Jokowi mengatakan, tujuan kedatangannya ke Rusia dan bertemu dengan Vladimir Putin adalah mendorong agar konflik Rusia dan Ukraina segera berakhir.
Siapa saja yang aktif di media sosial, bisa kena perundungan (bullying) dan caci maki netizen alias warga dunia maya. Atau pujian dan dukungan. Tapi yang menimpa Dino Patti Djalal lumayan menarik. Karena dia mantan Duta Besar Indonesia di AS, Wakil Menlu Ri, Jubir Presiden SBY.
Dia memberikan pendapat yang agak serampangan, terkait lawatan Presiden Jokowi ke Ukrania dan Rusia dan terburu buru memihak, sehingga menuai hujatan warga Twitterland.
Di akun Twitter @dinopattidjalal, pada 29 Juni pk.07.23 PM, dia memposting opini, “Seruan lantang Indonesia untuk ‘menghentikan perang’ seharusnya dialamatkan scr khusus & langsung ke Presiden Putin krn sangat jelas Rusia yang menyerang Ukraina, bukan sebaliknya” tulisnya.
Segera saja, postingan itu menuai tanggapan negatif dan hujatan, meski ada juga yang mendukungnya.
Pemilik akun YAS-@MatahariRayya menuding, mantan dubes zaman SBY ini cuma mengsimplifikasi (menyederhanakan) persoalan. “Perang pasti ada sebab-akibat, dalam konteks mendamaikan, faktor sebab akibat ini harus diurai, dicari solusinya. jika belum ketemu, minimal ada niat awal berdamai. Nah, di level geopolitik, niat damai saja sudah bagus, “ katanya.
Netizen di Twitter heran, dengan opini sosok diplomat yang pernah menjadi bagian dari Kemenlu, ini yang terburu buru, “Kok ya diplomat ulung gak bisa bedakan ‘menjaga perdamaian dunia’ dengan memihak’, “ sambar Dedek Prayudi - Uki (ig: @uki_dedek)
“Katanya ‘it takes two to tango to stop children fighting’ Pak Dino, “ tulis akun @JustbiyuAjah. Mknya kunjungannya bukan cuma ke Ukraine, tapi juga ke Rusia setelahnya pak.
“Apakah bapak baca beritanya stop sampe paragraf Presiden datang ke Ukraine doang pak? Lalu, keburu esmosi dn gak tahan utk tdk mencela?” tanyanya.
Akun @joko_maryadi pun menasehatinya, “Mbok ya simak perkembangan beritanya , nanti baru menyimpulkan. Harusnya bangga punya presiden bernyali besar, dunia saja bangga.”
Akun helmi zanni @helmizanni, menulis, “ Saya pikir, anda salah seorang diplomat senior yg kompeten dan sangat mengerti konstalasi politik regional&http://global.Tp statement anda yg prematur dan bias,menunjukkan bahwa anda hanyalah seorang yg picik dan Baperan, persis seperti Sang Mantan Junjungan. Ambyar”
Dr. Dino Patti Djalal, M.A. adalah Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia yang menjabat dari 14 Juli 2014 hingga 20 Oktober 2014. Menjadi Dubes AS (2010 – 2013). Dia anak ke dua dari Hasyim Djalal, 85, diplomat Indonesia dan ahli hukum laut internasional.
Dino sempat menjabat sebagai Direktur Urusan Amerika Utara dan Amerika Tengah di Kemenlu RI, sebelum ditunjuk menjadi juru bicara Presiden ketika SBY berkuasa di Istana Negara, bersama Andi Mallarangeng.
Netizen langsung memvonis, “klo si jalal ini memang pro amerika, klo denger saran dia, ini berasa spt kita di kelompok NATO dan sekutu !”
“Anda harus belajar soal National Interest suatu bangsa, krn setiap negara itu berbeda, itu satu hal klo sy berpikirnya di dua sisi, jd harus paham masalahnya bos! “ celoteh indri Yahya
Akun @Moch_herianto menulis, “Kalau RI main Intimidasi apa bedanya dengan Amrik & NATO yang lebih bela blok barat?? Si dino lupa kali kalau Indonesia itu Non Blok ... artinya ga berdiri di Blok barat or Timur. .. RI harus NETRAL”
“Maklum mantan Duta Besar RI di AS jaman si Biru berkuasa, “ semprot netizen lainnya.
Didiek menulis “Sbg seorang diplomat senior, tentu paham permasalahan mengapa Rusia menyerang Ukraina, bkn? Toh misi berikut beliau ke Rusia. Mari kita sama2 berdoa semoga misi kemanusiaan ini mendapat pertolongan Allah SWT & kedua negara mau duduk bersama u/ mengakhiri perang tsb. Amin”
“Pak Dino sedang ngajari ikan berenang” tulis @SimbokeSarah
Terakhir, di akun twitternya, Dino Pati Djalal ‘kekeuh’ dengan pendapatnya:
“Kpd netizens bullies: segala cacian anda tidak akan merubah pandangan sy & tidak membuat sy gentar. Etos hidup sy adalah : intelectual honesty (kejujuran berpendapat). Silahkan dicoba, Insya Allah hidup anda lebih nikmat, dan NKRI lebih baik” tulisnya pada 1 Juli 8:16 PM.
Netizen pun membalikkan kata kata Dino Patti Djalal yang menyebut ikhwal ‘kejujuran’ itu, “Yakin Pak, itu adalah bentuk kejujuran berpendapat? Jujur itu menyampaikan sesuatu tentang kebenaran walau itu pahit. Yuk, pada jujur. Saya jujur, mau bilang Bapak kaga jujur.”
Oyi Tok Wes @PomidorOrganik menanggapi, “Intelectual honesty kan dr perspektif anda. Sgt subyektif. Prtemuan Jkw dg pemimpin Ukraina & Rusia tak bs dilepaskan dr jerih payah mantan rekan2 anda di Kemenlu. Dg cuitan2 ini anda sdh mndegradasi krja keras mrk. Scr etika anda nol besar. Ex diplomat kok ga diplomatis blas.”
Diketahui, Presiden Jokowi telah melakukan pertemuan dengan Presiden Putin di Moskow. Sebelumnya, Jokowi terlebih dahulu bertemu dengan Volodymyr Zelensky di Istana Maryinsky, Kyiv, Ukraina, pada Rabu, 29 Juni waktu setempat. Jokowi mengatakan, tujuan kedatangannya ke Rusia dan bertemu dengan Vladimir Putin adalah mendorong agar konflik Rusia dan Ukraina segera berakhir.
Di akunnya @dinopattidjalal menyebut diri Former Ambassador to USA, now entrepreneur & analyst & activist. Advocate of truth, not power. A nationalist & internationalist. A dreamer, a thinker, a doer
“Intine opo seng dilakoni lan dikerjakno presiden, pasti salah kabeh g tau bener. Wes gitu aja kok repot pak pak... Atek ngmg intelec intelec barang,” semprot Wahyupuja @Wapu_7 menanggapi dengan campuran basa Jawa.
Intinya, sih, apa saja yang dikerjakan Presiden Jokowi pasti salah semua, gak pernah benar. Dah gitu aja. Kok repot repot pak. Pakai ngomong intelek intelek segala.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews