Yesterday Party vs Future Party

Sebuah Partai politik akan besar, apabila dia mampu memetakan jalan yang dia tempuh dengan presisi tentang step step.

Kamis, 14 Juli 2022 | 07:24 WIB
0
133
Yesterday Party vs Future Party
Anis Matta (Foto: dok. pribadi)

Tidak perlu gegap gempita, asal kerja kerja kita terukur dengan baik.

Membangun sebuah partai politik tidak perlu heroik banget kayak mau perang, jikapun kita ingin memaknai nya dengan militansi, maka term militansi di sebuah partai itu beda dengan term militansi di dunia pergerakan.

Yang terpenting narasi politik yang diusung jelas, lugas, to the point, tepat sasaran dengan apa yang yang dibutuhkan rakyat Indonesia.

Sebuah Partai politik tidak bisa dibangun atas pondasi heroisme. Karena demokrasi membutuhkan kecerdasan, kecepatan, kemampuan membaca peta dan mengarahkan jalan. Bukan heroik.

Tidak ada Partai politik yang begitu lahir Langsung besar di dunia ini, dari 10 partai baru kadang belum ada satu diantara mereka yang langsung besar di pemilu pertama mereka. Itulah arsip sejarah kita dan bahkan arsip dunia.
Yang terpenting, Pelan tapi pasti. Pelan tapi bertenaga. Pelan saja asal platform nya matang dan terukur. Hanya soal waktu nanti rakyat akan bergelora.

Memasuki masa masa disrupsi, maka sebuah partai pun harus memiliki corak dan warna yang berbeda. Partai harus modern, cakap, massif, dan para politisi harus benar benar kredibel.

Selalu saya suka menulis, PR terbesar seorang politisi adalah belajar tanpa henti untuk terus meningkatkan kapasitas dia.

Seorang politisi yang sudah malas Melakukan upgrade kapasitas dirinya, hanya karena dia sudah jadi ketua DPW, ketua DPD, dst. Maka sebenarnya dia sudah menjadi politisi masa lalu.

Seorang politisi yang sudah malas membaca, malas berpikir, dan malas dalam meningkatkan kemampuan politik nya agar relevan dengan era disrupsi ini. Hanya karena dia sudah punya jabatan di partai. Maka sebenarnya itu bukan ciri politisi partai Gelora.

Jika orang orang di samping Anis Matta adalah orang orang hebat, orang orang kredibel, orang orang cakap, cerdas, kuat daya analisis nya. Maka dengan sendirinya partai gelora nanti akan punya branding sendiri: Partai nya orang orang cerdas, solutif, dan partai masa depan.

Begitu juga sebaliknya, jika banyak orang di partai Gelora sudah merasa hebat, merasa senior, merasa sudah berpengalaman dst.

Maka dengan sendirinya partai Gelora akan punya branding sendiri sebaliknya: Partai masa lalu dengan narasi jalan di tempat seperti partai partai lama lainnya. Pilihan ada di tangan kita sendiri.

Kita ingin tampil sebagai partai dengan branding pertama tadi. Sebagai partai masa depan, dan dengan sekuat tenaga, kita akan berusaha menghindari narasi dan gaya berpolitik yang sudah usang yang dipraktekkan partai partai lama lainnya yang hanya relevan di zamannya, yang sudah tidak relevan dengan era baru ini.

Itulah logika berpikir partai masa kini, fokus ke isi dengan terus berinovasi agar bisa beradaptasi dengan era disrupsi. Tentu terlalu banyak yang harus terus kita pelajari.

Jika Pak Anis Matta diberikan umur oleh Allah setara dengan umur Prabowo saat ini, maka beliau masih punya kesempatan membersamai Partai ini minimal 3 sampai 4x pemilu lagi.

Saya selalu berhitung dengan cermat setiap pergerakan partai, baik partai Gelora maupun partai politik lainnya. Kita memang dituntut harus selalu akurat dalam berhitung.

Jadi sekali lagi, PR kita adalah bekerja dengan terukur, dengan perhitungan yang matang. Kapan kita meluruskan narasi, kapan kita rapikan internal, kapan kita rapikan etalase konsep dan platform, dan kapan kita ekspansi besar besaran keluar ke tengah rakyat sebagai kekuatan baru politik Indonesia.

Semua kita harus sadar, bahwa pengalaman kita di masa lalu belum tentu relevan dengan dunia yang kita hadapi saat ini. Oleh sebab itu, kuncinya adalah terus sigap berbenah dan beradaptasi.

Sebuah Partai politik akan besar, apabila dia mampu memetakan jalan yang dia tempuh dengan presisi tentang step step yang saya sebutkan di atas.

Partai Gelora sepenuhnya baru, platform kita adalah platform partai era disrupsi, bukan platform partai masa lalu.
Partai ini sepenuhnya baru, bukan hanya logo, bendera, dst saja yang baru. Tapi semua semestinya baru, terutama pada dapur narasi dan fatsun politik yang diusung.

Karena baru atau tidak nya sebuah partai, itu ada pada platform dan narasinya. Bukan pada personal follower per follower nya.

Mari terus menapaki step demi step langkah kita untuk Indonesia, luruskan niat, terlebih lagi luruskan terus narasi politik kita. Agar Partai Gelora semakin siap menjadi partai masa depan.

Tengku Zulkifli Usman, Pengurus Harian Dewan Pimpinan Nasional Partai Gelora Indonesia.