Bisa Apa Kyai Ma'ruf Itu...?!

Nah, apakah kalian sebagai anak bau kencur masih mau merendahkan dan meremehkan Kyai Ma’ruf Amin? Hayo istigfar…!

Kamis, 11 April 2019 | 21:08 WIB
0
454
Bisa Apa Kyai Ma'ruf Itu...?!
KH Ma'ruf Amin (Foto: Facebook/Satria Dharma)

Saya ketamuan seorang emak-emak keluarganya ipar saya pagi ini. Ngomong ngalor ngidul, eh! belok juga ke pilpres. Asem kecut…! Dia bilang bahwa kalau Jokowi menang Kyai Ma’ruf gak bakalan jadi wapres tapi bakal disingkirkan dan dijadikan sebagai Menteri Agama. Dan dia cerita dengan sangat yakin.

Astagfirullah hal adzim…! Kalau pemahamannya sengaco begini saya nyerah saja. Ipar saya sendiri sampai malu pada saya tapi juga tidak berkutik lha wong itu tamunya. Saya cepat-cepat cari alasan untuk ngacir dan saya serahkan dia ke ipar saya untuk diladeni dan dilayani sebaik mungkin. 

Kalau biasanya sih isu serangan ke Kyai Ma’ruf itu adalah soal usianya. Katanya usianya sudah terlalu tua dan tidak akan bisa bekerja dengan maksimal nantinya. Apakah mereka ini lupa bahwa usia Jusuf Kalla itu sama persis dengan Kyai Ma’ruf, sama-sama 76 tahun? Apakah mereka lupa bahwa Mahathir Muhammad itu jauh lebih tua ketimbang Kyai Ma’ruf dan masih begitu trengginas dan bersemangat (usianya 93 tahun)?

Soal kesehatan fisik belum tentu Prabowo lebih fit ketimbang Kyai Ma’ruf. Yang jelas Kyai Ma’ruf punya istri yang masih muda, jauh lebih muda ketimbang istri saya apalagi kalau dibandingkan dengan Titik Soeharto, mantan bojone Prabowo. 

Serangan lain ke Kyai Ma’ruf biasanya adalah soal perannya. Katanya nanti beliau tidak akan berperan. Sama seperti Jusuf Kalla yang tidak berperan. Astagfirullah hal adzim. 

Jangan sampai hal ini didengar oleh JK karena beliau pasti akan marah dibilang tidak punya peran sebagai wapres. Kegiatan JK sebagai wapres itu sangat padat. Jangankan wapres, lha wong jadi staf ahli Kemendikbud aja sibuknya bukan main Mas Nanang Ahmad Rizali dulu itu. Ke sana kemari memberi sambutan dan dapat honor. 

Ada juga yang tidak yakin bahwa seorang ulama bisa berperan dalam pemerintahan. Mungkin dipikir kerjaan ulama itu hanya memimpin doa di masjid, utamanya kalau ada hajatan dan sambutan pernikahan. Anda perlu tahu bahwa Kyai Ma’ruf itu bukan hanya ulama tapi juga seorang akademisi sekaligus sebagai politisi.

Tolong jangan dibandingkan dengan Sandiaga Uno yang setiap ketemu beliau selalu cium tangan beliau. Kyai Ma’ruf Amin ini sebagai ulama adalah ahli Fiqih dan merupakan keturunan dari ulama legendaris Indonesia bernama Syekh Nawawi Al Bantani, ulama legendaris Indonesia yang merupakan imam di Masjidil Haram (1813 M – 1897 M). Tolong jangan dibandingkan dengan para ulama 212. Pamali… 

Ibaratnya mereka itu cuma mengandalkan gwakang sedangkan sinkang dan lwekang mereka gak punya. 

Sebagai akademisi beliau adalah Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Nahdatul Ulama (Unnu), Jakarta sejak tahun 1968 (sebagian besar dari kalian mungkin belum lahir ketika beliau sudah jadi dosen). Kyai Ma’ruf Amin memiliki gelar Profesor atau guru besar bidang Ilmu Ekonomi Muamalat Syariah di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Penganugerahan gelar profesor ini dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) lewat sidang terbuka, Rabu 24 Mei 2017. Gelar doktor yang melekat pada nama Ma’ruf Amin merupakan doktor kehormatan (doctor honoris causa) yang dianugerahkan oleh Rektor Unversitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Prof Dr Komarudin Hidayat pada 5 Mei 2012. 

Masih mau meremehkan kapasitas beliau di bidang akademik? 

Bagaimana dengan bidang politik? Beliau telah menjadi anggota DPRD DKI Jakarta dari Utusan Golongan (1971–1973). Berikut ini pengalaman beliau di politik.
Ketua Fraksi Utusan Golongan DPRD DKI Jakarta
Anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) (1973–1977)
Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD DKI Jakarta
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) (1977–1982)
Pimpinan Komisi A dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Anggota MPR RI dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) (1997–1999)
Anggota MPR RI dari Fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa)
Anggota DPR RI dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) (1999–2004)
Ketua Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa)
Anggota Panitia Anggaran DPR RI dari Fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa)
Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) (1999)

Masih mau meremehkan kapasitas beliau di bidang politik? Sandiaga Uno jelas tidak ada apa-apanya dalam soal politik. (tapi nek golek duwit pinter). 

Apakah kalau nanti Jokowi jadi presiden maka peran Kyai Ma’ruf akan minor? Tidak. Mereka sudah sepakat pada satu hal yaitu peran penting Kyai Ma’ruf untuk menjadi penggagas dan sekaligus penggerak perekonomian syariah di Indonesia.. Hal ini sesuai dengan apa yang selama ini digelutinya di perbankan syariah. Beliau adalah anggota Komite Ahli Pengembangan Bank Syariah Bank Indonesia sejak 1999) dan menjadi Ketua Harian Dewan Syariah Nasional MUI (2004–2010). Beliau bahkan telah menyusun rencananya tersebut dan menyampaikannya pada pengukuhan gelarnya. Kyai Ma'ruf Amin menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul 'Solusi Hukum Islam (Makharij Fiqhiyyah) sebagai Pendorong Arus Baru Ekonomi Syariah di Indonesia’.

Ekonomi Keumatan Konsep Ma'ruf Amin

Kyai Ma'ruf Amin mengatakan jika nanti diberi amanah rakyat untuk memimpin Indonesia akan mengutamakan program ekonomi keumatan.

"Ekonomi keumatan adalah arus baru. Kenapa arus baru karena arus lama membentuk konglomerat. Ini kita jadikan arus baru, bukan melemahkan yang kuat. Tidak. Tapi, bagaimana menguatkan yang lemah. Itulah lahir program aset dan kemitraan. Konglomerat bermitra dengan usaha masyarakat," ujar Ma'ruf di Kantor PBNU, Kamis (9/8/2018), tak lama setelah diumumkan Jokowi sebagai cawapres. 

Nah, apakah kalian sebagai anak bau kencur masih mau merendahkan dan meremehkan Kyai Ma’ruf Amin? Hayo istigfar…! 

Surabaya, 11 April 2019

***