Kahin melakukan risetnya di Indonesia pada fase genting 1948-1950. Tapi selain riset akademis, Kahin secara pribadi saat itu ikut terlibat membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Dia adalah perintis studi politik Indonesia modern.
Dari model kajian lama bercorak Indologi yang berpusat di Leiden (Belanda) sebelum Perang Dunia II, George McTurnan Kahin sejak awal 1950an merintis model baru kajian Indonesia kontemporer di Amerika: pusat kajian Modern Indonesia Project, Cornell University, Ithaca, New York.
Pusat kajian baru ini telah menghasilkan banyak 'Indonesiaist' - ilmuwan ahli Indonesia dalam berbagai bidang, termasuk Ruth McVey, Ben Anderson, dan lainnya. Juga ilmuwan dari Indonesia sendiri.
Di Australia, seorang murid Kahin, Herbert Feith pada pertengahan 1950an merintis pusat kajian Indonesia di Monash University, yang kemudian diikuti oleh pusat kajian serupa di The Australian National University (ANU), dan di beberapa universitas lainnya.
Kedua perintis ini --Kahin dan Feith-- dikenal bukan saja sebagai ilmuwan, tetapi juga sebagai ilmuwan yang berpihak kepada Indonesia saat itu, keberpihakan yang dilandasi spirit pro-kebebasan dan kemerdekaan sekaligus spirit anti-diskriminasi dan anti-kolonialisme.
Semoga spirit itu masih ada saat ini.
Siapapun yang belajar tentang politik di Indonesia pasti membaca buku karya Kahin, yang terbit sesaat setelah kemerdekaan Indonesia. Buku klasik itu berasal dari riset untuk disertasinya, NATIONALISM AND REVOLUTION IN INDONESIA (1951).
Kahin melakukan risetnya di Indonesia pada fase genting 1948-1950. Tapi selain riset akademis, Kahin secara pribadi saat itu ikut terlibat membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia. Atas jasanya itu, pemerintah Indonesia menganugerahkan bintang jasa Pratama kepada Kahin pada tahun 1991.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews