Ada 10 indikasi orang kaya. Tapi terlalu panjang jika saya tuliskan di sini, meski hanya ngabisin waktu 3 menit untuk ngebacanya.
Apakah panjenengan orang kaya? Atau miskin? Atau crazy-rich? Apa terjemahan kategori terakhir itu, orang kaya edan? Atau orang edan kaya, alias kemudu-kudu kaya hingga jadi edan karena nggak keturutan?
Betapa dahsyatnya perubahan di sekeliling kita, akibat ekonomi-uang yang makin menggila di dunia digital ini. Kita (kita? Gue aja lage) nggak ngerti pula apa yang disebut dalam metaverse abad ini dengan bitcoin, crypto, NFT, afiliator, dan sebagainya. Kita hanya geleng-geleng kepala ngeliat mahasiswa jadi milyarder, tukang parkir jadi crazy rich.
Tak sedikit anak muda Indonesia bergaya di medsos. Bagi-bagi duit milyaran rupiah gitu aja. Mbeliin mobil luxury untuk temen atau pacar, kayak beli cilok. Manggil tukang ojek muter-muter ke tujuh kampung tanpa penumpang, kemudiaan dikasih duit ratusan ribu rupiah.
Dulu, cerita jaman Orba, Tommy Soeharto bisa manggil sesiapa seenaknya, hanya untuk diludahin wajahnya terus dikasih duit. Di youtube, ada banyak sopir taksi amatiran, hanya khusus ngangkut cewek sexy bersusu gede, diajak ngobrol sepanjang jalan. Terus justru si sopir ngasih duit jutaan. Gitu doang. Tanpa transaksi.
Berbagai pameran orang kaya dan crazy-rich itu, membuat orang pajak lebih mudah kerjaannya. Tinggal ngirimin ucapan selamat terus nawarin pendampingan cara memproses NPWP. Kemudian, baru beberapa bulan jadi crazy rich, tahu-tahu dan tempe-tempe, masuk penjara.
Terus, bagaimana dengan kita, eh, anda-andi semuanya? Tetap fesbukan-jaya atau tiktokan-ria? Menunggu waktu buka puasa tiba, tapi tidak tiba-tiba juga? Sembari mengeluh cari duit susah karena pandemi, karena PPKM. Tapi ketika PPKM berakhir, eh, ternyata bahkan lebih sulit lagi situasinya. Terus demo karena semua akibat salah pilih warna celdam? Padal, apa itu kaya? Tahu aplikasinya, eh, definisinya? Atau indikasinya?
Ada 10 indikasi orang kaya. Tapi terlalu panjang jika saya tuliskan di sini, meski hanya ngabisin waktu 3 menit untuk ngebacanya. Cuma, ngebaca 3 menit tulisan di hape itu bikin lelah, capek, males. Apalagi ditulis dengan model tanpa paragraf, bikin pusing mata. Bego aja ‘tu nulis tanpa paragraf, meski lebih bego lagi yang sudi mbaca tulisan kek gituan.
Tapi, sebagai orang baik hati dan tidak sombong (meski acap difitnah), saya bocorin salah satu indikator orang kaya. Salah satu saja, karena kalau salah banyak, kasihan jika harus DO. Mendingan BO.
Salah satu indikator orang kaya, yakni tidak gampang mengeluh, meski dengan susah payah mbaca tulisan kek ginian. Metharkam with love. Kata Yudhistira ANM Massardi, yang baca puisi di Cieriek Kopi Mbantul, Yogya: “jangan lupa bercinta!”
Sunardian Wirodono
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews