Gaya hidup Syahrini harus ditiru oleh semua wanita Indonesia agar tidak mudah terjebak rayuan lelaki sok kaya bermodal sorban ngoceh agama untuk dipoligami.
Contohlah Syahrini. Sudah mengawini pemilik pohon duit tetap saja cari duit. Pribadinya tidak berubah meski duit tinggal metik. Kenes dan kalau ngomong agak mendesah-desah gitu. Dan terus jualan.
Orang boleh bilang dia norak ketika menjajakan dirinya sebagai selebritis sekaligus pebisnis. Tapi dia tahu berapa tarif yang cocok buat dirinya. Sebagai endorser mie instan sampai sepatu yang harganya dia ratusan juta. Itu paling murah.
Lulusan fakultas hukum Universitas Pakuan Bogor ini sadar bahwa dirinya barang mahal. Jadi ngapain dia jual murah segala yang melekat pada popularitasnya. Dia hargai produknya jutaan. Konser terakhir dia ludes habis meski harganya 25 juta.
Belum lagi kaftan dan jilbab yang laris manis ketika ditempel nama Syahrini. Dia telah menghidupi ratusan UKM yang memproduksi aneka bentuk busana yang memakai embel-embel namanya. Tanpa sedikitpun dia meminta royalti. Artinya dia sudah beramal tanpa harus teriak teriak disana ini. Dia sudah cukup untuk dirinya sendiri.
Dan dia terus menciptakan kehebohan. Merebut tropi kehidupan dengan gaya elegan dari genggaman Luna Maya. Tepat pada waktu dan kondisi yang menguntungkan dia selamanya.
Sama hebohnya ketika mengabarkan luka kejedot lemari dan dilarikan ke rumah sakit naik pesawat pribadi. Anda bisa bilang muak lihat pengabaran ecek-ecek ini. Tapi Syahrini cuek saja. Sikap yang sama ketika banyak perempuan yang nyinyir soal berita singkat soal suaminya yang langsung ganti handphone ketika jatuh.
Begitulah cara Syahrini menjual citra diri.
Dia mungkin cuma bilang kamu julid. Bisanya ngomong tapi tidak bisa cetak duit.
Seperti hebohnya mukena seharga 3,5 juta yang ludes terjual 5.000 dalam hitungan menit. Bayangkan kurang dalam sehari dia bisa hasilkan puluhan milyar. Jika ada mau beli lagi tunggu sampai lebaran haji.
Kemudian dia tebar lagi daster yang juga tidak kurang mahalnya.
Itulah Syahrini.
Desain busana buatannya memang berkelas. Dia thinking out of the box setiap bikin produk. Tidak ada yang terfikir sebelumnya untuk membuat mukena berserat emas 24 karat.
Dia menciptakan trend di kalangan Muslimah bahwa untuk menghadap Allah sangat perlu berpakaian mewah. Bukan mukenah putih bluwek berenda motif murah.
Lewat mukena Syahrini seakan berkotbah bukankah dalam Islam menjadi kaya adalah perintah?
Itu sebenarnya pesan yang ingin disampaikan Syahrini bagaimana perempuan muslim menjalani hidup ini.
Dan dia akan terus memoles citranya dari anak dusun " muka Boyolali" menjadi ratu berkemewahan abadi. Tapi tetap menjadi dirinya sendiri. Meski sudah kaya sekali dia tetap jualan dan mandiri. Mencetak kekayaannya sendiri.
Gaya hidup Syahrini harus ditiru oleh semua wanita Indonesia agar tidak mudah terjebak rayuan lelaki sok kaya bermodal sorban ngoceh agama untuk dipoligami.
Wanita Indonesia harus mandiri punya duit sendiri supaya nasibnya mujur. Semujur Syahrini. Yang tidak pernah julid untuk popularitasnya sendiri.
Dia sexy killer yang sejati..
Setuju Mas Dandi ?
Setelah batu bara coba buat dokumenter soal Syahrini..
Pasti sang julid julid dengan senang hati membiayai, Mas Dandi..
Melebihi bayaran Greenpeace, karena semilyar dua milyar cuma recehan buat Syahrini...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews