Berkat prestasinya ini Bobby berhak menyandang gelar Grandmaster di usia 15 tahun, termuda saat itu di dunia, mengalahkan rekor Boris Spassky pada usia 18 tahun.
Sering ditinggal sendirian di apartemen mereka membuat Bobby menjadi sangat terobsesi dengan catur. Pada usia sembilan tahun, dia belajar sendirian dengan mengabaikan hal-hal lainnya. Tidak ada yang bisa mengganggu konsentrasinya jika sudah asyik mengutak atik permainan asah otak ini.
Fischer merebut gelar juara junior AS di Philadelphia di usia 13 tahun pada Juli 1956. Ia pecatur termuda yang pernah menjuarai turnamen ini. Jelas dia sangat berbakat, tetapi karena masih sangat muda, Bobby masih kurang pengalaman.
Sebelum kejuaraan nasional AS tahun 1957/58, Fischer hanya bermain 110 kali di turnamen resmi, dan dari sekian banyak turnamen itu, hanya satu turnamen kuat yang diikutinya yaitu Lessing Rosenwald Memorial di Marshall Chess Club, New York, pada 17 Oktober 1956.
Turnamen ini hanya diperuntukkan bagi 12 pecatur yang dianggap terbaik saat itu di AS. Fischer diundang karena ia juara junior AS. Fischer mencetak 4½ poin dari 11 babak dan berakhir di peringkat ke-9.
Meskipun hasilnya tidak begitu bagus, namun dia berhasil memenangkan hadiah untuk partai terbaik melawan IM Donald Byrne, di mana Fischer yang memegang Hitam mengorbankan Menterinya secara spektakuler agar dia bisa melontarkan serangan beruntun yang tak bisa ditangkis oleh Byrne.
Di Chess Review, Hans Kmoch menjulukinya sebagai "Game of the Century" dan menulis partai itu sebagai sebuah mahakarya yang menakjubkan dari permainan kombinasi yang dilakukan seorang bocah laki-laki yang baru berusia 13 tahun. Melihat partainya, juara dunia Mikhail Botvinnik sampai berkomentar, "Kita harus mulai mengawasi anak ini."
Pada tanggal 9-10 Maret 1957 di usia 13 tahun, Bobby Fischer memainkan dua pertandingan eksebisi melawan juara dunia 1935 Dr. Max Euwe di Manhattan Chess Club, New York, Bobby kalah dengan skor ½-1½ saat itu.
Pada bulan Juli, Fischer berhasil mempertahankan gelar juara junior AS-nya di San Francisco. Pada bulan Agustus, dia menjuarai kejuaraan catur AS Open di Cleveland membuat Fischer menjadi juara AS Open termuda yang pernah juara di turnamen terbuka itu.
Berkat rating Fischer yang bagus sehingga masuk top 10, Federasi Catur Amerika Serikat (USCF) mengundangnya untuk ikut Kejurnas AS tahun 1957/58.
Turnamen ini menarik sejumlah pecatur kuat karena dua tempat pertama secara otomatis akan lolos ke Turnamen Interzonal yang merupakan bagian dari siklus kejuaraan dunia. Favorit sebelum turnamen dimulai adalah Samuel Reshevsky.
Meskipun Reshevsky yang lahir pada tanggal 26 November 1911, tidak lagi muda tapi masih menjadi salah satu pecatur terkuat di dunia.
Selain Reshevsky, masih ada talenta muda lain seperti juara dunia junior William Lombardy, Donald dan Robert Byrne, Larry Evans, dan Pal Benko. Juara bertahan Arthur Bisguier sebelum turnamen telah memprediksi bahwa Bobby Fischer akan mencetak angka lebih dari 50 persen di turnamen ini.
Tetapi sejak awal, Fischer yang baru berusia 14 tahun saat itu memang sudah menunjukkan bahwa dia ingin memenangkan turnamen ini. Permainan caturnya terlihat matang dan universal. Dia ahli dalam teori pembukaan dan mengesankan penonton dengan keterampilan menyerang dan juga kemampuan untuk bertahan dalam posisi sulit.
Bobby Fischer berhasil mencetak 8 kali menang dan 5 kali remis untuk menjuarai turnamen itu dan meraih gelar Master Internasional. Ini kemenangan pertamanya di kejuaraan nasional AS. Dari 8 kali keikutsertaannya Bobby juara delapan kali.
Semua surat kabar di AS memuji siswa kelas dua Sekolah Menengah Erasmus ini sebagai seorang jenius. Dunia catur Amerika tercengang dengan keajaiban yang ditampilkan oleh Bobby Fischer sebab dari 13 babak turnamen, dia tidak pernah kalah menghadapi para pecatur terbaik di negara Paman Sam itu.
Baca Juga: Viswanathan Anand Pernah Bertemu Bobby Fischer
Meskipun demikian, pers lokal juga menggambarkan Bobby Fischer sebagai anak muda aneh yang tidak membaca apa pun kecuali buku catur dan komik horor. Ia tidak ke bioskop, hanya memiliki sedikit teman dan tidak menginginkan seorang pun untuk bersamanya. Dia hanya ingin bermain catur. "Saya ingin bermain catur setiap saat," katanya menegaskan.
Hal ini perlu dituliskan karena Fischer dengan keras menolak memberikan banyak informasi lainnya kepada wartawan. "Saya tidak keberatan untuk diwawancarai," kata Bobby. "Hanya saja saya tidak suka apa yang dicetak. Mereka melakukannya dengan sengaja agar pemain catur terlihat seperti orang yang lucu. Semakin banyak fakta yang saya berikan, semakin banyak yang bisa dipelintir," tambahnya.
Bobby tidak mengizinkan reporter untuk mengunjunginya di apartemen 3 kamar Lincoln Place yang ia tinggali dengan ibunya, Regina, dan kakak perempuannya, Joan.
Dia tidak ingin mengatakan apa-apa tentang ayahnya, yang telah meninggalkan ibunya ketika dia masih balita. Dia juga tidak punya banyak hal istimewa untuk diceritakan tentang ibu dan kakaknya.
"Ibu bahkan tidak tahu langkah-langkah catur," Fischer menertawakan ibunya. "Saya sudah mencoba mengajarinya, tapi tidak ada harapan. "Wanita tidak bisa bermain catur," katanya. "Saya tidak tahu kenapa, mereka tidak cukup sabar."
Bobby Fischer sangat terobsesi dengan catur. Ia mengabdikan seluruh hidupnya untuk catur, karena itu, dia tidak berkembang di bidang lain.
Mungkin yang paling sulit dalam hidupnya adalah bagaimana mengakomodasi orang lain, belajar hidup dengan orang lain dan menghargai pandangan mereka tanpa harus berbenturan terus menerus. Fischer tidak belajar kompromi, karena itu bukan bidangnya.
Kemenangan Fischer di kejuaraan nasional AS itu membuatnya ikut kualifikasi turnamen Portorož Interzonal 1958, di mana 6 pecatur teratas dari 21 peserta otomatis lolos ke turnamen kandidat membuatnya pecatur termuda yang pernah bermain di turnamen bergengsi itu.
Sekali lagi, Fischer menunjukkan kehebatannya dengan menang 6 kali, remis 12 kali, dan kalah 2 kali untuk menempati peringkat 5-6.
Berkat prestasinya ini Bobby berhak menyandang gelar Grandmaster di usia 15 tahun, termuda saat itu di dunia, mengalahkan rekor Boris Spassky pada usia 18 tahun. Bobby berhasil mempertahankan rekor ini selama 33 tahun sampai Judit Polgar kemudian memecahkannya satu bulan lebih cepat.
Next: Bobby Fischer ke Rusia!
(Bersambung)
Tulisan sebelumnya: Mengenal Bobby Fischer [1] Belajar Catur dari Petunjuk Papan Catur Plastik
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews