Tujuh indikator ini menjadi modal yang bagus bagi pasangan Jokowi-Amin, apa lagi ditambah dengan Program Kartu Sakti Jokowi-Amin.
Pada akhirnya Pilpres 2019, memposisikan undecided voters menjadi penentu kemenangan salah satu dari dua kandidat dalam kontestasi Pilpres. Undecided voters adalah pemilih yang belum menentukan pilihannya, berbeda dengan Golput. Sementara Golput adalah pemilih yang sudah menentukan pilihan untuk tidak memilih.
Golput sangat kecil kemungkinannya bisa dipengaruhi untuk memilih, posisinya sama dengan kelompok yang sudah menentukan pilihan Paslon. Yang masih mungkin akan memilih, dan menentukan pilihannya saat menjelang waktu pemilihan adalah undecided voters, kelompok inilah yang akan menentukan siapa Pemenang Pilpres 2019.
Apa yang menyebabkan mereka memilih, dan menentukan pilihan kepada salah satu Paslon.?
Inilah yang menjadi pekerjaan rumah bagi Tim Pemenangan kedua paslon, apa yang menjadi daya tarik masing-masing Paslon, sehingga bisa mempengaruhi undecided voters ini untuk menentukan pilihannya. Sekedar performance saja tidak cukup, harus ada kelebihan dari masing-masing Paslon, yang jelas mereka akan lebih realistis dalam menentukan pilihan.
Penetrasi treatment dan program-program masing-masing calon sangat mungkin akan bisa mempengaruhi undecided voters, disinilah fungsi dan peranan Tim Pemenangan dibutuhkan. Partai pendukung masing-masing calon pun harus fokus dalam melakukan penetrasi program masing-masing calon.
Masing-masing kubu Paslon pastinya sudah melakukan survei internal, untuk mencari cara untuk merebut suara undecided voters dan swing voters. Bagi kubu 01, sebagai petahana Jokowi memiliki modal yang tidak dimiliki 02.
Ada 7 Indikator kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi, selama 4,5 tahun menjadi Presiden, ini menjadi modal bagi Jokowi untuk merebut undecided voters dan swing voters. Menjelang waktu pemilihan yang tinggal menghitung hari, modal ini cukup bagi Jokowi, disamping program Kartu Sakti yang sangat menjanjikan.
Berdasarkan Survei Vox Populi yang dilansir Pojoksatu.com, menyebutkan, sebagian besar publik merasa puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi yaitu sebesar 71,3 persen dan sebanyak 28,7 persen tidak puas.
Adapun tujuh indikator yang menunjukkan kepuasan publik atas kinerja Jokowi tersebut,
Survei tersebut dilakukan Vox Populi Research Center pada periode 5-15 Maret 2019 dengan "margin of error" survei sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei itu menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jumlah sampel 1.200 responden yang dipilih secara acak bertingkat mewakili 34 provinsi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.
Tujuh indikator ini menjadi modal yang bagus bagi pasangan Jokowi-Amin, apa lagi ditambah dengan Program Kartu Sakti Jokowi-Amin, yang antara lain Kartu Indonesia Pintar (KIP), kartu Pra Kerja, dan Kartu Sembako Murah.
Tiga Kartu Sakti ini sangat memberikan solusi Bagi kebutuhan masyarakat, dan akan sangat meringankan beban pemenuhan kebutuhan hidup baik jangka pendek, maupun jangka panjang. Modal ini jelas tidak dimiliki oleh Prabowo-Sandi.
Program ini sudah masuk dalam APBN 2019, artinya hanya tinggal direalisasikan jika seandainya Jokowi-Amin terpilih, dan memenangkan Pemilu Presiden 2019. Upaya pensejahteraan masyarakat sebetulnya sudah didepan mata, dukungan dan partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam Pemilu Presiden 2019, yang akan digelar serentak pada tanggal 17 April 2019 yang akan datang.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews