Silaturahmi masa lalu SBY seperti ini jamak disebut sebagai guanxi, alias koneksi dalam budaya oriental.
Guanxi itu bukanlah nama amoy Palembang nan jelita, "teman dekat" AHY tersebut. Dialah yang membawa kami lanjalan seharian dengan mobil mewahnya, Jaguar. Cuci mata ke Ngee Ann City di kawasan Orchard kami berempat yang masih jomblo ini dienterteinnya.
Malamnya, lanjut kami dibawanya lagi main-main sambil foto-foto di monumen The Lion "muncrat" yang berada di seberang hotel super mewah, The Fullerton. Tentu saja AHY gak lupa memotretkan kami bertiga berpose bersama amoy Palembang nan kece itu.
Besoknya, kami punya skedul masing-masing. Amoy mesti kuliah. AHY harus terapi tulang punggungnya ke SG Hospital. Sementara saya lanjut urusan bisnis ke Hongkong. Hanya dua hari penuh kebersamaan saya dengan mereka semua. Selanjutnya, kami sepakat untuk melanjutkan rencana bisnis kafe AHY tersebut di Jakarta.
Sambil mengurus gerai saya Rockets Indonesia di Mal Taman Anggrek, saya mulai mencari tahu perihal bisnis perkafean yang memang lagi marak banget di Jakarta. Beberapa teman saya, artis band ibukota yang paham seluk-beluk industri hiburan saya ajak ngobrol. Karena AHY meminta saya mencarikan profesional andalan untuk bisa menjalankannya.
Saya memang sempat ngasih pandangan kepada AHY bahwa bisnis hiburan sangat ringkih. Sarat dengan isu-isu miring.
Di mata saya, bisnis ini sangat sensitif dampaknya bagi image AHY yang berlatar TNI. Juga sensitif bagi karir pak SBY yang saat itu menjadi Menkopolhukam RI di kabinet ibu Megawati.
Saya pun mencoba menelisik tipis-tipis misteri amoy Palembang tersebut. Apa kira-kira hubungannya dengan perjalanan karir pak SBY? Mengapa mahasiswi tajir nan jelita ini dekat banget dengan AHY?
Belakangan, saya mulai mengendus misterinya. Rupanya misteri ini terkait dengan riwayat karir pak SBY sebagai Pangdam II/Sriwijaya di Palembang (1996-1997).
Silaturahmi masa lalu SBY seperti ini jamak disebut sebagai guanxi, alias koneksi dalam budaya oriental. Legasi koneksi inilah yang buah manisnya dirasakan oleh AHY.
Bijimana kelanjutan stori guanxi ini?
(Bersambung)
***
Tulisan sebelumnya: Gak Nyangka AHY Putus (2)
.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews