Faktanya sekarang yang bersangkutan bukan menjadi Macan Asia seperti yang digadang-gadang oleh pendukungnya yang disegani atau ditakuti negara lain dengan aumannya.
Kapal-kapal penangkap ikan China memasuki wilayah Natuna dengan dikawal kapal Coast Guard. Bagi pemerintah Indonesia ini merupakan pelanggaran atas Zona Eksklusif Ekonomi (ZEE). Akan tetapi China merasa tidak melanggar batas wilayah perairan Indonesia, karena ia merasa masih di wilayah perairannya. Tentu ini klaim sepihak dari China yang mengabaikan hukum Internasional.
Kontan saja, atas pelanggaran kapal China yang memasuki wilayah perairan Natuna, pemerintah melalui Menteri Luar Negeri yaitu Retno Marsudi melakukan nota protes kepada pemerintah China. Bahkan Menteri Retno Marsudi secara tegas menyatakan, bahwa kapal-kapal China telah melanggar karena memasuki wilayah perairan Natuna yang secara Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) merupakan perairan Indonesia dan China tidak berhak mengklaim perairan itu miliknya.
Menteri Menkoolhukam Mahfud MD juga secara tegas menolak negosiasi dan Laut Cina Selatan sepenuhnya milik Indonesia. Bahkan Mahfud MD mengatakan "Kedaulatan tidak boleh ditukar dengan kepentingan investasi."
Ketua MPR Bambang Soesatyo juga meminta kepada pemerintah untuk tegas dalam mengambil sikap-atas pelanggaran yang dilakukan oleh China.
Kepala Staf Presiden Moeldoko juga mengatakan, "Soal kedaulatan wilayah tidak bisa dinegosiasikan."
Akan tetapi pernyataan sikap yang datar atau dingin justru keluar dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang digadang-gadang menjadi Macan Asia mengatakan, "Cina adalah negara sahabat atau cool saja."
Pernyataan sikap Menhan Prabowo tidak lugas dan tegas seperti Menteri Luar Negeri dan Menkopolhukan yaitu Retno Marsudi dan Mahfud MD.
Pernyataan sikap tegas bukan berarti ingin mengajak perang dengan China. Akan tetapi ketegasan sikap atas pelanggaran batas wilayah perairan di Natuna juga sangat diperlukan. Tidak boleh lembek.
Bisa jadi sikap Menhan Probowo yang cenderung datar terkait Natuna karena beberapa hari sebelumnya yang bersangkutan melakukan kunjungan ke China dan penjajakan terkait sistem pertahanan atau ingin belanja alutsista dari China.
Ini terkesan lucu, mau membeli senjata dari China tetapi Cina melakukan pelanggaran batas wilayah perairan di Natuna. Terus alutsista tersebut digunakan untuk melawan alutsista negara China yang jauh lebih maju.
Prabowo tidak segarang di atas mimbar waktu kampanye yang sering menuduh pemerintah antek asing dan aseng dan kekayaan mengalir ke luar. Sekarang ketika menjadi bagian dari pemerintah sikap garang yang berapi-api kalau berpidato diatas mimbar yang kadang diselingi aksi gebrak meja hilang seketika atau mlempem seperti krupuk yang kebanjiran.
Prabowo yang terkenal dengan jargon, "seribu kambing kalau dipimpin oleh harimau, maka akan mengaum semua, tetapi kalau seribu harimua dipimpin oleh seekor kambing, maka akan mengembek semua."
Faktanya sekarang yang bersangkutan bukan menjadi Macan Asia seperti yang digadang-gadang oleh pendukungnya yang disegani atau ditakuti negara lain dengan aumannya. Yang ada cuma seperti kucing kesayanganya , Bobby, yang cuma bisa mengeong.
Begitulah sebelum dan sesudah menjadi bagian pemerintah terkadang bisa berbalik 180 derajat. Sebelum menjadi bagian pemerintah bebas mengkritik dan berbicara seakan bisa memberi solusi, tetapi setelah menjadi bagian pemerintah terlihat gagap dan tidak segarang persepsi masyarakat. Karena alamnya alam realita yang setiap ucapan dan kebijakannya akan membawa resiko dan konsekuensi.
Jangan sampai Macan berubah menjadi Kucing rumahan yang manja dan lucu.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews