Jakarta, 28 Maret 2023. Gama Andrea, Ketua Umum Garda Nasionalis, menyatakan prihatin atas kejadian penutupan patung Bunda Maria dengan terpal biru di Rumah Doa Sasana Adhi Rasa ST Yacobus, Kulon Progo, Yogyakarta yang terjadi pada hari Sabtu, 25 Maret 2023, yang difasilitasi oleh pihak Kepolisian setempat.
Meski keterangan dari pihak pengelelola Rumah Doa Sasana Adhi Rasa ST Yacobus bahwa penutupan patung tersebut atas inisiatif sendiri, namun menurut info yang banyak beredar di masyarakat sekitar serta pemberitaan di beberapa media menyebutkan bahwa penutupan patung tersebut terjadi setelah adanya desakan dari ormas yang justru datang dari luar daerah dengan alasan bahwa patung Bunda Maria tersebut, yang telah berdiri sejak tahun 2021, dapat menggangu masyarakat setempat yang sedang menjalankan ibadah puasa. Dan jika info ini benar, maka hal tersebut sangat memprihatinkan bagi kehidupan toleransi beragama di Indonesia menurut Gama.
Keprihatinan serupa juga disuarakan oleh Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid, Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan, bahwa kehidupan toleransi beragama di Indonesia haruslah dijaga oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia yang sangat plural.
Baik Gama maupun Habib Syakur Ali Mahdi berpendapat bahwa pihak penegak hukum setempat haruslah lebih tegas dan tidak mengakomodasi permintaan dari ormas-ormas intoleran ini, seperti tindakan tegas dan terukur yang diambil oleh pihak Kepolisian Lampung yang menjadikan Wawan, ketua RT, sebagai tersangka yang membubarkan ibadah gereja di Lampung dengan ancaman hukuman 5 tahun.
Tahun ini adalah tahun politik dimana kejadian tindakan intoleransi serupa diprediksi akan lebih sering muncul karena adanya pola politisasi agama oleh pihak-pihak tertentu, baik dari dalam maupun luar negeri, yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, meski cara-cara tersebut dengan memecah belah sendi-sendi kerukunan umat beragama di Indonesia yang sangat beragam.
Lebih lanjut Gama dan Habib Syakur Ali Mahdi menyerukan agar seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk tidak mudah terpancing oleh tindakan-tindakan provokasi yang mengadu domba yang dilakukan oleh ormas-ormas atau tokoh-tokoh masyarakat yang mengatas-namakan agama di tahun politik ini dan masyarakat untuk tetap menjunjung tinggi kehidupan toleransi beragama di Indonesia yang telah kita jaga bersama sejak republik ini ada.
Sumber tulisan : https://www.mediapatriot.co.id/2023/03/28/gama-andrea-ketum-garda-nasionalis-menyatakan-prihatin-atas-kejadian-penutupan-patung-bunda-maria-dengan-terpal-biru-di-rumah-doa-sasana-adhi-rasa-st-yacobus-kulon-progo-yogyakarta/
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews