Siapa yang Tak Menghormati Gerakan 212, Jokowi atau Habib Rizieq?

Minggu, 16 Desember 2018 | 05:46 WIB
0
412
Siapa yang Tak Menghormati Gerakan 212, Jokowi atau Habib Rizieq?
Ketua Persaudaraan 212 Slamet Maarif (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)

Awalnya, reuni Alumni 212 yang akan dilaksanakan di Lapangan Monas pada 2 Desember 2018, rencananya mengundang kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Namun, seperti yang disampaikan Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif, panitia batal mengundang Jokowi karena sejumlah alasan. Salah satunya,  Jokowi dinilai tidak mempunyai rasa hormat kepada gerakan 212. 

"Jadi salah satu yang menjadi pertimbangan pertama, Pak Jokowi kita nilai kurang respek terhadap gerakan 212, kurang mensyukuri nikmat anugerah Allah, dengan kumpulnya umat Islam di 212," ujar Slamet Maarif usai diskusi di D'consulate, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (1/12).

"Karena panitia tidak mengundang, maka kami sarankan (tidak hadir). Doakan kami Pak Jokowi, mudah mudahan acaranya sukses, aman, dan tetap dalam koridor kebersihan," tutur Slamet.

Untuk diketahui, reuni Alumni 212 ini merupakan gelaran acara yang diawali dengan aksi yang terjadi dua tahun lalu. 

Aksi 212 yang terjadi 2 Desember 2016 merupakan upaya dari sekelompok orang yang dikomandoi imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab untuk menggugat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dianggap telah menistakan agama. 

Aksi tersebut membuahkan hasil, Ahok pun diadili dan dijatuhi hukuman.

Dalam hal ini, sepanjang proses hukum terhadap Ahok, Jokowi tidak pernah melakukan sekalipun intervensi hukum, baik untuk meringankan maupun membebaskan mantan wakilnya ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta itu. 

Jokowi menghargai dan mematuhi keputusan hukum yang dihadapi Ahok.

Setelah Ahok menjalani proses hukumnya, ditambah keberhasilan pasangan Anies-Sandi menduduki kursi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, sang pencetus gerakan aksi, Habib Rizieq pun meninggalkan Indonesia untuk melaksanakan umrah ke Tanah Suci, dan hingga hati ini belum juga pulang ke Tanah Air. 

Sementara itu, gerakan aksi 212 itu akhirnya melahirkan Persaudaraan Alumni (PA) 212. Nah, PA 212 ini kemudian melenceng dari kegiatan awalnya yang bersifat syariah, PA212 sudah masuk ke ranah politik dengan menghasilkan rekomendasi dan mendukung Prabowo Subianto sebagai capres yang kebetulan akan melawan Jokowi di Pilpres 2019 nanti.

Lantas, kalau begini, sebenarnya siapa yang pantas disebut tidak menghormati gerakan 212, Jokowi atau Habib Rizieq?

***