Penerbitan kartu Nusuk untuk jemaah calon haji Indonesia melonjak.
Hal tersebut disampaikan oleh Kemenag yang memberikan klaim bahwa penerbitan kartu Nusuk sudah mencapai 90 persen. (Slot)
“Beberapa hari lalu, angka penerbitan Nusuk masih berada di kisaran 70 hingga 82 persen, Alhamdulillah, hari ini sudah di atas 90 persen, bahkan ada yang sudah 95 hingga 97 persen,” ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief di Jeddah, dikutip dari laman resminya pada Sabtu, 24 Mei 2025.
Menurut Hilman, percepatan penerbitan kartu Nusuk ini karena komunikasi yang baik dengan beberapa pihak.
Ia mengungkapkan bahwa ada komunikasi yang dilakukan antara petugas haji Indonesia, perusahaan penyedia layanan, dan Kementerian Haji Arab Saudi.
Kerja sama yang dilakukan ini untuk memastikan hal-hal teknis pembagian kartu Nusuk, mulai dari pendataan kedatangan jemaah, distribusi mereka ke hotel, serta identifikasi jemaah yang belum menerima kartu Nusuk.
Hilman menambahkan bahwa mekanisme penerbitan dan pembagian kartu Nusuk tersebut sudah dilakukan sejak seminggu lalu.
Tujuannya adalah untuk penerimaan kartu Nusuk yang lebih cepat dan tetap terkoordinasi sampai di tangan jemaah.
“Harapannya, ritme ini bisa terus terjaga agar jemaah mendapatkan kemudahan beribadah di Masjidil Haram,” ujarnya.
Sebelumnya, Kemenag menyatakan bahwa sudah ada 131.200 jemaah Calon Haji Indonesia yang mendapatkan kartu Nusuk.
Kartu Nusuk sendiri merupakan kartu identitas resmi yang wajib dibawa oleh jemaah haji, baik itu di Madinah maupun di Makkah.
Di dalam kartu Nusuk ini berisi foto, nama, nomor visa dan paspor, serta lokasi hotel yang tersimpan di dalam barcode.
Barcode tersebut bisa sewaktu-waktu dipindai oleh petugas untuk keperluan verifikasi.
Dengan memiliki kartu Nusuk, bisa membedakan antara haji legal dan ilegal, sehingga bisa mendapatkan keamanan serta pelayanan dari Syarikah.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews