sekarang apa yang harus aku syukuri?
sekarang di mana aku memulai?
tentu saja hadiah terbesar dari semuanya
keluargaku dan teman-temanku
tetapi juga semua hal-hal kecil
yang menyentuh hidupku setiap hari
yang terkadang aku anggap remeh
membiarkan hidup menghalangi
seperti tempat tidurku yang nyaman
ketika aku tidur sepanjang malam
serta matahari yang bersinar dan tersenyum
yang membangunkanku dengan cahayanya
hanya berbaring di sana dan meluangkan waktu
untuk mendengar dunia saat dia bangun
suara damai di pagi hari
alam yang mulai menggeliat lagi
aroma masakan sarapan
anjingku memohonku untuk bangkit
menghirup udara musim hujan yang segar
dan menatap langit yang berlapis awan
untuk diberkati dengan masih hari lain
untuk tertawa dan mencintai serta hidup
untuk memiliki cukup untuk merawat aku
dan masih banyak lagi yang bisa diberikan
untuk mencium dan mendengar hujan
seperti derai rintiknya dari langit
untuk mendengar gemuruh guntur
sambil duduk aman dan hangat di dalam
untuk melihat ke laut yang paling biru
saat burung camar terbang membumbung tinggi
untuk merasakan garam di kulitku
saat aku berbaring di bawah matahari
aku sangat bersyukur bahwa Tuhan masih mengizinkan
ciptaan baru setiap saat hadir
dan bahwa Dia membuka surga-Nya
untuk semua orang yang sungguh aku cintai
aku merasa diberkati oleh setiap momen baru
kesempatan lain untuk memperbaiki keadaan
dan untuk semua orang baik di dunia ini
yang mencintai dan memberi dengan sekuat tenaga
yang sangat penting setiap hari
untuk membawa semua terima kasih kita ke pikiran
sungguh tragis kita begitu tersesat dalam hidup
bahwa kita jarang meluangkan waktu
tetapi bagiku, aku berencana untuk membuat perubahan.
ini adalah perubahan sederhana untuk dilakukan
untuk berterima kasih kepada-Nya atas semua berkatku
setiap pagi saat aku bangun
***
Solo, Rabu, 2 November 2022. 1:48 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews