Menjadi pertanyaan banyak pihak, Karni Ilyas dengan program ILC di TVOne yang populer itu sekadar menyediakan forum untuk mengolok-olok Jokowi. Benarkah demikian?
Dua kali ini saya menulis tentang Karni Ilyas, intelektual dan wartawan senior ini, seolah sepanjang hari tuanya menyelimuti hatinya dengan rasa iri dan benci kepada Presiden Jokowi.
Adalah bermula atas kekalahan Prabowo Subianto (PS) yang pertama, di mana Aburizal Bakrie (ARB) sang boss yang saat itu ikut sujud gagal bersama PS, seolah menjadi alasan dia melegalkan produksi fitnah, olok-olok, serta kebencian kepada Jokowi tanpa henti.
Sekarang saat Jokowi menang lagi, dia makin menjadi-jadi. Dia tetap mengumpuli bintang tamu kelas caci maki dari mulai RG, RS, FZ, FH, SS, dan sejenisnya. Entah pakai ilmu apa mereka menyemburkan intrik licik mencabik kebenaran yg terus diarahkan menjadi sebuah keburukan.
Mungkin secara pasar ratingnya masih baikuntuk televisi yang mengambil segment TV berita, dengan target pasar pemirsa 45% penduduk Indonesia yang mendukung PS, pasar itu pastilah suka dengan olok-olok yang ditujukan kepada Jokowi, karena memang mereka pikirannya jongkok.
Tapi, apakah Karni tidak punya pikiran menjernihkan masalah yang ada, atau at least ada terbesit mencerdaskan orang-orang yang terlanjur berpikir sungsang. Bukan malah di ajak ketepi jurang, gamang melihat kebaikan untuk Indonesia yang sedang dikembalikan ke arah yang benar untuk jangka panjang.
Apa Karni tidak mengenal hukum tebar tuai, apa dia lupa apa yang dia supply adalah produk penyubur merendahkan moral masyarakat, yang diajari tidak bersyukur dan punya rasa terima kasih terhadap hasil pembangunan yang hasilnya dalam kurun waktu 5 tahun melebihi hasil 42 tahun di mana Soeharto dan SBY berkuasa, apa fakta ini tidak bisa dilihat dengan mata kepalanya, atau matanya sudah pindah ke bagian bawah?
Tapi kesimpulan spiritualnya adalah, bahwa Tuhan tidak pernah menyesatkan pikiran manusia. DIA hanya membiarkan, manakala terjadi pembiaran dariNya, maka setan dengan mudah menyesatkan pikiran manusia.
Karni sedang ada dipusaran itu, pusaran penyesatan bersama atas kendali setan karena Tuhan sedang mengumbarNya, dalam pembiaran yang nyata dan lama.
Semoga hal itu ada batas waktunya, dan Karni Ilyas masih sempat meninggal dalam keadaan khusnul khatimah, bukan sebaliknya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews