Syahrini, Si Julid Sexy Killer

Gaya hidup Syahrini harus ditiru oleh semua wanita Indonesia agar tidak mudah terjebak rayuan lelaki sok kaya bermodal sorban ngoceh agama untuk dipoligami.

Jumat, 31 Mei 2019 | 15:36 WIB
0
713
Syahrini, Si Julid Sexy Killer
Syahrini (Foto: Facebook/Budi Setiawan)

Contohlah Syahrini. Sudah mengawini pemilik pohon duit tetap saja cari duit. Pribadinya tidak berubah meski duit tinggal metik. Kenes dan kalau ngomong agak mendesah-desah gitu. Dan terus jualan.

Orang boleh bilang dia norak ketika menjajakan dirinya sebagai selebritis sekaligus pebisnis. Tapi dia tahu berapa tarif yang cocok buat dirinya. Sebagai endorser mie instan sampai sepatu yang harganya dia ratusan juta. Itu paling murah.

Lulusan fakultas hukum Universitas Pakuan Bogor ini sadar bahwa dirinya barang mahal. Jadi ngapain dia jual murah segala yang melekat pada popularitasnya. Dia hargai produknya jutaan. Konser terakhir dia ludes habis meski harganya 25 juta.

Belum lagi kaftan dan jilbab yang laris manis ketika ditempel nama Syahrini. Dia telah menghidupi ratusan UKM yang memproduksi aneka bentuk busana yang memakai embel-embel namanya. Tanpa sedikitpun dia meminta royalti. Artinya dia sudah beramal tanpa harus teriak teriak disana ini. Dia sudah cukup untuk dirinya sendiri.

Dan dia terus menciptakan kehebohan. Merebut tropi kehidupan dengan gaya elegan dari genggaman Luna Maya. Tepat pada waktu dan kondisi yang menguntungkan dia selamanya.

Sama hebohnya ketika mengabarkan luka kejedot lemari dan dilarikan ke rumah sakit naik pesawat pribadi. Anda bisa bilang muak lihat pengabaran ecek-ecek ini. Tapi Syahrini cuek saja. Sikap yang sama ketika banyak perempuan yang nyinyir soal berita singkat soal suaminya yang langsung ganti handphone ketika jatuh.

Begitulah cara Syahrini menjual citra diri.

Dia mungkin cuma bilang kamu julid. Bisanya ngomong tapi tidak bisa cetak duit.

Seperti hebohnya mukena seharga 3,5 juta yang ludes terjual 5.000 dalam hitungan menit. Bayangkan kurang dalam sehari dia bisa hasilkan puluhan milyar. Jika ada mau beli lagi tunggu sampai lebaran haji.

Kemudian dia tebar lagi daster yang juga tidak kurang mahalnya.

Itulah Syahrini.

Desain busana buatannya memang berkelas. Dia thinking out of the box setiap bikin produk. Tidak ada yang terfikir sebelumnya untuk membuat mukena berserat emas 24 karat.

Dia menciptakan trend di kalangan Muslimah bahwa untuk menghadap Allah sangat perlu berpakaian mewah. Bukan mukenah putih bluwek berenda motif murah.

Lewat mukena Syahrini seakan berkotbah bukankah dalam Islam menjadi kaya adalah perintah?

Itu sebenarnya pesan yang ingin disampaikan Syahrini bagaimana perempuan muslim menjalani hidup ini.

Dan dia akan terus memoles citranya dari anak dusun " muka Boyolali" menjadi ratu berkemewahan abadi. Tapi tetap menjadi dirinya sendiri. Meski sudah kaya sekali dia tetap jualan dan mandiri. Mencetak kekayaannya sendiri.

Gaya hidup Syahrini harus ditiru oleh semua wanita Indonesia agar tidak mudah terjebak rayuan lelaki sok kaya bermodal sorban ngoceh agama untuk dipoligami.

Wanita Indonesia harus mandiri punya duit sendiri supaya nasibnya mujur. Semujur Syahrini. Yang tidak pernah julid untuk popularitasnya sendiri.

Dia sexy killer yang sejati..

Setuju Mas Dandi ?

Setelah batu bara coba buat dokumenter soal Syahrini..

Pasti sang julid julid dengan senang hati membiayai, Mas Dandi..

Melebihi bayaran Greenpeace, karena semilyar dua milyar cuma recehan buat Syahrini...

***