Jokowi cuma orang biasa.
Dia seperti kebanyakan rakyat Indonesia.
Orangtuanya orang biasa, bukan pejabat atau petinggi pemerintah atau jenderal. Tinggal di pinggiran kali, rumahnya pernah kebanjiran. Sekolah dari SD, SMP, SMA semuanya sekolah negeri. Kuliah juga di universitas negeri yang bayarannya murah. Jajan di pinggir jalan. Pakaian kebanyakan jahit sendiri, bukan karya perancang busana ternama.
Jokowi adalah rakyat jelata seperti kita. Yang mudah bergaul. Saling menyapa. Murah senyum. Langsung akrab walau baru kenal. Bisa langsung nyambung diajak ngobrol. Tidak memilih teman. Semua orang dianggap saudara.
Jokowi orang sederhana seperti kita. Hidup apa adanya. Tidak mengandalkan materi, apalagi memamerkannya. Biasa jalan kaki ke mana-mana. Bisa naik sepeda. Tidak tergantung mobil. Suka juga naik kereta.
Jokowi adalah roker, rombongan kereta, sebutan untuk warga masyarakat yang tinggal di pinggiran Ibukota Jakarta yang terbiasa menggunakan kereta api commuter line untuk beraktivitas sehari-sehari dan mencari nafkah, terutama berangkat dan pulang kerja, berdagang, sekolah/kuliah, piknik ke Kota Tua atau Kebun Raya Bogor, dan janjian bertemu pacar.
Apa yang terjadi Rabu (6/3/2019) sore ini dari Stasiun Tanjung Barat sampai Stasiun Bogor saat Jokowi naik commuter line untuk pulang ke Istana Bogor sebetulnya hal yang biasa saja. Jokowi memang begitu adanya. Karena Jokowi cuma orang biasa seperti kita.
Jika ada warga yang terkagum-kagum melihat Jokowi jadi roker - seperti yang tampak dalam potongan video menjelang Stasiun UI ini - karena banyak yang tak menyangka ada presiden yang seperti Jokowi. Ada presiden yang merakyat, yang menggunakan transportasi rakyat, berdiri bergelantungan berdesak-desakan seperti kebanyakan rakyat, yang ingin dekat dengan rakyat.
Jokowi itu rakyat kebanyakan seperti kita. Yang tahu bagaimana caranya menghibur diri di tengah himpitan beban hidup yang dipanggul tiap hari. Jokowi sore ini setidaknya sudah memberi penghiburan kepada sesama roker. Jokowi dapat merasakan hidup sebagai roker yang berbagi ruang untuk dapat hidup bersama di dalam keberagaman meski harus berhimpit-himpitan.
“Keren, keren.”
“Gila..., (ada) Presiden kayak (Jokowi) begini!”
Jokowi memang roker sejati seperti kita semua, rakyat biasa yang sehari-hari ke mana-mana selalu menggunakan kereta api commuter line.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews