Puisi: Luka Lama yang Perih

Sabtu, 13 Juli 2019 | 08:09 WIB
0
604
Puisi: Luka Lama yang Perih
Polisi dan Mahasiswa Papua (Foto:jubi.co.id)

Baunya berlipat-ganda… plus membuyur sel badaniku


mengiraku dia (garuda) besuku… tapi dia bertopeng lunak


sanubariku, sudah lama jujur beritahu pengabdi kebinekaan…
tapi, raut benak kupingnya tersumbat mendengarkan perihku


pelbagai suara lebih melontarkan hanya untuk kesembuhan perihku…
tapi, dia menggapnya hal itu mustahil


tiga kali perubahan (orla, orba dan reformasi) untuk menjawab perihku…
namun itu dongeng zaman doeloe yang tidak perlu terurai kembali


kuberi suaraku untukmu jadi besuku…
jadinya diberiku bermacam-macam racun untuk tambah barah dibenakku


kupikir kau datang tanah empunyaku untuk membesuku…
tapi menyiksaku luka yang mendalam secara psikologis


bhineka punya dokter untuk kita semua… kita sama-sama punya bhineka
tapi kapankah! Mata bantinmu menoleh kearah matahari terbit?


Jika mereka juga berasal dari sang Pencipta aku…
horee, mereka mudah menolongku sampai lukaku sembuh total

Jikalau, pelontar kata sederhana “gitu aja kok repot” masih ada sampai sekarang…
aku diperhatikan dan membawah aku sampai di rumah sakit umum sedunia.

Tapi aku sadar bahwa hanyalah sang Pencipta yang bisa membesuhku luka lama nan tidak stabil sampai sedetik ini

Tuhan kuatkan Imanku… Karena imanlah yang dapat mengurai keperihanku

Tuhan… Tuhan...
Kuatkan Imanku...
Kuatkan batinku...

Tolong…Tuhan... Tolong...

Saya, kami, orang Papua ingin Sembuh!


Kota daeng-Makasar-Sulsel