Cara Karni Ilyas Memproduksi Kebencian

Menjadi pertanyaan banyak pihak, Karni Ilyas dengan program ILC di TVOne yang populer itu sekadar menyediakan forum untuk mengolok-olok Jokowi. Benarkah demikian?

Sabtu, 24 Agustus 2019 | 07:07 WIB
0
709
Cara Karni Ilyas Memproduksi Kebencian
Karni Ilyas (Foto: Tribunnews.com)

Dua kali ini saya menulis tentang Karni Ilyas, intelektual dan wartawan senior ini, seolah sepanjang hari tuanya menyelimuti hatinya dengan rasa iri dan benci kepada Presiden Jokowi.

Adalah bermula atas kekalahan Prabowo Subianto (PS) yang pertama, di mana Aburizal Bakrie (ARB) sang boss yang saat itu ikut sujud gagal bersama PS, seolah menjadi alasan dia melegalkan produksi fitnah, olok-olok, serta kebencian kepada Jokowi tanpa henti.

Sekarang saat Jokowi menang lagi, dia makin menjadi-jadi. Dia tetap mengumpuli bintang tamu kelas caci maki dari mulai RG, RS, FZ, FH, SS, dan sejenisnya. Entah pakai ilmu apa mereka menyemburkan intrik licik mencabik kebenaran yg terus diarahkan menjadi sebuah keburukan.

Mungkin secara pasar ratingnya masih baikuntuk televisi yang mengambil segment TV berita, dengan target pasar pemirsa 45% penduduk Indonesia yang mendukung PS, pasar itu pastilah suka dengan olok-olok yang ditujukan kepada Jokowi, karena memang mereka pikirannya jongkok.

Tapi, apakah Karni tidak punya pikiran menjernihkan masalah yang ada, atau at least ada terbesit mencerdaskan orang-orang yang terlanjur berpikir sungsang. Bukan malah di ajak ketepi jurang, gamang melihat kebaikan untuk Indonesia yang sedang dikembalikan ke arah yang benar untuk jangka panjang.

Apa Karni tidak mengenal hukum tebar tuai, apa dia lupa apa yang dia supply adalah produk penyubur merendahkan moral masyarakat, yang diajari tidak bersyukur dan punya rasa terima kasih terhadap hasil pembangunan yang hasilnya dalam kurun waktu 5 tahun melebihi hasil 42 tahun di mana Soeharto dan SBY berkuasa, apa fakta ini tidak bisa dilihat dengan mata kepalanya, atau matanya sudah pindah ke bagian bawah?

Tapi kesimpulan spiritualnya adalah, bahwa Tuhan tidak pernah menyesatkan pikiran manusia. DIA hanya membiarkan, manakala terjadi pembiaran dariNya, maka setan dengan mudah menyesatkan pikiran manusia.

Karni sedang ada dipusaran itu, pusaran penyesatan bersama atas kendali setan karena Tuhan sedang mengumbarNya, dalam pembiaran yang nyata dan lama.

Semoga hal itu ada batas waktunya, dan Karni Ilyas masih sempat meninggal dalam keadaan khusnul khatimah, bukan sebaliknya.

***