Sadar Geopolitik

Indonesia seharusnya berpeluang di Asia Tenggara menjadi pemimpin dunia di belahan selatan dengan peradaban Nusantara yang besar.

Sabtu, 25 Juli 2020 | 18:25 WIB
0
234
Sadar Geopolitik
Soekarno (Foto: facebook/Anton DH Nugrahanto)

Sejarah kekuasaan adalah “sejarah keyakinan”, konsepsi cara menyembah Tuhan dan Agama bisa diliat juga dari kekuasaan yang menjadi dinamika sejarah. India menjadi Buddha karena Ashoka, kemudian India dikuasai Hindu kembali karena gerakan Maharaj Maharaj Hindu aliran Dewa Siwa bisa mendesak kekuasaan Buddha hanya di utara India lalu Buddha berkembang justru di Cina, Indocina sampai dengan wilayah Nusantara karena kekuasaan.

Pusat kekuasaan Buddha kemudian berada di Jawa lalu pindah ke Sumatera, di Jawa Buddha membangun bangunan paling ajaib dalam sejarah karena kejeniusan orang Jawa dalam membangun struktur kota namanya Borobudur. Dekat Borobudur penguasa penguasa Hindu menandingi dan dibangunlah Prambanan. Penguasa Buddha kalah dan pindah ke Sumatera, Hindu menguat di seluruh Jawa. Hindu dan Buddha meninggalkan keindahan arsitektur dengan pertemuan ruang ruang batin yang amat mendalam. 

Spanyol Selatan pernah menjadi bagian integral dunia Islam, awalnya dinasti Umayyah menguasai hampir seluruh Andalusia, saat itu Umayyah datang ke Spanyol untuk bersaing dalam memperluas wilayah dengan Romawi yang mulai melemah. Di Spanyol terdapat kekuatan garnisun terbesar Romawi yang bisa melakukan serangan militer efektif ke Afrika. Di sanalah kemudian panglima panglima militer Bani Umayyah melakukan penguasaan benteng benteng selatan untuk menjaga wilayah Maghribi dari serangan Romawi, pada akhirnya malah menguasai seluruh wilayah Andalusia. 

Setelah era Umayyah dan melemah kemudian datanglah kerajaan yang lebih kecil sebagai bentuk penolakan kekuasaan di luar Spanyol, namanya Kerajaan Cordoba tapi dalam perjalannya kelompok Maghribi terus juga melakukan intrik intrik di Spanyol sehingga Cordoba pecah menjadi kerajaan kerajaan kecil, sampai akhirnya dari utara para Bangsawan Eropa menyusun serangan ke Spanyol yang dikuasai Arab-Islam dan menyisakan wilayah sedikit di selatan, namanya Granada. 

Spanyol juga melambangkan peradaban Islam yang banyak disebut oleh sejarawan justru menyimpan pemikiran pemikiran besar Yunani dan pencerahan pencerahan ilmu pengetahuan ketika Eropa disebut mengalami “abad kegelapan” karena kehidupan hanya dipusatkan pada biara biara sunyi. Semangat hidup muslim Spanyol dalam melihat “romantika kehidupan” merupakan lawan dari kemuraman wajah Eropa yang bisa diliat dalam perpustakaan perpustakaan Name In The Rose Umberto Eco.

Pencerahan alam rasional muslim Spanyol ini justru diwarisi oleh Yahudi Eropa macam Baruch Spinoza ataupun ilmuwan bergaya Anglo murni seperti Newton. Islam yang ada di Spanyol adalah Islam dengan Universitas Universitas yang besar mewarisi tradisi ilmu pengetahuan di Baghdad Irak. 

Namun sejarah maritim berkembang. Di Perancis mulai ada kesadaran bangkitnya dunia maritim setelah dikabarkan ditemukannya sekunar. Kabar soal Sekunar, jenis kapal layar yang bisa berlayar jauh tapi efektif membuat para penguasa di Perancis berpikir soal penguasaan jalur dagang. Namun bangsawan Perancis saat itu sangatlah lamban, justru dieksekusi oleh Isabella dari Kastilla, Spanyol yang saat itu sedang menaklukkan satu persatu kerajaan kecil yang terpecah belah di Spanyol lewat operasi politik “La Santa Hermandad”.

Satu persatu kerajaan kecil dikuasai dan dibawah Madrid dengan tujuan utama dibangunnya kerajaan baru Spanyol. Isabella dengan cerdik mendapatkan legitimasi dari Katolik Roma setelah legitimasi keyakinan kemudian Isabella mencoba peruntungan kekuasaan logistik untuk operasi politiknya, kemudian ia membuat kongsi kongsi dagang yang menarik para bandar duit termasuk menekan pengusaha pengusaha Yahudi yang tersudut. Tapi Isabella sangat visioner ia meyakinkan para pengusaha pengusaha soal masa depan pertarungan di laut.

Dalam situasi negosiasi dengan saudagar saudagar, Isabella mengatur Christopher Columbus untuk menemukan India. Semangat persaingan saat itu adalah persaingan Imperium dimana kabar yang diterima Isabella, di India mulai berkembang Imperium Kerajaan Muslim yang tau arah surga dunia bernama “Nusantara”. Ternyata Columbus malah nyasar ke Benua Amerika, kemudian di wilayah selatan, benua Amerika menjadi wilayah yang amat Katolik. 

Setelah Columbus muncullah Vasco Da Gama, setelah era Vasco Da Gama pusat perdagangan di Spanyol mulai marak. Ketika Spanyol mulai kuat dan menemukan jalur ke wilayah Nusantara, tetangganya Portugis justru sudah sampai duluan dan berkuasa di Malaka. Dari Malaka ini kemudian isu penguasa Jawa menguat di kalangan para saudagar. 

Jawa bukanlah seperti gambaran kita selama ini di mana hanya sawah sawah dan gunung gunung angker dengan pemakaman para dewa. Jawa di masa datangnya Portugal adalah sebuah kota kota Metropolitan. Di Banten terdapat pelabuhan yang sangat internasional sekali, namanya dulu “Bantam” saking terkenalnya nama Bantam menjadi ingatan paling spesifik para penyimpan arsip sebagai kota besar paling bercahaya di wilayah selatan, di kalangan intelektual eropa nama Bantam jadi lambang modern-nya kota pelabuhan dimana para pelaku transaksi dagang sangat poliglot alias menguasai banyak bahasa. 

Sepanjang pesisir Jawa bagian Tengah dan Timur terdapat loji loji dagang besar. Di masa itu Jawa sudah merupakan wilayah konglomerasi yang kuat dan antara konglomerasi dengan penguasa sudah dipatahkan dalam hubungan terpisah, para penguasa menyingkir ke Selatan Jawa, mereka mendalami ilmu batin dan menghindar dari dinamika para saudagar yang penuh kekerasan, intrik dan persaingan.

Para pencari pencari spiritual bertafakur di gunung gunung angker di seluruh tengah dan selatan. Mereka membangun pusat pusat pendidikan sekaligus bersiap menghadapi jaman yang dirasa terus bergelora, Jawa menjadi pusat pertarungan seluruh dunia saat itu setelah Spanyol, Portugal dan Inggris mulai tau di Pelabuhan Tumasik ada sebuah wilayah besar yang harus dikuasai. Di tengah rencana persaingan dan perang antar benteng dagang, datanglah Belanda yang merupakan negara miskin Eropa dan pernah jadi jajahan Spanyol.

Dengan duit pas pasan Belanda mencoba peruntungan di Asia Timur. Di Cina Selatan Belanda gagal dan digebukin Inggris, Belanda justru berhasil di Desima kJepang karena kasihan dengan wajah wajah ngenesmereka, di Nusantara Belanda hanya bisa sampai di Kepulauan Seribu dan menjaga benteng berhantu, di tengah benteng benteng berhantu itu Belanda mengatur siasat. Orang Belanda dikenal sebagai “orang yang berhitung kecil kecil” sudah jadi watak orang Belanda suka dengan hemat, efektif dan semua perjanjian harus tertulis. Tapi Belanda juga bisa melihat ada kelemahan pihak lawan, Inggris sangat menyukai India dan akan sibuk terus terusan dalam menguasai India juga kekuasaannya tidak fokus.

Sementara Spanyol dan Portugis lebih sibuk pada urusan urusan Dominggos, urusan Tuhan dan Hari Minggu. Maka Belanda datang dengan gagasan sangat sekuler dimana semua bisa diatur dengan hukum korporat dan wilayah wilayah kerajaan dimasukkan sebagai wilayah loji dagang bukan wilayah imperium dari sinilah kemudian dibangun sebagai rantai kapitalisme paling modern di dunia dimana kelak wilayah Nusantara menjadi wilayah “bahan mentah” dan kemudian dibangun industri yang banyak dibilang revolusi industri 1.0. 

Belanda tidak meninggalkan semangat keyakinan spiritual tapi Belanda meninggalkan alam pikir Kapitalis, kekuasaan Nusantara dirusak dengan logika logika Kapitalis tapi di sisi lain Belanda meninggalkan banyak ilmu pengetahuan, banyak mengira Pendidikan Inggris lebih berhasil dari Belanda, Inggris memang berhasil membangun sistem pedagogi yang egaliter tapi justru Belanda meninggalkan pencerahan intelektual yang luar biasa mendalam di Indonesia dimana Nusantara menemukan otensitas-nya sebuah wilayah besar di Selatan yang kemudian bersiap dalam pertarungan global selanjutnya. Belanda mengajarkan hal dimana orang orang Nusantara berantakan : “Administrasi”. 

Bicara antisipasi kekuasaan orang Eropa di Jawa adalah bicara kebajikan Sunan Kalijaga dalam mengatur wilayah kekuasaan, jauh sebelum Belanda datang. Sunan Kalijaga mengestimasi kekuasaan terbaik adalah di wilayah selatan bukan di utara. Karena di Selatan kekuasaan akan solid dan berlangsung stabil sehingga kebudayaan bisa terjaga. Pertama yang dikirim ke selatan adalah Pangeran Pandanaran, seorang anak Bupati Semarang yang pernah menjadi pengusaha terbesar di Semarang.

Oleh Sunan Kalijaga, Pangeran Pandanaran diperintahkan di sebuah bukit yang dekat dengan inti kekuasaan Jawa di masa lampau, Kerajaan Sanjaya dimana prasasti terbesarnya adalah Prambanan.

Beberapa tahun setelah Pandanaran masuk ke Bukit Jabalkat di sebuah wilayah yang diberi nama Paseban, datanglah perintah agar Hadiwijaya masuk ke Pajang juga menjaga wilayah yang akan menjadi pemagar dari kekuasaan Jawa yaitu : Boyolali, Magelang dan Salatiga. Oleh Sultan Agung, Makam Sunan Pandanaran dibangun menjadi makam termegah peninggalan kerajaan Islam yang pernah ada sebagai pengingat agar terus menjaga tujuan tujuan Sunan Kalijaga, Menjaga Kebudayaan, menjadi manusia Nusantara sesungguhnya. 

Setelah pertempuran antara Hadiwijoyo di Prambanan dengan Sutawijaya kemudian lahirlah Kekuasaan Mataram Islam yang mengeksekusi seluruh perintah Sunan Kalijaga untuk membuat keraton yang solid. Maka lahirlah Keraton Mataram, tepat sesuai prediksi Sunan Kalijaga wilayah selatan mampu menjadi penjaga budaya Jawa dari aneksasi kebudayaan asing. Hampir seluruh narasi narasi literatur sastra Jawa menunjukkan redaksi menjadi budaya yang otentik. Keberhasilan menjaga budaya tidak dibarengi menjaga wilayah kekuasaan.

Kekuasaan Jawa kemudian seperti Granada di Spanyol, hanya enclave kecil, kantung yang sempit. Sampai sampai di tahun 1940, Lucien Adam masih ingin mencaplok yang tersisa Kesultanan Yogyakarta tapi sejarah sudah dilempar pada Bung Karno, cahaya baru di Nusantara. 

Sukarno di dalam sejarah bukan saja dikenal sebagai pembebas, tapi ia membentuk mengulang peradaban Asia Tenggara. Ia menjadikan Majapahit, Sriwijaya, Pajajaran, Campa, Mataram Islam sampai Kesultanan Sulu sebagai wilayah yang hidup. Sejarah berulang, perlombaan geopolitik Internasional antara Blok Sovjet dengan wilayah kekuasaan eks Romawi Timur dengan blok Amerika-Inggris dengan wilayah eks Romawi Barat.

Baca Juga: Sukarno dan Tata Ruang Geopolitik

Tanpa sadar ada blok di luar eks Romawi Timur dan eks Romawi Barat yang mempunyai peradabannya sendiri, disinilah Sukarno memimpin namanya Non Blok, dan banyak orang tak paham Non Blok adalah wilayah eks Imperium Turki Usmani,wilayah Imperium Huang Ti, wilayah Bolivarian sampai wilayah Imperium Nusantara di belahan selatan bumi. 

Kemudian Sukarno jatuh lewat operasi intelijen Amerika dan Inggris yang bermain bebas memanfaatkan pertarungan Sovjet Stalinis dengan RRC Maois yang berantem rebutan wilayah perbatasan. Stalinis tidak mau masuk ke Indonesia karena Sovjet enggan dengan eks sekutunya Belanda dalam Perang melawan Hitler sementara RRC Maois tidak mau masuk disebabkan politik isolosionis setelah era Perang Kebudayaan dimana kelompok Mao melemah dan munculnya klik baru kelompok Lin Biao yang disusul Deng Xiaping, akhirnya Suharto menjadi tiran dengan bekingan Amerika-Inggris dan dimodali Jepang. Tahun 1998, Suharto jatuh dan butuh 20 tahun sejak kejatuhan Orde Baru, generasi muda Sukarnois memperkuat dirinya lalu bersiap menjalankan perintah revolusi yang dimulai 1958 “Kembalinya Revolusi Kita”. 

Sejarah terus berlanjut, ke depan ramalan Sukarno terbukti. Bahwa perang ke depan bukan perang koloni tapi perang modal, wilayah Nasional bukan sekedar wilayah kecil akan terjadi pengulangan geopolitik dengan didasarkan Internasionalisme. Beruntung Indonesia sudah dijadikan “Nusantara Yang Luas” lewat pernyataan politik Sukarno-Hatta di Jakarta 17 Agustus 1945.

Hari hari ini berita soal Erdogan menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid. Russia menjadikan Putin Presiden dengan durasi yang lama, di RRC kekuasaan distabilkan sementara Amerika Serikat dilanda kerusuhan sipil. Eropa Barat melemah, ramalan Sukarno soal pertarungan antara blok blok besar sudah dimulai dari Turki, beruntung kita punya wilayah besar Nusantara namanya, sementara Singapura sudah masuk dalam kondisi krisis, kita harusnya berpeluang di Asia Tenggara menjadi pemimpin dunia di belahan selatan dengan peradaban Nusantara yang besar. 

Untuk itu kembalilah pada pemikiran bagaimana Indonesia Raya menjadi peradaban dunia dan buku Di Bawah Bendera Revolusi menemui aktualitasnya, selamat menjadi petarung petarung sejarah para Sukarnois muda, para pendahulu Republik sudah menyiapkan semua untukmu dalam pertarungan geopolitik ini.... 

Jakarta, 25 Juli 2020

Anton DH Nugrahanto 


***