Amin dan tiga anaknya, kakak dan adik-adik Aldy, mengalami apa yang tak pernah terbayangkan. Nama Aldy dijadikan nama jalan di Kabupaten Nunukan.
Sejak awal, perjalanan ke Nunukan sudah dibayangi rasa haru. Tentang buruh pelabuhan, tentang Papua, tentang kematian, dan tentang keinginan membahagiakan keluarga serta memuliakan orang tua.
Tiga kali transit! Ujar perwira Polri yang membuka akses bertemu dengan keluarga Bharatu Anumerta M Aldy. Ada alternatif lewat Tawau, tapi cara yang paling mudah adalah menghubungi sahabat kami, Deddy Sitorus, yang selama Pemilu blebar-bleber ke Kaltara, termasuk Nunukan.
Bharatu Anumerta Aldy adalah anak buruh pelabuhan. Sebelum menjadi polisi pun, dia masih menjadi kuli panggul, membantu ayahnya. Hingga setamat SMA, tekadnya bulat. Cara menbahagiakan keluarga dan memuliakan orang tua adalah menjadi anggota Polri.
Tahun 2016 ia mendaftar, gagal di test psikologi. Ia menunda mendaftar lagi di 2017 karena sudah terlanjur berstatus karyawan sebuah hotel. Sepulang kerja, ia masih ikut ayah dan abangnya menjadi kuli bongkar barang di Pelabuhan Tunon Taka.
Keinginan menjadi polisi tidak pernah padam. Sepulang kerja, setelah menjadi kuli pelabuhan, ia berlatih fisik. Lari, push up, sit up, juga skot jump. Ia banyak bertanya soal kiat sukses tes psikologi.
2018 ia tes lagi. Kali ini diterima. Tergolong tangkas, Aldy terpilih memperkuat Pasukan Belukar, kesatuan yang bertugas di Papua. Ayahnya cemas tetapi semangat juang Aldy membakar nyali. Ia berangkat Februari 2019.
“Kapan pulang?” tak bisa menahan rindu, Amin, ayah Aldy akhirnya mengeluarkan pertanyaan itu ketika keduanya bicara di telepon. Aldy pun menenangkan. Sebelum lebaran pasti sudah pulang.
Aldy menepati janjinya. Ia pulang, disambut sebagai pahlawan oleh pejabat di Kalimantan Utara. Masyarakat Nunukan menyemut menerima kepulangan Aldy.
Ia gugur ditembak kelompok kriminal bersenjata, Maret 2019, sebelum Lebaran tiba, dua bulan setelah resmi menjadi anggota Polri.
Nunukan bersedih. Tetapi sekali lagi, Aldy menepati janjinya untuk membahagiakan keluarga dan memuliakan orang tua. Amin dan tiga anaknya, kakak dan adik-adik Aldy, mengalami apa yang tak pernah terbayangkan. Nama Aldy dijadikan nama jalan di Kabupaten Nunukan.
Pejabat dan masyarakat Kaltara seperti ingin menggenapi janji Aldy pada orang tuanya, memuliakan orang tua. Amin berangkat umroh. Ternyata, Deddy Sitorus adalah orang yang memberangkatkan ayah Aldy beribadah, usai Pemilu. Ia tak mau niat itu dipolitisasi.Kami tak pernah menyangka, orang yang dimintai tolong membantu perjalanan menuju ke Nunukan, terlibat dalam kisah Aldy.
“Kenapa tidak bilang kalau tahu soal Aldy?” Ia justru terheran-heran kami ke Nunukan untuk Aldy karena ketika kami sampaikan ingin ke Nunukan, dalam benaknya adalah kegiatan sosial untuk anak-anak terlantar atau korban trafficking.
Dimuliakanlah orang-orang yang memuliakan kemanusiaan!
***
Kristin Samah
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews