Sejarawan Mona Lohanda Telah Tiada

Perjumpaan langsung itu rupanya perjumpaan pertama dan terakhir saya dengannya. Mona Lohanda berpulang pada 16 Januari 2021. Selamat jalan, Ibu Mona Lohanda.

Senin, 18 Januari 2021 | 11:31 WIB
0
235
Sejarawan Mona Lohanda Telah Tiada
Mona Lohanda (Foto: hidupkatolik.com)

Saya pertama kali mendapat kabar berpulangnya Mona Lohanda dari laman Facebook kawan saya Iwan Ong Santosa.

"Perjumpaan" saya dengan perempuan yang dikenal sebagai sejarawan dan arsiparis itu berlangsung ketika saya membeli buku yang ditulisnya "The Kapitan Cina of Batavia 1837-1942" di awal tahun 2000-an. Waktu itu saya sedang mengambil master sosiologi Universitas Indonesia.

Saya awalnya berencana menulis tesis tentang Betawi. Oleh karena itu, berbagai literatur terkait Betawi atau Batavia saya beli, termasuk buku "The Kapitan Cina of Batavia" itu. Tapi belakangan saya pindah ke lain tema, yakni pertarungan wacana Islam liberal dan Islam fundamental, untuk tesis saya.

Keberadaan kapitan Cina tidak terlepas dari kehendak Belanda memberi perhatian khusus kepada orang-orang Tionghoa di Batavia. Perhatian ini penting mengingat jumlah orang Tionghoa di Indonesia terbilang besar. Belanda memerlukan semacam penasehat untuk urusan-urusan Tionghoa itu, terutama di kota-kota yang jumlah orang Tionghoanya besar.

Sejak 1905, kantor penasehat urusan Tionghoa memiliki kantor di Semarang Surabaya, Tanjungpinang, Medan, dan Makassar, selain Batavia.

Saya mengutip bagian dalam buku "Kapitan Cina of Batavia" itu di buku yang saya tulis "Medan: Pasang Surut Peradaban Kota Perkebunan (2020). Menjadi kapitan Cina atau penasehat urusan Tionghoa bagi pemerintah kolonial Belanda saya tulis di buku "Medan: Pasang Surut Peradaban Kota Perkebunan" sebagai bagian mobilitas politik orang Tionghoa di masa kolonial.

Saya berjumpa langsung dengan Mona Lohanda seingat saya tahun 2010. Waktu itu Serikat Jurnalis untuk Keberagaman atau Sejuk menghelat diskusi tentang Cina di LBH Jakarta. Saya dan Mona Lohanda menjadi pembicara diskusi itu.

Saya berbicara sebagai jurnalis yang beberapa kali meliput isu Cina dan budayanya. Dari perjumpaan fisik itu saya mendapat kesan Mona Lohanda ilmuwan rendah hati dan mumpuni di bidangnya.

Perjumpaan langsung itu rupanya perjumpaan pertama dan terakhir saya dengannya. Mona Lohanda berpulang pada 16 Januari 2021. Selamat jalan, Ibu Mona Lohanda.

***