Sehabis merapal doa yang suaranya dikeluarkan dikit biar didenger orang sebelah, barulah ambil wudlu untuk sholat shubuh. Kadang didahului mandi terlebih dahulu dan ini yang paling benar.
Tiba-tiba saya teringat tulisan Chris Anderson di majalah "Wired" beberapa tahun lalu, yang kemudian biasa saya sampaikan saat menjelaskan soal era digital dalam kehidupan di berbagai pelatihan menulis. Pria berkepala plontos yang pernah saya temui di London, Inggris, tahun 2012 itu menulis sebuah artikel yang cukup menonjok kesadaran, "The Web Is Dead".
Hah!? Web mati! Apa kamsud?
Konteks waktu saat artikel itu turun (seperti wahyu yang turun dari langit aja) adalah "booming"-nya aplikasi Android dan Apple yang konon bisa memudahkan hidup sekaligus merusak tatanan kehidupan itu sendiri (konsep ini agak membubung tinggi, biar saya saja yang jelaskan nanti).
Jadi tesis Anderson lewat tulisannya itu, persisnya dua tahun setelah Steve Jobs meluncurkan "talenan" digital bernama iPad, orang ga perlu repot-repot lagi menulis alamat domain di peramban mereka. Cukup menekan simbol aplikasi yang kadang berupa "launcher", maka asyiklah orang yang baru bangun tidur itu berselancar di dunia maya, jauh sebelum melakukan aktivitas nyata lainnya.
Benar, seingat saya tulisan Anderson dibuka dengan kalimat yang kurang lebih sama artinya yang saya gambarkan barusan. Secara tidak langsung, tulisan itu seperti hendak bertanya, "Apa yang lo kerjain pas lo bangun tidur?"
Jujur, saya sendiri ga termasuk orang yang seperti yang digambarkan Cak Chris londo itu. Agak sombong dikit bolehlah ya, saya bangun sebagaimana anak-anak fasih berucap doa bangun tidur... "Alhamdullillahilladzi ahyaanaa bada maa amaatanaa wa ilaihin nushur". Nah, keliru kan kalau kamu menganggap saya seorang atheis, orang bau agama atau macam Agnostik gitulah, wong serelijius gitu jeee...
Sehabis merapal doa yang kadang suaranya dikeluarkan dikit biar didenger orang sebelah, barulah ambil wudlu untuk sholat shubuh. Kadang didahului mandi terlebih dahulu dan ini yang paling benar. Tapi kalau sudah telat bangun, khawatir kalah cepat sama mentari, ya langsung wudlu toh.
Setelah itu, barulah ambil mesin tik elektronik bernama laptop dan membuka pesan WA dari mesin tik itu, juga membuka TL teman-teman di Facebook yang unyu, nyebelin, tapi juga menginspirasi. Saat ngecas laptop yang biasanya kehabisan daya setelah dipakai semalam sebelum beranjak tidur, saya menyiapkan kopi untuk saya minum sendiri. Bujangan, bujangaaaannn....
Kadang kalau sudah larut dan hanyut di depan komputer dan ga sempet bikin kopi sendiri, mantan pacar yang menyeduhkan kopi. Tanpa kopi, hidup pagi ini belum bisa dimulai (asli lebay hahaha...).
Terus, celoteh ini arahnya ke mana? Ya ga kemana-mana, saya bahkan bisa menyudahinya sampai di sini. Oiya, sebelum saya akhiri, hasrat hati hanya sekadar bertanya (pinjem nyanyian Dina Mariana); apa sih yang pertama-tama kamu lakukan pas bangun tidur?
Iya, kamu!
#PepihNugraha
***
Tulisan sebelumnya: Sketsa Harian [5] Disegani Pengamen Waria
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews