Jadi keraguan atau rasa tidak percaya nitizen kepada Putri Candrawathi yang dianggap tidak sesuai dengan fotonya adalah hal yang wajar.
Nitizen kita memang jeli dan ada aja yang menjadi bahan gosip.
Nitizen mempertanyakan atau meragukan kalau yang datang ke Mako Brimob Depok adalah Putri Candrawathi atau istri Ferdy Sambo.
Seperti kita ketahui, seteleh Ferdy Sambo ditahan di Mako Brimob Depok, Putri Candrawathi ingin menemui suaminya tersebut.Ia datang didampingi pengacara dan anak perempuannya. Tapi tidak bertemu karena tidak diizinkan.
Putri Candrawathi hanya mengeluarkan pernyataan singkat. Ia memakai masker, jadi wajahnya tidak terlihat dan hanya kelihatan matanya yang nampak sembab.
Pengacara Brigadir J yaitu Kamarudin Simanjuntak juga meragukan dan tidak percaya kalau yang datang ke Mako Brimob adalah Putri Candrawathi. Malah Kamarudin menduga Putri Candrawathi diperankan oleh pengacaranya. Karena wajahnya tidak seperti dalam foto yang beredar. Yang terlihat cantik dan lebih muda.
Nitizen pun juga meragukan atau tidak percaya kalau itu Putri Candrawathi. Malah nitizen memberikan komentar "Putri yang tertukar". Maksudnya seperti judul dalam sinetron.
Keraguan atau rasa tidak percaya nitizen kepada Putri Candrawathi karena nitizen hanya melihat foto yang bersangkutan yang terlihat cantik dan lebih muda ketika dalam keadaan sudah merias diri atau dandan.
Dan nitizen juga sebelumnya belum familiar melihat wajah Putri Candrawathi. Hanya karena suaminya atau Ferdy Sambo terkena kasus, maka nitizen mencari-cari foto Putri Candrawathi lewat medsos. Dan terkagum-kagum terlihat cantik.
Sikap nitizen yang meragukan dan tidak percaya ini sebenarnya bisa dimaklumi. Karena foto sekarang bisa difilter dan bisa menghasilkan foto yang terlihat cantik dan lebih muda.
Berapa banyak laki-laki dan perempuan yang kenal lewat media sosial dan sudah akrab,tapi ketika ketemu di darat, yang ada hanya rasa kecewa atau penyesalan? "Ko tidak seperti di medsos wajahnya yang terlihat cantik atau ganteng?"
Kasus seperti diatas cukup banyak terjadi, ketika bertemu secara tatap muka langsung, tanpa media sosial. Wajah-wajah cantik atau ganteng yang dimanipulasi lewat aplikasi, seolah menjadi kambing hitam.
Jadi keraguan atau rasa tidak percaya nitizen kepada Putri Candrawathi yang dianggap tidak sesuai dengan fotonya adalah hal yang wajar. Dan banyak dialami oleh nitizen yang kenalan dari media sosial.
Ono-ono wae ulah nitizen.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews