Sejarah Nabi Musa Dijadikan Motivasi untuk Berburu Kekuasaan

Jumat, 28 Desember 2018 | 15:26 WIB
0
858
Sejarah Nabi Musa Dijadikan Motivasi untuk Berburu Kekuasaan
Djoko Santoso (Foto: Kricom.id)

Seringkali sejarah atau kisah-kisah nabi masa lampau dijadikan penghibur diri atau dijadikan motivasi oleh para politikus yang sedang memburu kekuasaan. Keadaan sekarang ditarik ke masa lampau pada kisah nabi, hanya untuk mengundi nasib jabatan atau kekuasaan. Seperti kisah nabi Musa versus Fir'aun.

Sebenarnya Fir'aun itu sendiri bukan nama seseorang tetapi sebutan gelar nama raja atau penguasa. Makanya ada Ramses I sampai Ramses XI. Konon Fir'aun yang dalam kisah nabi Musa dan tenggelan di laut adalah Ramses II .Benar atau tidaknya, wallahu alam.

Nah, kisah nabi Musa versus Fir'aun ini juga dijadikan motivasi atau penghibur oleh Ketua Badan Pemenangan Nasional, Djoko Santoso. Hal ini untuk menanggapi elektabilitas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang menurut dari berbagai lembaga survei masih rendah di bawah pasangan capres-cawapres nomor 01.

Djoko Santoso mencuplikkan kisah Nabi Musa versus Fir'aun ketika terdesak di pinggir laut karena dikejar oleh bala tentara Fir'aun, maka karena doa, pertolongan Allah itu datang dan Fir'aun ditenggelamkan hanya dengan memukulkan tongkatnnya.

"Saya ingat cerita tentang Nabi Musa. Nabi Musa membawa bani Israel dari serangan Firaun yang mengejar. Dan ketika sudah seakan tidak ada harapan, Tuhan memerintahkan Musa membelah laut dengan tongkatnya. Dan Firaun yang tenggelam," ujar Djoko seperti dalam keterangan persnya, Kamis, 27 Desember 2018

Hanya demi kekuasan dan jabatan sampai membuka sejarah nabi Musa versus Fir'uaun. Seakan-akan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melawan petahana yang digambarkan seperti Fir'aun.

Alakangkah kejamnya kalau pilpres lima tahunan ini dengan menyamakan atau menggambarkan melawan penguasa yang dianggap dzalim. Sedangkan kisah Fir'aun sendiri menganggap dirinya Tuhan. Petahana atau capres adalah tidak melawan atau menganggap Tuhan, malah beragama Islam. Dari kakek buyutnnya juga beragama Islam.

Inilah gambaran politik tanah air, untuk menaikkan nama atau gengsi, terkadang mengaku-aku keturunan kerajaan atau raja ini dan itu, padahal tidak ada hubungan sama sekali. Begitu juga sejarah nabi ditarik-tarik untuk memburu jabatan dan kekuasaan para politikus yang sedang terjepit.

***