Perjuangan Nadhira Afifa Menjadi Muslimah dan Minoritas di Kampus Harvard

Nadhira bertemu dengan banyak teman-teman Muslim dan Muslimah lainnya dari negara-negara lain di dunia, dan membentuk sebuah komunitas untuk berbagi pengetahuan, dan pengalaman.

Minggu, 14 Juni 2020 | 15:01 WIB
0
446
Perjuangan Nadhira Afifa Menjadi Muslimah dan Minoritas di Kampus Harvard
Nadhira Afida (Foto: Kumparan.com)

Staf Khusus Presiden, Billy Mambrasar melakukan wawancara ekslusif bersama Alumnus Harvard University, Nadhira Nurani Afifa lewat fitur live instagram. Nadhira berbagi pengalamannya kepada Billy Mambrasar, serta bertukar pikiran, tentang berbagai hal, topik dan isu. 

Nadhira adalah seorang dokter muda asal Indonesia, yang berhasil kuliah, dan lulus dari Harvard University dengan Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebuah program beasiswa untuk melajutkan studi di tingkat Magister atau program Doktoral di Perguruan Tinggi di dalam maupun di luar negeri, dengan biaya yang ditanggung penuh.

Bukan hanya lulus dengan nilai terbaik, Perempuan Minang berhijab ini juga menjadi perwakilan angkatannya untuk membawakan Pidato kelulusan, dan ini untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang dari Indonesia, di fakultasnya: Harvard T.H. Chan School of Public Health pada tanggal 28 Mei 2020 lalu , berhasil membawakan pidato kelulusan.

Nadhira dan Billy Mambrasar berdiskusi tentang berbagai topik. Salah satu pertanyaan yang kemudian muncul dari Billy kepada Nadhira adalah: “Bagaimana rasanya, menjadi seorang minoritas muslim dan perempuan di kampus terbaik Amerika Serikat ini?”

Nadhira memberikan respons yang cukup tenang, bahwa memang pandangan stereotype dari berbagai pihak, khususnya karena dia seorang perempuan berkerudung, terjadi. Ada banyak pertanyaan yang muncul dari rekannya, ketika Nadhira harus menjalankan Ibadah solat misalnya, tidak ikut pesta, dan menolak minum.

Akan tetapi bagi Nadhira, beberapa pertanyaan dan pandangan tersebut, malah merupakan kesempatan baginya, untuk memberikan penjelasan dan sebuah kesan yang baik tentang Islam di Indonesia, yang penuh dengan perdamaian dan persaudaraan.

Nadhira juga akhirnya bertemu dengan banyak teman-teman Muslim dan Muslimah lainnya dari negara-negara lain di dunia, dan membentuk sebuah komunitas untuk berbagi pengetahuan, dan pengalaman dan saling mendukung.

“Saya bertemu mereka setiap kali saya Shalat Ke Mushola, dan akhirnya kami berteman dan membentuk sebuah ikatan Komunitas untuk saling Mendukung”, Ujar Nadhira dalam wawancara daring lewat akun Instagram @kitongbisa_id tersebut.

Diskusi lengkap Nadhira dan Billy dapat dilihat video ini: