Ini Baiknya Prabowo jadi Menteri Pertahanan

Kata pepatah, politik itu cair. Jangan samakan dengan pisau belati. Jadi saya sih, biasa saja kalau Prabowo jadi Menteri. Sekali lagi, asal jangan jadi Presiden.

Rabu, 30 Oktober 2019 | 23:58 WIB
0
350
Ini Baiknya Prabowo jadi Menteri Pertahanan
Prabowo Subianto (Foto: Bisnis.com)

Jika Prabowo diangjat jadi Menteri Pertahanan, apa pertimbangan paling penting dari Jokowi?

Mungkin ada yang masih riweh, memandang politik terlalu hitam-putih. Padahal politik bukan sineteron Cinta Fitri. Politik terkadang begitu lentur dan cair.

Kalau saya sih, gak masalah Prabowo duduk jadi abdi dalamnya Jokowi. Dia bisa difungsikan sesuai dengan kapasitasnya. Asal jangan jadi Presiden.

Kita bisa identifikasi siapa saja sih, yang selama ini sering melakukan kekonyolan sehingga menganggu keamanan negara? Dalam hitungan pertahanan kita bisa telusuri apa saja masalah yang kita hadapi di dalam negeri. Juga di luar negeri.

Pertama adalah gerombolan khilafah, pengasong agama dan kelompok teroris. Mereka-mereka ini pada Pilpres kemarin berada di belakang Prabowo. Sampai sekarang gerombolan ini terus mengacau dan membuat gaduh.

Di Saudi seorang pelarian masih saja gegoakkan sampai muncrat liurnya. Untung saja orang cuma memganggap dia badut. Gak layak didengarkan omongannya.

Siapa lagi? Para purnawirawan yang punya pandangan ultranasionalis. Mereka-mereka ini salah satunya yang punya semangat rasisme, anti Tionghoa. Dan beberapa kali hendak melakukan upaya pengobarkan kerusuhan.

Kasus bom yang melibatkan seorang dosen bernama Abdul Basith adalah salah satu tandanya. Kerusuhan 21-22 Mei di depan Bawaslu juga mengarah kesana.

Pada Pilpres kemarin mereka juga ada si belakang Prabowo.

Kekuatan ketiga adalah gerakan Keluarga Cemara yang anak-anaknya masih bernafsu untuk berkuasa. Setelah partai pohon angker besutan mereka gagal lolos batas elektoral, kekuatan mereka ditenggarai terlibat dalam berbagai gejolak.

Nah, Prabowo pasti gak asing lagi dengan ulah keluarga Cemara ini. Pada Pilpres kemarin, keluarga Cemara juga berada di belakang Prabowo.

Jadi kalau Prabowo ditaruh sebagai Menteri Pertahanan, rasanya itu langkah yang cukup cerdas. Ini bukan strategi baru.

Di banyak kompleks perumahan, agar lebih aman, sebaiknya angkat Satpam dari pentolan preman di wilayah itu. Jokowi sepertinya akan melakukan hal yang sama.

Dari luar negeri, ada dua kekuatan politik yang harus diperhatikan, AS dan China. Nah, Prabowo adalah jenderal lulusan West Point AS. Dengan China ia juga menjalin hubungan dekat. Buktinya para petinggi partai dari China sering berkunjung ke Hambalang.

Jadi baik persoalan di dalam negeri maupun di luar negeri, cukup efektif dihandle jika Prabowo duduk sebagai Menhan.

Ada orang bertanya ke saya, kalau itu memang kelebihan Prabowo, kenapa dulu gak dukung jadi Presiden?

Wow, itu soal lain. Memilih Presiden bukan cuma mempertimbangkan sektor Hankam, tetapi harus lebih holistik. Jika calon Menhankam ada dua, Jokowi atau Prabowo. Mungkin saya pilih Prabowo. Tapi kalau memilih Presiden, pilihan saya jatuh ke Jokowi.

Menurut saya menempatkan Prabowo sebagai Menhan adalah strategi cantik yang dimainkan Jokowi. Pertama, Jokowi ingin berkata, 'Pilpres sudah selesai. Dan saya Presidennya sekarang'.

'Buktinya, Capres yang dulu kamu dukung sekarang kerja untuk saya.'

Jadi tidak ada matahari kembar lagi di Indonesia.

Apalagi ini adalah periode kedua. Jika menteri-menterinya gak becus.kerja, bisa langsung dipecat. Jokowi gak punya beban. Dipecat sebagai menteri jelas merupakan catatan negatif bagi politisi sekelas Prabowo. Jadi dia dipaksa.keadaan untuk bekerja secara maksimal.

Kedua, ia sadar pembangunan ekonomi butuh stabilitas politik. Prabowo yang keras dan bekas pentolan oposisi rasanya pas untuk menangani soal stabilitas itu.

Ketiga, sejak lepas dari militer, Prabowo belum pernah punya jabatan publik lagi. Jika sekarang jadi Menhan, bawahan Jokowi, ia bisa membuktikan semua omongannya untuk membangun Indonesia.

Keempat, paling yang agak kebakaran jenggot adalah Surya Paloh. Selain karena jatah untuk partainya agak berkurang, kehadiran Prabowo juga bisa jadi penyeimbang di internal koalisi pemerintah. Apalagi kedekatan Gerindra dan PDIP membuat posisi Nasdem agak meriang.

Walhasil, di mata saya, menjadikan Prabowo sebagai Menhan adalah langkah cerdas Jokowi. Gak usah juga berhayal-hayal dia akan naik bintang empat. Prabowo itu sipil. Bukan militer.

Toh, dulu ada Mahfud MD dan Juwono Sudarsono jadi Menteri Pertahanan gak perlu ditemploki empat bintang di pundaknya. Biasa saja.

Kata pepatah, politik itu cair. Jangan samakan dengan pisau belati. Jadi saya sih, biasa saja kalau Prabowo jadi Menteri. Sekali lagi, asal jangan jadi Presiden.

"Tapi mas, ada juga yang mempermasalahkan masa lalu Prabowo?," tanya Bambang Kusnadi.

"Ngapain mikir soal masa lalu, Mbang. Mengingat-ingat masa lalu hanya cocok untuk mereka yang tak bisa lari dari kenangan," sambut Abu Kumkum.

***