Sebagai mantan jurnalis, salah-satu kebanggaan saya adalah bertemu langsung dengan "pencipta" Internet ini di London.
Hampir enam abad lalu, persisnya 571 tahun lalu, seorang pandai logam berkebangsaan Jerman, Johannes Gutenberg, berhasil menciptakan mesin cetak pertama, yang merevolusi penulisan buku yang sebelumnya menggunakan kertas perkamen, kulit lembu dan bahkan batu prasasti.
Dengan mesin cetak Gutenberg, ilmu pengetahuan yang tertulis dalam berbagai buku tulis (karena benar-benar ditulis menggunakan tinta), lebih cepat tersebar karena bisa dicetak dalam jumlah yang banyak.
Bayangkan pada masa sebelum mesin cetak Gutenberg ditemukan, seorang penulis buku hanya mampu menghasilkan sebuah buku tunggal, belum ada mesin foto kopi untuk memperbanyaknya. Mesin cetak Gutenberg merevolusi cara penulisan dan pencetakan sekaligus menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang terbatas.
Sir Timothy Berner-Lee, menciptakan World Wide Web (WWW) di awal tahun 1990an yang berarti "baru" 31 tahun lalu. Bersama Vannevar Bush dan Douglas Engelbart, Berners-Lee memungkinkan setiap orang berinternet dan bersosial media. Ia merevolusi pesebaran ilmu pengetahuan yang tanpa batas dari berbagai peradaban dengan miliaran website yang tersimpan di "mesin pintar" buatannya, WWW. Miliraan website itu adalah pintu masuk ke ilmu pengetahuan.
Tanpa jasa Berners-Lee, barangkali Internet menjadi barang langka dan mahal untuk diakses. Orang Inggris yang terhormat ini (Sir) membuat Internet dapat diakses oleh semua orang di seluruh dunia secara murah-meriah untuk mencari berbagai informasi, menjalin pertemanan atau main gim. Sebelum tahun 1990, Internet hanya digunakan oleh segelintir elite tertentu dan kalangan terbatas saja, paling banter untuk berkirim e-mail.
WWW itu sendiri berfungsi sebagai penyedia data dan informasi yang diperlukan pengguna Internet (users), menghubungkan secara langsung pengguna internet ke berbagai web server, yang memungkinkan users bisa mengakses data, dokumen dan berbagai macam informasi dalam sebuat website.
Secara tenis, WWW yang diciptakan Berner-Lee merupakan kumpulan sumber daya internet seperti FTP, Telnet, Usenet; teks hyperlink, file audio-video, dan website yang dapat diakses dan dicari oleh peramban (browser) berdasarkan standar seperti HTTP dan TCP / IP.
Berners-Lee adalah seorang ilmuwan komputer yang pernah bekerja di European Organization for Nuclear Research (CERN) di Jenewa, Swiss, pada 1989. Lembaga bergengsi ini sangat terkenal dan kalau kamu membaca novel Dan Brown "The Da Vinci Code" atau "Angels and Demons", akan tersua betapa rahasianya CERN ini.
Nah, pada tahun-tahun itu, sekira 1989, Internet masih seperti Ferrari atau Lamborghini dan hanya bisa diakses oleh pihak-pihak tertentu saja. Sekarang dengan ongkos (kuota) murah, orang ibarat cukup naik angkot, busway atau commuter line saja untuk berselancar di Internet
Padahal mulanya, Bernes-Lee mengembangkan web didorong kebutuhan menyimpan berkas-berkas pribadinya dalam sistem yang ia ciptakan sendiri, ENQUIRE, yang berfungsi sebagai database pengguna personal dan model software. Karena ia seorangi peneliti, konsep Internet saat itu dirasakan sangat terbatas dan tidak dapat membantunya memperoleh informasi yang dibutuhkan. Bersama dua rekannya itu Berners-Lee akhirnya merintis World Wide Web.
Secara teknis, yang pertama tiga sekawan lakukan itu adalah merancang HyperText Transfer Protocol (HTTP). Ini semacam bahasa pemrogaman yang mengatur bagaimana sebuah data didistribusikan ke banyak komputer. Setelah itu Berners-Lee menciptakan Hyper Text Markup Languange (HTML) sebagai pondasi sebuah website.
Saya tidak tahu apakah Mark Zuckerberg pemilik Facebook, Instagram dan Whatapps, Sergey Brin pendiri Google, Steve Jobs pemilik Apple, Zhang Yimin pendiri Tiktok atau Jack Dorsey si empunya Twitter pernah berterima kasih kepada Bernes-Lee? Seharusnya mereka berterima kasih kepada Bernes-Lee ini, sebab tanpa WWW yang diciptakannya, mungkin mereka tidak akan sekaya-raya seperti sekarang ini.
Lalu apakah Berner-Lee sekarang sudah sakaya Zuckerbeg, Dorsey, Brin atau Zhang? Inilah kenyataannya! Meski Berners-Lee memiliki kontribusi yang luar biasa besar bagi perkembangan dunia teknologi informasi dan revolusi ilmu pengetahuan, ia tak menjadikan ciptaannya itu sebagai sumber keuntungan finansial utama. Ini karena Berners-Lee tidak pernah mendaftarkan hak paten World Wide Web yang diciptakannya. Konsep dan teknologi WWW sampai saat kini bebas digunakan dan dimanfaatkan siapa saja, termasuk kamu, bukan? Kehidupan pribadi Berners-Lee yang mendirikan organisasi World Wide Web Consortium (W3C) cukup sederhana.
Sebagai mantan jurnalis, salah-satu kebanggaan saya adalah bertemu langsung dengan "pencipta" Internet ini di London. Kala itu saya mengajarnya di selasar gedung convention besar untuk sebuah wawancara singkat. Ia sempat curiga (karena saya mengejarnya) dam menolak diwawancara dengan alasan taksi hitamnya sudah menunggu. Tetapi akhirnya dia bisa menjawab beberapa pertanyaan yang saya ajukan.
Fragmen peristiwa yang pernah saya tulis di buku "Menulis Sosok" (Penerbit Buku Kompas, 2012), kini saya tulis kembali di buku yang sedang saya susun "Man Makes News: Formula P8P Menulis Biografi", sekadar menggambarkan betapa pentingnya seorang Berners-Lee dan betapa bangganya saya pernah menemuinya untuk sebuah wawancara singkat yang tidak sampai lima menit itu.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews