Golkar Diambang Perpecahan?

Untuk menjaga Munas Golkar, Bamsoet dan Erlangga harus berpelukan ala Teletabis, semua kader Golkar tidak kuatir membayangkan masa depan partai yang sudah diambang perpecahan.

Kamis, 28 November 2019 | 23:37 WIB
0
444
Golkar Diambang Perpecahan?
Foto: Katadata.co.id

Apa yang bisa kita percaya dari sebuah Partai politik.? Komitmen terhadap kepentingan Bangsa.? Jangan terlalu berharap, karena itu tidak akan pernah terjadi, karena dalam berpolitik yang cuma ada kepentingan partai dan pribadi.

Demi kekuasaan dan jabatan, para politisi Partai bisa melakukan apa saja, yang penting syahwat politik mereka tersalurkan. Ini yang sedang dialami Partai Golkar saat ini, rebutan kursi Ketua Umum Golkar, antara Bambang Soesatyo (Bamsoet) dan Erlangga Hartarto.

Kubu petahana, mensyaratkan Calon Ketua Umum Golkar harus mendapatkan dukungan minimal 30 persen suara, secara tidak langsung persyaratan ini hanya menguntungkan petahana, dan ini bisa menjadi potensi Sumber perpecahan di internal Golkar.

Aturan dan ketentuan ini dianggap hanya Menguntungkan petahana, juga menimbulkan ketidakadilan dan kesetaraan demokrasi, dalam persaingan merebut kursi Ketua Umum Partai Golkar. Padahal sebelumnya berhembus kabar Bamsoet akan mendukung Erlangga sebagai Ketua Umum.

Begitulah politik, saking dinamisnya bisa berubah seketika, tergantung situasi dan kondisi, juga kepentingan yang ada. Di parlemen pun politisi Golkar sudah mulai terbelah antara pendukung Erlangga dan pendukung Bamsoet.

Berdasarkan sinyalemen yang beredar, dukungan DPD I dan DPD II sudah didominasi Erlangga, karena ketuanya sudah dipilih oleh Erlangga dari kalangan pendukungnya. Kubu Bamsoet merasa sangat dirugikan oleh praktik semacam itu.

Ada wacana kubu Bamsoet untuk menyelenggarakan Munas tandingan, hal ini dipicu oleh dugaan penyelenggaraan Musyawarah Nasional Golkar telah menyalahi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART). Kalau sampai ini terjadi, maka penyakit lama Partai politik kambuh lagi.

Kalau seandainya pun hanya dua Calon ini yang akan bertarung dalam Munas Golkar, tetap saja sangat kecil kemungkinannya Bamsoet akan bisa memenuhi persyaratan 30 persen suara dukungan, apa lagi kalau ada empat Calon yang akan Ikut bertarung.

Potensi Golkar diambang perpecahan tersebut sangatlah kentara. Inilah yang dikuatirkan Ketua PP AMPG, Donny Isman. Dia berharap para senior di Partai Golkar bisa menetralisir keadaan menjelang Munas. Dia berharap Munas Golkar tidak hanya berbicara mengenai Kontestasi politik.

Harusnya Bamsoet dan Erlangga mampu menjaga situasi Munas Golkar lebih kondusif. Partai Golkar sebagai Partai yang tergolong lama, dengan memiliki kader politik yang cukup mumpuni, pastinya bisa menjadi Pionir Partai politik ditanah air.

Alangkah malunya para senior Partai Golkar jika sampai ada Munas tandingan. Hal seperti itu hanya pantas terjadi di Partai kelas menengah, bukanlah pada Partai sekelas Partai Golkar. Syahwat politik kalau dituruti, sama gawatnya dengan birahi politik yang susah dikendalikan.

Donny juga mengkritisi statement kubu Bamsoet yang menyatakan akan melaksanakan Munas Tandingan. Menurutnya hal ini tidaklah bijak. Malah cenderung membuat kader jadi berpikir sebenarnya siapa yang ingin menghancurkan Golkar.

Cara satu-satunya untuk menjaga kondusifitas Munas Golkar, Bamsoet dan Erlangga harus berpelukan ala Teletabis, semua kader Golkar tidak kuatir membayangkan masa depan partai yang sudah diambang perpecahan.

Sumber : Satu / Dua

***