Proses Kreatif Menemukan Ide Desain Cover

Mencari ide untuk cover buku non-novel memang tergolong lebih sulit, harus sangat imajinatif dan tidak biasa, berbeda dengan mecari ide untuk cover novel.

Sabtu, 3 Juli 2021 | 08:31 WIB
0
222
Proses Kreatif Menemukan Ide Desain Cover
Foto:doc.pribadi

Menemukan ide adalah merupakan sebuah proses kreatif, dan itu biasanya dialami dalam dunia seni. Dalam tulisan ini saya ingin memaparkan bagaimana proses kreatif saya menemukan ide-ide visual, dalam merancang cover buku.

Terkhusus kali ini saya akan memaparkan apa yang saya lakukan saat merancang pesanan cover buku Kang Pepih Nugraha, yakni cover buku "Proses Kreatif Tiga Penulis Profesional, Proses Kreatif Menulis Biografi,Mengembangkan Proses Kreatif Menulis, dan Opini Kompas: Kiat Menulis, Menggali Ide, Mengelola Isu, Menuliskan hingga Menembuskannya."

Untuk cover buku-buku seperti diatas, menemukan ide untuk rancangan covernya membutuhkan gagasan-gagasan liar, baik dari segi ide visualnya juga format desainnya, yang menyangkut penempatan elemen estetis (warna dan typography) di dalamnya. Agak berbeda dengan merancang cover novel, yang sudah jelas objek visualnya.

Saya akan mulai dari penemuan ide visual buku "Proses Kreatif Tiga Penulis Profesional", yang judul awalnya " Tiga Menyibak Takdir." Judul awalnya memang tidak menegaskan apa profesi ketiganya, mungkin inilah yang menjadi pertimbangan ketiga penulisnya.

Susah-susah gampang mewujudkan visual buku ini, saya memulai dari mencomot foto mereka masing-masing dari akun Facebooknya (maaf saya tidak izin terlebih dahulu). Memilih fotonya pun harus disesuaikan dengan konteks visual cover tersebut.

Saya agak kesulitan mendapatkan foto Kang Dodi Mawardi, karena ketersediaannya sangat terbatas, dari sekian foto yang ada hanya satu foto yang saya anggap bisa mewakili ide saya. Secara visual saya terinspirasi dari poster film, makanya visual awal penedekatannya ke poster film.

Ternyata konsep awal tidak diterima, dianggap terlalu poster film, sementara yang diharapkan adalah konsep "digital image". Untuk cover buku ini awalnya saya hindari font Handwriting, karena saya anggap kurang cocok untuk buku seperti ini.

Saya mencari referensi tentang digital image, dan saya berusaha untuk mewujudkannya. Sesuai dengan konteks dunia penulisan, make saya mendapatkan ide untuk menampilkan buku yang berterbangan, baik dilatar depan foto Penulis bertiga, maupun di latar belakangnya.

Singkat cerita ide itu bisa diterima, hanya saja font huruf minta diganti type handwriting. Dalam prosesnya terus berubah, latar belakang landscape Jakarta yang ada pada desain awal minta dikembalikan, dengan demikian saya pun harus menghilangkan gambar buku berterbangan, dan tetap mempertahankan buku yang menjadi latar depan.

Tidak langsung oke, secara visual tidak ada masalah, tapi tampilan font handwriting dianggap kurang komunikatif untuk cover sebuah buku yang serius. Kembali ke font hurup yang awal, yang lebih much terbaca sebagai akhir dari visualisasi rancangan cover bukunya. Hasil akhirnya seperti yang terlihat dalam cover buku tersebut.

Untuk visualisasi cover buku "Proses Kreatif Menulis Biografi", saya tidak mengalami masalah yang berarti. Menulis Biografi menurut hemat saya adalah menulis 'sosok' seseorang, maka menjadi objek covernya pun siluet seseorang. Tinggal saya memilih elemen estetis untuk memperindah tampilan covernya. Hanya butuh dua kali presentasi kang Pepih langsung setuju.

Saya memberikan tiga pilihan sekaligus pada kang Pepih, dari tiga pilihan tersebut langsung disetujui salah satunya. Berikutnya hanya tinggal merapikan besar kecil font hurupnya. Cover ini hanya saya kerjakan dalam hitungan jam, karena memang tidak terlalu sulit.

Ketika mengerjakan cover "Mengembangkan Proses Kreatif Menulis", saya tidak seperti mengerjakan cover sebelumnya, saya agak stuck, agak kesulitan menemukan idenya. Dua pilihan yang saya tawarkan kurang direspon oleh kang Pepih, maka saya membuat pilihan ketiga dengan konsep digital image.

Sambil menunggu respon dari kang Pepih, saya kirimkan konsep cover "Opini Kompas" yang idenya dengan mudah saya temukan. Sebagai media yang cukup populer, saya memanfaatkan "branding" Kompas, yang terletak pada typography Kompas yang khas, dengan latar belakang koran Kompas.

Konsep ketiga cover Mengembangkan Proses Kreatif Menulis rupanya disetujui kang Pepih, begitu juga dengan Opini Kompas yang hanya satu pilihan langsung disetujui. Dalam proses yang berjalan saya mengirimkan pilihan kedua untuk Opini Kompas, rupanya kang Pepih sudah kepincut dengan ide yang pertama.

Itulah proses kreatif saya dalam mencari ide untuk merancang cover 4 buku yang dipesan kang Pepih dalam rentang waktu hampir serentak. Mencari ide untuk cover buku non-novel memang tergolong lebih sulit, harus sangat imajinatif dan tidak biasa, berbeda dengan mecari ide untuk cover novel.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, cover novel itu objek visualnya jelas, terlebih lagi yang bergaya klasik, karena gambaran sosok tokoh dalam novel sudah bisa menjadi objek visualnya, berbeda dengan visual cover buku non-novel. Pada tulisan kedua nantinya Saya akan membahas tentang proses kreatif tentang pencarian ide cover novel pak Masri Sareb Putra.

***