Siapa yang tak kenal Amien Rais, khususnya yang mengalami Tragedi 1998?
Sosoknya yang vokal tanpa tedeng aling aling tak pernah disukai oleh Orde Barunya Suharto. Amien memiliki semangat menggelora yang semangatnya 1000 kali semangat anak muda yang baru lulus SMA seperti saya kala itu.
Amien mengambil momen yang pas dalam mempelajari pergerakan politik kampus ,daerah hingga nasional dan menjadikannya sebagai seorang tokoh reformis yang bernyali besar.
Kegemaran anak anak muda beradrenalin tinggi yang terus berdemo menyuarakan keadilan dan kebenaran meski nyawa taruhannya akibat kebijakan refreaif saat itu. Sayapun sedikit banyak paham mengenai apa itu agitasi dan propaganda dalam rangkaian sebuah aksi demo, karena seringnya ikut dalam demo saat itu.
Amien Rais dan Masa Reformasi
Pahlawan Reformasi? Itu dulu, kenangan manis anak bangsa yang berhasil melengserkan Suharto. Perjuangan panjang berdarah darahpun akhirnya selesai dengan target utama Suharto lengser keprabon. Namun tidak untuk seorang Amien Rais. Ada ambisi pribadinya yang tidak diketahui banyak orang saat itu.
Sadar partainya tak sebesar PDIP ataupun Golkar yang memenangkan kontestasi politik pemilu legislatif diapun bermanuver dan mencetak sejarah sebagai seorang penjegal 3 presiden. Menjadi Ketua MPR bukan pilihan strategis bagi dirinya kala itu.
Manuver berbagai cara dilakukan, namun Tuhan memang tak menggariskan gatis tangannya menjadi orang nomor satu negeri ini. Dalam berbagai literasi, penjegalan kepada Mbak Mega untuk menjadi presiden menjadikan Gus Dur yang mendapat durian runtuhnya.
Terpilih menjadi Presiden RI ke-4 Gus Dur kerap bertentangan dengan Parlemen , hingga akhirnya Tokoh Utama NU ini harus lengser lalu digantikan oleh Mbak Mega yang pernah dijegalnya.
Pemilu demi pemilu, ambisi singa podium yang mulai menua ini belum habis. Setelah Pemilu 2004 dimana SBY terpilih jadi Presiden ke-6 Amien Rais tetap mencoba memperlihatkan taringnya yang mulai merapuh. Menjadi oposisi yang terus menerus menyuarakan keberatan berupa kritik kebijakan. Selama 1 periode SBY segala kebijakannya selalu dianggap sebelah mata. Tak ada benarnya.
Tak Pernah Konsisten Sebagai Oposisi
Amien Rais tak pernah konsisten menjadi oposisi, diperiode kedua SBY Amin terlihat mesra dengan pemerintah saat itu. Amien sepertinya terlelap oleh enaknya koalisi. Hal ini karena SBY berkompromi dengan Amien Rais dengan slogannya zero enemy.
Ketika Jokowi berkuasa, Amien Rais kembali bangun dari tidurnya. Menjadi oposisi yang kelihatannya galak namun setelahnya diam ketika kadernya masuk dalam kabinet kerja meski di akhir mengundurkan diri karena faktor etika politik. PAN bersebrangan memilih 02 sebagai patron clientnya.
Amien Rais akan terus bermanuver tiada henti. Jargonnya Partai Allah dan Partai Setan, Revolusi Moral, Hijrah dan lain lainnya tak pernah menyurutkan Jokowi untuk menerima ajakan Amien Rais untuk sowan ke rumahnya. Amien Rais tak akan berhenti sebelum tujuannya tercapai. Oleh karena itu ada desakan untuknua untuk mundur dari arena politik begitu kuat bahkan dari pendiri partainya sendiri.
Amien adalah salah satu tokoh yang tak pernah diundang Suharto di setiap acara yang diadakan Smiling General. Haram mengundang Amien begitu alasan sederhananya. Jokowi pun sepertinya sama tak akan pernah mau menjumpai Amien hingga kini. Begitulah analis politik mengatakan.
Amin Mengepung Solo, Bukti Tak bisa Berdamai
Strategi Desa Mengepung Kota diterapkannya. Badan Pemenangan Nasional 02 didirikan di Solo, basis pendukung Jokowi yang dikenal militan. Jawa Tengah, menurut Priyo Budi Santoso akan dibuat minimal sama perolehan suara Pilpres nanti.
Pernyataannya kemudian dibantah oleh Gandjar Pranowo yang merupakan Gubernur seklaigus kader PDIPI pun dianggap sedang mengasah taji unuk menerima tantangan pihak 02.
Indikasi Solo jadi Role Model Strategi Amien
Dengan ujaran provokatif, sedikit literasi dari buku yang ditulisnya dan dilaksanakannya beragam agenda yang mengumpulkan banyak masa adalah indikasi Solo akan dibuat "chaos".
Rekam jejak politiknya harus diwaspadai, ketika ada 3 Presiden yang ditumbangkannya, Amin menjadi punya cap “Penjegal Presiden”, termasuk usahanya menjegal Presiden Jokowi yang tampaknya belum berhasil hingga kini.
Amien Tak Bisa Mendamaikan Bangsa
Solo adalah jantungnya. Filosopi Sepak Bola menyerang ala Belanda pun dilakukannya. Ini dilakukan demi memuaskan bencinya terhadap Jokowi .
Kemesraannya terhadap 02 yang dulu dikritiknya habis habisan sebagai seorang penculik dan setali tiga uang, 02 pun sama terhadap Amien yaitu sebagai target untuk dienyahkan dari Republik ini.Bukankah pada saat Reformasi 1999 Amien justru menjadi incaran Prabowo untuk ditangkap.
Mengapa sekarang dia sangat mendukung Prabowo sekaligus membenci Jokowi?
Ini adalah ketidak konsistenan seorang Amien hingga kini. Amien berani mengajak seterunya dulu dari keluarga cendana untuk bergabung dibarisannya, keluarga diktator yang dibencinya itupun menjadi kendaraan politiknya demi sebuah kekuasaan. Amien adalah dia yang berdiri diatas kepentingannya sendiri. Perilaku politiknya serupa dengan anaknya Hanum Rais seperti kejadian hoaks Ratna Sarumpaet.
Solo adalah kota damai dan berbudaya tinggi. Adab sopan santun, ramah dan menjunjung tinggi nilai luhur martabat bangsa kini berstatus siaga. Tablig akbar 212, reuni berbau keagaamaan dan lain sebagainya hanyalah kedok untuk membuat Solo bergejolak.
Sekali saja para penegak hukum kita salah bertindak maka hujatan berbau kriminalisasi ulama, tidak mendukung islam, yang intinya akan dibawa untuk pelemahan pemerintah saat ini akan tercapai.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews