Setelah kalah, ujung-ujungnya kembali kepada pelukan presiden Jokowi tapi dalam posisi bukan sebagai cawapres tapi sebagai pembantu atau menteri.
"Tak ada rotan,akar pun jadi".
Ungkapan di atas bisa untuk menggambarkan situasi atau kondisi politik terkait posisi Prabowo Subianto bersedia menjadi pembantu presiden Jokowi.
Seperti kita ketahui bersama, Prabowo Subianto adalah kompetitor atau pesaing Jokowi dalam pilpres 2019. Dan nasib belum berpihak padanya untuk bisa menjadi presiden.
Dan saat ini, ia mau menjadi menteri dan bawahan presiden Jokowi yang merupakan lawan berat dalam pilpres. Dan ini mungkin satu-satu di dunia, seorang capres yang kalah bisa atau mau menjadi seorang menteri yang merupakan rivalnya.
Dan ungkapan "tak ada rotan, akar pun jadi" atau "tak jadi presiden, menteri pun jadi", menjadi sikap pilihan politik Prabowo Subianto. Atau lebih baik mendapat sedikit atau menjadi menteri daripada tidak dapat apa-apa atau tidak menjadi presiden.
Padahal waktu itu, sebelum pencalonan capres dan cawapres, Prabowo pernah dilamar oleh Jokowi dengan mengutus Luhut Binsar Panjaitan-untuk menjadi cawapres mendampingi Jokowi. Hanya tidak jadi, karena ada suatu permintaan yang susah untuk dipenuhi oleh Jokowi. Dan akhirnya kandas jalan masing-masing dengan mencari pendamping masing-masing juga.
Bahkan waktu itu juga sudah ada wacana calon tunggal alias tidak ada pesaingnya. Tapi para pengamat dan elit politik tidak setuju dengan alasan tidak demokratis atau matinya demokrasi. Biasa para pengamat selalu begitu dan terkadang prakmatis juga seperti elit politik. Padahal kalau calon tunggal, kue kekuasaan bisa "bagito" atau bagi rata di antara semua partai. Hemat biaya dan masyarakat tidak terpecah belah atau mengentalnya politik identitas.
Akhirnya setelah kalah, ujung-ujungnya kembali kepada pelukan presiden Jokowi tapi dalam posisi bukan sebagai cawapres tapi sebagai pembantu atau menteri.
Waktu tidak bisa diputar mundur, tapi biarlah adegan "menggebrak-nggebrak meja mimbar" menjadi saksi atau bagian sejarah dalam pilpres 2019. Dan jangan sampai nanti dalam rapat kabinet ada adegan gebrak meja lagi, apalagi sambil joged-joged. Terkadang sifat asli bisa muncul secara tiba-tiba dan tanpa sadar.
Seperti slogan TVRI: menjalin persatuan dan kesatuan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews