Novel Bamukmin Serang Ketua PBNU Terpilih Gus Yahya, Ada Apa?

Novel Bamukmin adalah pelanjut sampah peradaban yang bangga terhadap budaya Arab, padahal bukan orang Arab sama sekali.

Minggu, 26 Desember 2021 | 13:23 WIB
0
177
Novel Bamukmin Serang Ketua PBNU Terpilih Gus Yahya, Ada Apa?
Novel Bamukmin (Foto: pojoksatu.id)

Sampah peradaban berjudul Novel Bamukmin menyerang Ketua Umum PBNU Gus Yahya Cholil Staquf. NU memilih Gus Yahya disebut sebagai musibah. Serangan Novel Bamukmin ini wujud rasa frustasi 212.

Karena NU dipimpin oleh Ketum yang selevel dengan pendahulunya: KH Said Aqil Shiradj. Yang sama-sama penghantam organisasi teroris, khilafah, FPI dan HTI dan lelucon pendemo pengedar proposal 212 tempat Novel memiliki sesembahan.

Maka demi merusak kohesi umat NU, dia mencoba mengadu domba. Khas kaum Khawarij yang Novel sendiri tak tahu. 

Novel Bamukmin kehilangan organisasi teroris FPI. Kehilangan mainan perusak negeri berjudul 212. Bisnis 212 hancur total. Demo diberangus TNI/Polri. Tidak laku.

Kini, sejak kepulangan Muhammad Rizieq Shihab (MRS) bohir pendana kegiatan kerusuhan pun hanya mengucurkan duit setelah demo: dihitung jumlah yang hadir.

Dulu-dulu, seperti demo 411 dan 212 (kegiatan makar dan kudeta gagal) di 2016 dibiayai dengan proposal perkiraan jumlah pendemo, cek lapangan dan pembesaran biaya.

Maka tak mengherankan demo yang tak lebih dihadiri 300.000 orang dibesarkan sampai 7 jut jut juta. Demi duit kebohongan data dibangun sedemikian rupa.

Manusia sampah peradaban Novel Bamukmin bekas karyawan Pizza Hut yang anti kopar-kapir itu dibutuhkan oleh gerakan teroris FPI, HTI, politikus gelandangan, dan tentu pengikut Khilafah. Dan, di belakang pembiayaannya adalah (4C): Cendana, Cikeas, Caplin plus Conglomerat hitam pemilik jutaan konsesi tanah.

Untuk itu Novel Bamukmin bersetia merusak para pendukung NKRI. Setiap benteng NKRI akan dibusukkan. Jamaah langsung tak langsung geng Khilafah seperti Novel Bamukmin, Haikal Hassan, Bahar Smith, dan gerombolan 212, ormas teroris HTI dan FPI, selalu mengusik membusukkan benteng NKRI.

Tak tanggung-tanggung. Yang diserang NU. Kali ini Novel Bamukmin langsung menyerang Gus Yahya Cholil Staquf: Ketua Umum PBNU.

Tentu serangan ini disadari betul. Karena PBNU adalah musuh besar para teroris. Indonesia sudah pasti jadi Syria tanpa adanya NU, Banser, GP Ansor. Dengan TNI/Polri sebagai pilar penjaga NKRI dan Pancasila.

Serangan terhadap Gus Yahya dengan mengadu domba umat Islam. Dengan menyebut Gus Yahya tidak memiliki pemahaman agama adalah kegilaan karyawan Pizza Hut itu.

Novel tidak pernah belajar agama. Ilmu Tajwid pun tidak paham. Apalagi Syirah. Belum lagi Nahwu-shorof. Novel tidak bisa berbahasa Arab sama sekali. Karyawan Pizza Hut ngaku-ngaku Ustadz.

Novel persis seperti sesembahan Novel berjudul si cabul pentolan teroris Muhammad Rizieq Shihab. Tidak paham agama. Latar belakang juga mirip: Novel bekas karyawan Pizza Hut, MRS bekas tukang Parkir Tanah Abang.

Latar belakang lain ditambah sesembahan 212 yang isinya tak lain penyembah teroris dan khilafah HTI dan FPI.

Yahya Staquf adalah ulama. Putra KH Mustofa Bisri Gus Mus. Bisa ngaji. Bisa berbasa Arab lancar. Bahasa Inggris jos. Lulusan Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Putra ulama pula. Nasab jelas. Bukan nasab di-Arab-arabkan padahal cuma kacung di Pizza Hut kayak Novel Baswedan.

Tuduhan politik uang yang melibatkan dalam pemilihan Ketua Umum PB NU oleh Novel adalah kekurangajaran tukang Pizza. Padahal pemilihan dilakukan sangat terbuka. PBNU tdak bisa dikendalikan oleh siapa pun – kecuali oleh Nahdliyin.

Novel tidak pernah tahu, karena bahlul bin koplak, sejarah NU. Zaman eyang saya Presiden Soeharto yang menggiring NU untuk menolak Gus Dur pun dilibas. Ini zaman eyang Ato. 

Nah, apalagi sekarang, NU menjadi kekuatan independen, bukan organisasi perusak negeri seperti 212, HTI dan FPI yang dibiayai oleh yang tersebut di atas 4 C.

Publik dan Nahdliyin paham mulut sampah peradaban Novel Bamukmin yang memang disuruh untuk melakukan provokasi. Novel Bamukmin adalah pelanjut sampah peradaban yang bangga terhadap budaya Arab, padahal bukan orang Arab sama sekali.

Ubel-ubel bau busuk di kepala-nya, agar terlihat ke-Araban, tak membuat dia memiliki pemahaman keagamaan. Tak layak Novel menyerang Gus Yahya, sementara Novel balak kosong soal agama, tak paham sama sekali.

Nahdliyin, NU, dan Indonesia paham sekali setiap penjaga NKRI, Pancasila, seperti KH Gus Yahya Cholil Staquf, diserang oleh para penyembah Khilafah, para sampah peradaban seperti Novel Bamukmin jongos kacung Pizza Hut.

Ninoy Karundeng.