Bondan Gunawan sebagai orang dekat Gus Dur sejak lama, yang ikut mendirikan FORDEM, dan kemudian ikut dalam lingkaran istana sebagai Menteri Sekretaris Negara.
Sudah banyak buku tentang Gus Dur, baik biografi politik sebagai kajian ilmiah, maupun berupa "kesaksian" pribadi dari orang-orang yang mengenal dekat tokoh luar biasa ini.
Dari kajian ilmiah, paling kurang ada dua karya Dr Greg Barton. Pertama, ABDURRAHMAN WAHID : MUSLIM, DEMOCRAT, INDONESIAN PRESIDENT - A View from Inside (2002).
Kedua, GUS DUR: THE AUTHORIZED BIOGRAPHY OF ABDURRAHMAN WAHID (2003).
Buku yang terakhir ini sudah diterbitkan dalam edisi Bahasa Indonesia.
Namun harus diakui, masih banyak sisi dalam kehidupan Gus Dur yang belum terungkap. Dan itu wajar, mengingat tokoh satu ini memang sosok multidimensi: ulama, intelektual, pemikir, budayawan, politisi, dan negarawan.
Buku Bondan Gunawan ini mengungkap sisi-sisi lain dari perjalanan politik Gus Dur, terutama pada momen-momen penting jelang kemunculannya sebagai presiden tahun 1999, hingga saat kejatuhannya tahun 2001.
Terungkap juga berbagai "jaringan" serta manuver kelompok-kelompok yang menghalangi maupun yang mendukung Gus Dur hingga tampil ke panggung kekuasaan, termasuk tentunya organisasi Forum Demokrasi (FORDEM), yang didirikan Gus Dur bersama teman-temannya tahun 1991.
Bondan Gunawan sebagai orang dekat Gus Dur sejak lama, yang ikut mendirikan FORDEM, dan kemudian ikut dalam lingkaran istana sebagai Menteri Sekretaris Negara, mengisahkan kembali banyak hal menarik.
Saya sendiri, sebagai salah satu yang ikut menandatangani kesepakatan deklarasi pembentukan FORDEM di Cibeureum, Bogor, Maret 1991, tentu gembira atas terbitnya buku ini: seperti membaca jejak napak tilas masa lalu.
Selamat untuk Bung Bondan Gunawan atas terbitnya buku ini !
Colek Mas Dr Ahmad Suaedy, yang bukunya tentang Gus Dur segera terbit.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews