hati dan santat toleran.
Laporan yang hendak-hendak menjelek-jelekkan Quraish Shihab tentu tidak akan “mempan” mempengaruhi Syaikhil Azhar yang ”open minded” ini.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews