Netizen heboh dengan penunjukan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan. Ada pro dan kontra soal pengangkatan boss Gojek itu. Biarlah, itu bukan urusan saya.
Saya cuma ingin berbagi cerita tentang "hubungan" keluarga kami dengan Nadiem. Ini bukan soal hubungan darah, tentu saja. Cuma hubungan tempat. [Konon, dulu ada teorema 'enam tingkat', setiap kita akan terhubung dengan siapa pun di dunia ini, maksimal terpaut enam orang saja. Six Degrees of Separation, sudah dibuktikan dalam penelitian 'Small World Problem' di Universitas Harvard, 1967].
Pun saya dengan Nadiem. Kami terpaut hanya dua orang. Jadi, beberapa tahun lalu saya memaksakan diri membeli rumah di Jakarta. Rumah yang kami beli cukup besar untuk keluarga kecil kami. Ada sembilan kamar, di atas lahan seluas 400 meter persegi. Selain karena kecocokan, saya membeli rumah dua lantai itu sebab historis kepemilikannya. Semua catatan tersebut terekam di sertipikat rumah.
Rumah di Komplek PWI Cipinang Muara itu sudah beberapa kali ganti pemilik. Kami pemilik ke-4. Pemilik pertama, bukan sembarang orang, yakni Ali Sastroamidjojo, Perdana Menteri Indonesia saat Konfrensi Asia Afrika 1955. Skiping saja soal Pak Ali ini. Dari Pak Ali, rumah ini berpindah tangan ke Nono Anwar Makarim. Nah inilah asbabun kaitannya.
Nono adalah ayah Nadiem Makarim. Beberapa tetangga menyebut Nadiem dulu tinggal di rumah kami ini. Saya tak tahu kamar mana yang dia gunakan. Nadiem tinggal di rumah ini saat SD. Kemudian, para tetangga mendengar Nadiem lantas sekolah di Amerika.
[Nono Anwar Makarim bukan sembarang tokoh. Dia aktivis top di jamannya. Nono pengacara papan atas yang juga lulusan Harvard, Amerika. Hotman Paris Hutapea dulu bekerja pada Nono. Dan keluarga Nadiem pun tak kalah hebat. Pamannya, Zacky Anwar Makarim, pernah menjadi Kepala Badan Intelijen ABRI. Pensiun dengan tiga bintang di pundak. Saat ini termasuk tokoh yang sangat membela Kivlan Zein].
Rumah kembali berganti pemilik. Dari Nono Anwar Makarim, rumah dijual kepada Ketua Pengadilan Tinggi Jakarta. Setelah Pak Hakim pensiun, baru berpindah tangan ke kami. Sekarang atas nama istri saya yang cantik itu, Bunda Wieny Soraya.
Sudahlah, jangan terlalu serius bacanya. Ini cuma status iseng. Tapi, siapa tau 20 tahun lagi lahir pemimpin baru dari rumah ini. Seperti Pak Ali Sastro, dan Nadiem Makarim ...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews