Namanya Maha Jannoud. Parasnya cantik, tubuhnya tinggi besar seperti kebanyakan wanita ras Arab. Rambutnya panjang hitam berkilau dan kadang dikucir. Usianya baru menginjak 32 tahun. Kaum adam kalau melihatnya pasti bisa merem-melek dibuatnya karena kesengsem atau tertarik.
Siapa sangka ternyata Maha Jannoud pintar memainkan si kulit bundar atau bola. Ia menjadi pelatih bola profisional di klub Al Muhafaza di Suriah.
Maha Jannoud terbilang sukses membawa klub asuhannya.Dari sepuluh kali pertandingan, klub Al-Muhafasa bisa menang delapan kali. Tentu ini merupakan kesuksesan tersendiri. Apalagi diawal-awal menjadi pelatih banyak orang meragukan atau menyangsikan kemampunannya menjadi pelatih bola di klub profesional.
Para pemain pun awalnya juga meragukan kemampuan Maha Jannoud. Maklum saja karena jarang ada pelatih bola wanita menjadi atau menangani klub bola profesional. Tapi seiring berjalannya waktu, para pemain pun mengakui kemampuannya dalam melatih dan dalam memotivasi para pemain.
Dan Maha Jannoud pun juga merasa tidak risih atau canggung dalam melatih para pemain yang semuanya laki-laki. Ia benar-benar profesional dalam menjadi pelatih bola.
Negara Suriah yang bertahun-tahun dilanda konflik perang ternyata tidak menyurutkan sepak bola nasionalnya. Apalagi sepak bola sudah terbukti menjadi alat pemersatu dan meredakan ketegangan akibat konflik atau politik.
Siapa tahu PSSI yang minim prestasi bisa mendatangkan Maha Jannoud ke Indonesia untuk menjadi pelatih atau menangani Tim Nasional.Siapa tahu dengan pelatih wanita yang cantik dan kemampuannya dalam mengolah sikulit bundar Tim Nasional bisa termotivasi dan bisa menjadi penyemangat.
Apalagi para pemain bola kita mudah tersulut emosi atau sifat temperamen di tengah lapangan.Kadang berantem antar pemain.Kadang juga mengejar wasit dan memukulnya.
Sudah waktunya sepak bola nasional dilatih oleh wanita.Kalau memang mampu dan punya skill, kenapa tidak?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews