Dalam dunia burung dikatakan sudah "berjodoh" itu kalau sudah diikuti dengan kawin. Artinya kalau tidak kawin belum bisa dikatakan berjodoh.
Merpati atau Doro ternyata juga bisa tersesat atau tidak tahu kemana arah pulang. Padahal pandangan atau anggapan selama ini merpati tahu kemana arah pulang ke tempat kandangnya.
Hal ini sebenarnya wajar. Merpati itu juga mengandalalkan sistem navigasi yang kadang juga mengalami masalah. Manusia saja sekarang yang sering mengandalkan petunjuk arah dengan teknologi Google Maps juga bisa tersesat.
Merpati yang yang tersesat dan tidak bisa pulang biasanya akan tetap mencari persinggahan atau tempat istirahat di genting rumah yang ada atau banyak merpatinya. Nah, merpati jenis ini dinamakan "gelandangan atau bandangan", kalau di Solo Raya dinamakan "merpati gelandangan" karena tidak punya rumah atau tersesat.
Saya dulu sering mendapat merpati yang tersesat atau merpati gelandangan ini. Malah pernah dapat merpati jenis Merambon yang posturnya besar dan hidungnya juga besar.
Sekarang yang kita bahas yaitu Merpati atau Doro Keplek (Jawa). Mungkin masyarakat yang belum familiar dengan Merpati akan bingung. Doro Keplek itu jenis merpati yang sering untuk kontes atau perlombaan balapan dan taruhannya juga tidak main-main. Dari puluhan juta sampai dengan ratusan juta. Bahkan terkadang hadiahnya mobil.
Doro Keplek ini ada beberap jenis ada yang untuk balapan datar atau tleseran (Jawa) dan ada yang tinggian seperti ada kotak kolong yang diterbangkan dari jauh. Doro Keplek tleseran atau datar biasanya diterbangkan dari jarak 100 meter atau lebih dan betinanya dipegang dan digerak-geraknya sayapnya. Dan pejantan akan langsung menuju ke punggung betina sambil matukin kepalanya. Begitu juga dengan Doro Keplek jenis yang tinggian atau kolong.
Sebenarnya ada sedikit unsur penyiksaan dalam permainan Doro Keplek ini dan yang jadi korban betinanya.
Waktu mengeplek atau menggerak-gerakan badan merpati betina supaya sayapnya terbuka dengan digenggam-sama saja memaksa badan merpati betina bergerak di luar kemampunnya. Dan biasanya merpati betina cepat loyo atau badannya rusak. Dan itu bukan sekali tetapi berkali-kali atau berhari-hari.
Nah, mengapa merpati jantan suka nempel seperti perangko atau mengejar kemanapun merpati betina itu pergi dan tidak mau dipisahkan?
Karena pada saat itu merpati sedang birahi atau memasuki masa kawin. Birahinya atau libidonya sedang tinggi. Jadi kemanapun betina pergi akan selalu diikuti oleh penjantannya. Mirip manusia kalau sedang jatuh cinta diiringi dengan meningkatnya birahi atau libido yang sedang tinggi. Inginnya nempel terus kayak perangko dengan pasangannya. Seolah tidak mau dipisahkan atau terpisahkan. Semakin dipisahkan oleh jarak semakin besar untuk ketemu sekedar melepas kangen. Dan cipak-cipok seperti merpati yang sedang birahi.
Kalau merpati tetap setia pada pasangannya dan kalau manusia sering ingkar atau mengkhianati pasanganya.
Ini juga berlaku dalam merpati atau Doro Keplek. Semakin dipisahkan jarak yang jauh, maka akan terbang dengan sangat kencang untuk langsung menemui betinanya dan dipatukin kepalanya sebagai simbol atau tanda sedang birahi dan ngajak kawin.
Makanya merpati atau Doro Keplek sering dipisahkan antara jantan dan betina tidak dalam satu kandang. Umumnya betina yang ada di dalam kandang dan jantan dibiarkan di luar kandang.Karena jantan tidak akan pergi kemana-mana dan nungguin betinanya.
Mengapa merpati jantan dan betina tidak disatukan dalam satu kandang?
Ini untuk menghindari supaya merpati jantan tidak kawin atau sering kawin. Kalau kawin maka proses selanjutnya akan memproduksi telor dan angkrem. Ini biasanya dihindari oleh penghobi merpati atau Doro Keplek.
Mengapa penghobi Doro Keplek mengindari pejantan untuk kawain dengan betinanya?
Karena kalau kawin atau sering kawin biasanya loyo atau kurang bersemangat kalau terbang untuk perlombaan atau kontes. Dan biasanya rasa keket atau lengketnya mulai berkurang kalau dikawinkan atau sering kawin.
Mirip manusia juga sih,kalau sering kawin biasanya loyo atau males-malesan dan kurang bergairah. Birahi yang memuncak akan berkurang kalau sering kawin.
Jadi itu ya gaes ada persamaan Merpati atau Doro Keplek dengan manusia kalau sedang birahi datang menggelora. Jarak yang jauh pun tak jadi soal atau masalah.Itu semua demi kekasih hati.
Dalam dunia burung dikatakan sudah "berjodoh" itu kalau sudah diikuti dengan kawin. Artinya kalau tidak kawin belum bisa dikatakan berjodoh.
Tetapi kalau manusia dikatakan "berjodoh" itu kalau sudah ada Ijab qobul atau pemberkatan. Sekalipun sering kowan-kawin kalau belum Ijab Qobul atau pemberkatan belum bisa dikatakan berjodoh.
Dikawin iya-dinikah kagak! Jangan gitu yaa gaes. Katanya pengin seperti sepasang merpati yang tak akan ingkar janji atau setia dan hanya maut yang memisahkan.
Merpati atau Doro mau kawin tidak perlu Ijab Qobul atau pemberkatan.
Gitu aja ya gaes!
(Selesai)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews