Nissa Sabyan

Berhentilah menghakimi. Berdoa sajalah agar tidak diberi cobaan semacam itu. Kita juga belum tentu slamet kalau kena cobaan macam mereka.

Senin, 22 Februari 2021 | 20:03 WIB
0
347
Nissa Sabyan
Ayus dan Nissa Sabyan (Foto: okezone.com)

Sumprit saya tidak seberapa tertarik dengan musik gambusnya Nissa Sabyan. Apalagi dengan kasusnya (meski saya membacanya karena begitu trendingnya beritanya). Saya tidak pernah nonton videonya, tidak pernah mengingat wajahnya dan saya yakin meski saya suatu kali makan di depannya saya juga tidak akan tahu bahwa itu Nissa Sabyan. I don't quite enjoy dakwah music much. Wajahnya juga biasa-biasa saja. Aura anak-anak di wajahnya belum hilang. 

Saya mungkin bahkan akan langsung tahu jika bertemu dengan Nikita Mirzani. 

Saking tidak tahunya saya sehingga semula saya menganggap bahwa Sabyan itu nama Nissa itu sendiri. Setelah kasusnya muncul barulah saya tahu ternyata itu nama grup musiknya. What the...! 

Saya tidak akan menghakimi Nissa atau pun Ayus. Saya kasihan dengan mereka. Begitu juga kasus lain yang serupa dengan ini (even kasusnya Gisel). Never...! Bagi saya itu kasus yang sangat banyak terjadi di sekitar kita.

Manusia tergelincir oleh godaan nafsunya adalah peristiwa yang boleh dikata bisa kita lihat setiap hari di mana-mana. Hal itu juga bisa terjadi pada diri kita. Jangan pernah merasa kebal dengan kasus semacam ini. Nissa dan Ayus masih sama-sama sangat muda, terus menerus bertemu dalam situasi dan kondisi yang membuat mereka saling tertarik. Itu resep paling jitu untuk saling jatuh hati dan tertambat satu sama lain.

Jangankan Ayus. Saya sendiri kalau terus menerus bertemu dan main musik bersama dengan Raisa, Agnes Mo, atau Bunga Citra Lestari mungkin juga akan bernasib sama. Terus menerus bergaul dengan gadis muda yang cantik mempesona lalu jatuh cinta dan lupa punya istri dan anak itu sungguh cerita klasik. Nothing new in it

Saya yakin mereka berdua sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu salah dan tidak layak. Tapi apa daya cinta telah membelit ketat.

Jangankan mereka berdua anak muda yang masih menggebu-gebu gairahnya, lha wong Begawan Wisrawa pemilik ilmu Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu saja tak mampu menahan gairahnya ketika berdua dengan Dewi Sukesi. Itu kelas Begawan lho ya...!

Apalagi cuma sekelas Satria macam saya. Kalau diajak latihan musik terus menerus sama BCL berdua kemudian BCL ngglendhot ke bahu saya pas kecapekan sambil bilang, "Mas, aku agak capek. Pijitin dong...!" Apa kalian pikir saya akan bilang, "Baik...! Saya panggilkan tukang pijat top ya Dik BCL. Segera...!" Ya, nehi lha...! Minimal saya akan ambil minyak gosok lalu saya guyurkan ke kepala saya sendiri supaya saya cepat sadar. It's just a dream... it's just a dream...! kata saya pada diri sendiri. 

Baca Juga: Nissa Sabyan yang Merebut Suami Orang, Nissa yang Tak Perlu Dibela

Setiap kali mendengar hal semacam ini saya hanya bisa menghela napas dan berharap pada Tuhan agar tidak diberi cobaan seperti MYD dan Ayus. Meski iman terus saya jaga tapi kadang-kadang imron bisa berulah. Begitu iman saya istirahat sebentar saja maka merajalelalah si imron. Dan begitu imron merajalela maka bahkan Begawan Wisrawa tak akan mampu mengendalikannya.

Kisah tentang perselingkuhan Begawan Wisrawa dengan Dewi Sukesi itu jelas-jelas merupakan peringatan dalam bentuk kisah pewayangan.

Jadi....

Berhentilah menghakimi. 

Berdoa sajalah agar tidak diberi cobaan semacam itu. Kita juga belum tentu slamet kalau kena cobaan macam mereka.

Kuwi nek awakmu pingin slamet dunyo akherat lho. 

Sebagai penutup saya beri video musik gambus yang sangat saya nikmati baik musik mau pun liriknya. Soalnya gak bawa-bawa dakwah segala. Ngocol doang. 

Surabaya, 21 Pebruari 2021

Satria Dharma

***